Monday, June 26, 2006

First semester, an introspection to my 2006 wish list

Hari ini tepat (well, kurang lebih) satu semester sejak dicanangkannya “Wish List 2006” gw. Masih 6 bulan ke depan untuk menggenapi semuanya, namun mari gw evaluasi yang telah terjadi satu semester ini.

Setup wiradikusuma.com
Ide utamanya adalah registrasi domain, sewa hosting, setup CMS+ layout, dan isi dengan content. Meski sekarang akses ke wiradikusuma.com sangat lambat, gambar-gambar tidak tampil dan layout-nya belepotan, belum lagi isinya belum sesuai yang gw harapkan, gw anggap wish ini sudah tercapai 75%.

Yang masih harus dilakukan: migitasi kelambatan (meski itu berarti pindah hosting) dan perbaiki layout. Migrasi CMS mungkin perlu dilakukan.

Deliver MINITIATE
MINITIATE adalah nama sandi untuk sebuah proyek game development berbasis JavaME untuk cellular phones. Motivator proyek ini adalah lomba game development yang iklannya pernah gw baca di suatu majalah ponsel. Proyek ini gagal karena lombanya kelihatannya tidak dilanjutkan panitia. Meski wish ini gagal, beberapa codebase-nya terpakai dalam presentasi gw di JaMU 19 mengenai JavaME.

Help Dad's business
Sampai saat ini gw belum sempat merealisasikan pembuatan website untuk perusahaan papa maupun organisasi yang dipimpinnya. Tapi akan banyak kejutan ke depan, khususnya setelah beberapa business-related events yang (akan) terjadi belakangan ini. Wish ini belum bisa dinilai realisasinya.

Deliver INVEN
INVEN adalah nama sandi untuk sebuah proyek pribadi. Proyek ini tidak diteruskan karena berbagai alasan non-teknis. Wish ini gagal.

Keep wiradikusuma.com up and running
Sekarang gw mulai nge-blog lagi dan mulai memanfaatkan kamera digital built-in 6680 gw. Sayangnya gw masih bingung mau ditaruh dimana blog-blog yang gw buat: blogger, livejournal, friendster atau wiradikusuma.com. Rencana ke depan mungkin menggunakan blog third party (blogger atau livejournal. friendster menyebalkan karena banyak iklan) yang di- feed ke wiradikusuma.com. Kamera digital belum dimanfaatkan untuk merekam gambar accompanying blog. Wish ini 20% terlaksana.

Finish writing book about UML
Gw bahkan belum menyelesaikan bab pertama! Wish ini dikuatirkan gagal. Namun demikian, semoga gw masih punya waktu untuk menulis beberapa artikel lepas. Sekedar “menebus dosa”.. hiks..

Write book about OOAD and/or Java
Tidaaaaaakkk!!!

Write book about advanced Java-related topics
Please stop...!!!

Deliver SEPTERRA stable version
Gw harus mengakui SEPTERRA sudah kandas (lagi). Isu teknis terbesar adalah ketidaktersediaan infrastruktur, tapi aspek non-teknis terparah adalah kemalasan gw. Sangat disayangkan, padahal gw sudah menggembor-gemborkan proyek ini ke banyak orang, termasuk orang-orang di navigasi.net. Account di sourgeforge.net sudah dibuat, dan beberapa orang secara sukarela bergabung. Tapi satu rilis pun tidak pernah muncul.

Beberapa hari lalu gw memang sempat membaca sebuah project open source serupa, dan ini membuat gw kembali menggebu-gebu untuk melanjutkan SEPTERRA. Namun setelah membaca keseluruhan website tersebut, semakin kelihatan kalau sang author ternyata sama seperti gw, hanya bertindak sebatas ide. Wish ini ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan.

Learn Mandarin
Wish ini ditunda untuk tahun depan. Tahun ini adalah tahun programming skill advancement dan health advancement.

Escalate career
Sejauh ini gw banyak belajar hal-hal baru, yang paling signifikan adalah applied knowledge mengenai Ajax, Eclipse, CVS, Subversion dan Maven2 (among others). Secara teknologi memang gw selalu up-to-date, tapi terus terang, sampai saat ini gw masih keteteran mengatur jadwal—bahkan untuk alokasi jam kerja di kantor. Wish ini 40% gw anggap sukses.

Buy camera
Belum, dan mungkin tidak akan terjadi, mengingat kamera built-in 6680 gw masih “cukup”.

Buy new cell phone
Terus terang tadinya gw berpikir tidak akan pernah melakukannya, paling tidak sebelum tengah tahun. Ternyata baru beberapa bulan berjalan (sejak Januari 2006), gw sudah harus melakukannya. Kenapa? Karena alasan yang sangat masuk akal: handphone yang lama hilang. Jatuh dari kantong celana ketika membonceng motor teman. Wish ini dengan bangga gw anggap 100% selesai. Hiks.

Buy notebook
Dulu gw ga pernah niat untuk membeli notebook. Dengan harga yang sama, gw bisa dapat komputer desktop dengan spesifikasi hampir 2 kali lipat. Pikiran gw berubah dengan semakin intensifnya interaksi gw dengan komputer. Bukan karena ketidaktersediaan komputer (sebagian besar hidup gw hanya di kantor dan di rumah, keduanya tersedia komputer), tapi karena gw pengen escape dari ruangan yang (mungkin perasaan gw) mengurung kreativitas. Fleksibilitas juga menjadi alasan. Alangkah enaknya bisa mengetik sambil bersandar di tempat tidur, atau di teras rumah.

Anyway, setelah beberapa waktu lalu berkonsultasi dengan seorang rekan di kantor, wish ini akan ditunda. Alasannya adalah gw masih bekerja di kantor yang mengharapkan kehadiran (physical presence). Keinginan gw untuk mengisi kamar kos (kelak, ketika gw memutuskan untuk kos) dengan notebook mungkin akan diganti dengan desktop bermonitor LCD 17” atau 19”.

Buy motorbike/car
Sejujurnya gw tidak bisa mengendarai motor. Gw bahkan belum pernah mencoba. Selain kedua orang tua yang tidak berminat menyuruh gw belajar (mereka bahkan cenderung melarang, safety issue), gw juga agak males karena takut panas, debu dan rambut acak-acakan. Hehehe...

Tapi belakangan ini hasrat untuk bisa dan punya semakin besar. BBM semakin mahal, jalanan semakin macet, dan satu-satunya mobil di rumah sering dipakai mama. Di rumah sudah ada motor bebek, tapi sebagai pria egois dan keras kepala, gw membutuhkan motor paling tidak sejenis Tiger (dan ini membuat orang tua gw semakin kuatir, berhubung gw suka ngebut naik mobil). Kalau tidak jadi beli motor, ya gw usahakan beli mobil sendiri. Wish ini belum terealisasi.

Buy new glasses
Seharusnya gw sudah beli dari dulu, mengingat gw sudah pakai sejak kelas 2 SMP (dan kacamata pertama itu sekarang kondisinya sangat memprihatinkan), tapi uang gw selalu saja habis. Untung beberapa minggu lalu sepulang dari rumah Boi, gw langsung mampir ke toko kacamata langganan. Mumpung ada uang, begitu pikiran gw waktu itu. Jadilah gw beli.

Bentuknya persegi seperti yang pertama, tapi lebih pipih (lebar lebih panjang, tinggi lebih pendek). Kata teman-teman kantor, gw “sekarang pintarnya terlihat”. Namun sampai sekarang gw masih kurang nyaman memakainya, rasanya ukurannya (minusnya) kurang pas (atau hanya perasaan?). Anyway, wish ini ditutup sampai gw membutuhkan kacamata yang lebih sesuai. Semoga tidak.

Visit dentist regularly
Ah, ini favorit gw. Seperti kebanyakan orang di planet ini, gw memiliki masalah dengan gigi. Sekarang ini 2 dari 6 tambalan gigi (hiks...) gw sudah rusak, sejak hampir satu tahun yang lalu! Bodohnya, sampai sekarang gw belum memulai kunjungan ke dokter gigi sejak terakhir waktu kuliah. Antara malas, mahal (gw yakin, 2 tambahan itu—dan perawatan pendukung lain—akan menghabiskan jutaan!), dan (merasa) belum butuh. Kita lihat nanti bagaimana penyesalan gw. Gw masih mencari proyek jutaan tambahan untuk menutup biaya ke dokter gigi, hehe…

Setelah menjabarkan dan menganalisa satu per satu, terlihat bahwa secara keseluruhan wish list gw baru selesai 25%. Untuk semester mendatang, bisakah gw konsisten dengan apa yang gw resolusikan di awal tahun? Akankah ada kejutan-kejutan positif? Kita tunggu enam bulan lagi. Sementara ini gw akan menjalani hidup dengan prinsip berusaha yang terbaik, era et labora, Soli Deo gloria.

Monday, June 19, 2006

Sekali lagi lupa

Entah untuk yang keberapa kalinya gw bilang ini: "Gw pelupa banget sih!" Gw lupa request klien internal gw, gw lupa sampai mana project kantor yang gw tinggal berakhir pekan (dan itu hanya dua hari!), gw lupa... duh, sekarang gw lupa apa yang gw lupa! Ada apa dengan Thomas?


Mungkin karena gw kurang tidur. Belakangan ini jatah tidur gw memang diambil kerjaan kantor yang gw bawa pulang, belum lagi beberapa open source project yang masih tahap inception. Mungkin juga karena gw kurang nutrisi. Belakangan ini gw jarang minum vitamin dan susu secara teratur (kenapa? karena gw lupa!), padahal pola makan gw sudah kacau. Atau, mungkin karena gw terlalu freak dengan programming (since I spend 70% of my time doing it).


Ada anekdot yang bilang, "Pelupa seperti profesor." Gw pelupa, tapi gw bukan profesor. Duh, tapi kalau memang begitu, jangan dong... Gw bukan tidak mau jadi profesor (Prof. Thomas. Hmm...), tapi gw takut karena kebanyakan berpikir, rambut gw pada rontok! Buktinya, setiap kali berpikir (berat), rasanya kepala ini langsung panas seperti mesin sedang bekerja. Benarkah kebanyakan berpikir membuat rambut rontok? Duh.. otak gw ga bisa diajak kompromi lagi, dia terus bekerja!

Tuesday, June 13, 2006

Keteteran

Selama ini gw suka membawa kerjaan kantor ke rumah. Gw lebih nyaman bekerja di kamar gw yang tidak begitu dingin, dengan Samsung SyncMaster 17” yang datar dan nyaman dilihat. Di rumah juga tidak ada dering telepon yang mengganggu konsentrasi, dan tidak ada rekan-rekan kerja yang tiap beberapa menit bertanya ke gw. Bagaimana rasanya ketika sedang berpikir mengerjakan soal ujian tiba-tiba teman sebelah Anda bertanya dan memecah konsentrasi Anda? Ulangi itu setiap lima belas menit selama delapan jam, setiap hari. Anda akan mengerti keadaan gw. Ini sebabnya gw selalu pulang kantor jam 5 tepat. Bukan karena gw bosan bekerja, tapi karena ingin cepat-cepat melanjutkannya di “sarang” gw.

Sekarang gw benar-benar keteteran. Gw telah mengikat kontrak moral dengan guru SMA gw, dimana kami sepakat mengembangkan sebuah (prototype) sistem informasi open source untuk sekolah. Sementara itu gw juga sibuk membantu papa mengurusi infrastruktur perusahaan barunya. Buku-buku menarik mengenai teknologi terbaru juga telah menanti di samping tempat tidur, menunggu untuk dibaca dan dimengerti. Belum lagi kerjaan-kerjaan recurring yang sampai sekarang tetap ada. Sekarang gw justru menulis blog.

Semuanya memang dilakukan di luar jam kantor. Di dalam waktu yang terbatas. Di luar kemampuan sebagai manusia. Di dalam otak gw. I must do some sort of time management. ASAP.

Monday, June 12, 2006

Hidup dan musik

Untuk entah keberapa kalinya, speaker TEAC kiri gw rusak. Mungkin harus benar-benar dipensiunkan. Mereka lebih tua dari gw. Agak sayang, terus terang, speaker box 35x55x24cm itu dalam kondisi baik suaranya masih sangat bagus dan jernih. Lagipula mereka klasik.

Jadilah hari ini gw mengetik tanpa ditemani musik. Sepi. Begitu berpengaruhnyakah musik pada kehidupan manusia? Atau hanya gw?

Kadang gw suka menyetel suatu lagu baru (dalam artian “baru gw tahu”, belum tentu—dan sering malah bukan—new release) berulang-ulang, dan rasanya tidak pernah bosan mendengarkannya. Namun beberapa minggu kemudian, ketika gw mendapati lagu lain dimana gw kemudian menyetelnya berulang-ulang juga, lagu “favorit” sebelumnya tiba-tiba menjadi “sangat tidak menarik”. Merasa déjà vu?

Kadang juga, gw mengalami love at first hearing (bukan sight) kepada lagu yang menurut teman-teman gw, “banci”. Seperti cinta terlarang, gw mendengarkannya secara diam-diam, takut dicemooh teman. Dianggap tidak maskulin, dianggap “cemen”. Tapi untung saja, sejauh ini maskulinitas gw tidak tepengaruh dengan lagu-lagu semacam itu (dan sejujurnya, gw belum pernah dengar ada yang bisa begitu).

Namun gw bukan seorang radio head sejati. Gw tidak peduli lagu yang gw dengar itu fresh atau basi, selama “masuk” di telinga (at a given moment), gw tidak mempermasalahkannya. Gw bahkan tidak punya radio. Dan kepala gw juga masih bulat, tidak persegi seperti kebanyakan bentuk radio.

Sebelumnya gw sok purist. Gw hanya “beraliran” musik tertentu. Gw suka lagu yang instrumental—skill show off, seperti klasik atau jazz. Alasannya sederhana: gw tidak bisa nyanyi, gw hanya bisa (sedikit) bermain gitar. Ketika lagu itu dilantunkan, gw bisa turut mengiringi (meski “mengiringi” bukan kata yang tepat, karena ketika musik berhenti dan gw bermain sendiri, suara gitar gw lebih mirip seseorang tercekik daripada gitar yang dimainkan di lagu). Kini gw menyerahkan preferensi musik ke telinga dan hati gw. Mungkin juga karena gw makin jarang bermain gitar.

Dan, ngomong-ngomong soal preferensi musik, gw masih berpikir dangdut itu dinikmati karena “visualisasinya”. Gw tidak bermaksud memulai perdebatan halal tidaknya goyangan Inul cs (dan gw tidak peduli. Toh gw hanya menonton mereka sekilas—gw memang tidak pernah lama di depan TV), gw hanya bingung dimana letak nikmat dangdut ketika didengar dari radio, dimana “kelebihannya”? Hey, sebagai pria sejati gw mengharapkan lebih!

Hmm.. berbicara tentang goyangan/tarian.. gw akan sangat beruntung menemukan pacar yang mau menari di depan gw, secara eksplisit berusaha menggoda gw. Sejauh ini belum ada.

Friday, June 09, 2006

World Cup 2006

Ketika sebagian besar penduduk Indonesia memutar SCTV untuk menyaksikan Piala Dunia 2006, disini gw menonton.. Kontak Jodoh.

Ini benar-benar tolol. Dari kemarin gw sudah tahu 9 Juni adalah pertandingan perdana Piala Dunia. Gw juga tahu SCTV memegang hak siar eksklusif seluruh pertandingannya. Itu sebabnya ketika jam 11 malam gw menyetel SCTV dan yang muncul acara “Kontak Jodoh” (judulnya memang demikian), gw berpikir, “Mungkin Piala Dunianya telat, ini inisiatif SCTV mengisi slot kosong”.

Gw mandi.. makan.. dan di layar TV masih acara yang sama. Gw mulai mengumpat-umpat panitia Piala Dunia yang tidak becus mengurus perhelatan akbar seantero jagad itu. Gw sempat berpikir, jangan-jangan sebagian besar key person di situ orang Indonesia. Maklum gw orang Indonesia sejati, gw tahu kebiasaan bangsa ini soal waktu.

Kemudian gw menelpon seorang teman, sekedar menghabiskan waktu ketimbang menonton acara yang menurut gw tidak bermutu. Selesai berbasa-basi gw berkomentar, “Lama juga ya mulainya. Masih Kontak Jodoh.”

Jawaban teman gw membuat gw tiba-tiba orang paling tolol sedunia, “Kontak Jodoh? Ini udah 2-1! Lagi seru-serunya nih! Lo setel stasiun apa sih?” Selidik punya selidik, ternyata di TV gw tidak muncul pertandingan bola karena gw menggunakan TV kabel.

Benar-benar konyol. Gw sama sekali tidak sadar. Gw pikir untuk stasiun-stasiun nasional, TV kabel langsung me- loss -kan saja isinya. Ternyata tidak demikian. Kenapa dari awal mereka tidak memberitahukan ya? Atau gw yang tidak peduli? Sialnya lagi, antena lama gw sudah raib entah kemana. Akhirnya gw matikan TV, setelah sebelumnya gw potret beberapa gambar di layar untuk bukti ke teman gw bahwa gw tidak bercanda.

Mungkin ini harus terjadi supaya gw istirahat. Belakangan ini gw memang sering menyaingi jam kerja Batman. Besok pagi harus gw cari dimana antena sialan itu.

Wednesday, June 07, 2006

Hari-hari "yang diramalkan"

Kemarin tanggal 6, tepatnya 6 Juni 2006, atau kalau disingkat, 06-06-06 (666). Beberapa hari menjelang kemarin, sebagian orang memprediksi akan adanya musibah besar, entah apa, yang akan terjadi di tanggal itu. Mereka menganggap tanggal tersebut “sial” karena berkaitan dengan angka “iblis” seperti tertulis di kitab suci.

Gw tidak mempermasalahkan benar tidaknya apa yang tertulis, tapi yang gw tahu Dia tidak menciptakan penanggalan. Manusia yang melakukannya. Dan jika kita menganggap apa yang tertulis merupakan sabda, secara logika tentu kurang cocok menghubungkannya dengan apa yang diciptakan oleh manusia. Bagaimana kita tahu bahwa tanggal 6 Juni 2006 (yang “kita ketahui”) adalah tanggal 6 Juni 2006 (yang “sebenarnya”)?

Yang pasti, sampai hari ini, 7 Juni 2006 (satu hari setelah tanggal “sial” tersebut), gw dan kebanyakan orang masih menjalani hari seperti hari-hari sebelumnya. Dan kalaupun ada sesuatu yang buruk terjadi pada hari itu, menurut gw bukan “karena hari itu maka demikian”, namun karena “ orang-orang bersugesti mengenai hari itu sehingga demikian”.

Dan, oh ya, ngomong-ngomong soal hari “sial”—Tahukah kalian hari ini pun didesas-desuskan orang akan terjadi gempa hebat di Jakarta? Rumor itu bahkan dikabarkan berasal dari CNN. Sempat kuatir juga, meski tidak mengambil tindakan apa-apa (karena bingung?) :-) Namun setelah memikirkan kata-kata Epikurus, seorang filsuf Yunani kuno, bahwa manusia harus memandang kematian dengan sebelah mata (bukan karena kematian itu ada atau tidak, tapi karena yang ada dan berarti hanyalah hidup ini), gw menjadi lebih tenang. Mungkin karena gw sok religius dan percaya semua yang terbaik akan diberikan, mungkin karena gw terlalu sibuk dengan hidup gw sebagai programmer payah, atau mungkin karena gw terlalu cuek, tapi yang pasti gw tidak ambil pusing dengan rumor itu. Dan kita masih disini kan ?

Turut berduka atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.

Monday, June 05, 2006

First mobile blog

This is my first moblog posting!

Looking for my geek side?