Tuesday, November 20, 2007

[Announcement] JaMU 07.11

Dear JUGgers,
JaMU 07.11 rencananya akan diadakan pada tanggal 24 Nopember 2007. Berikut ini detil acaranya:

Java Meet Up (JaMU) 07.11 - Jakarta

Tempat:
SUN Microsystem Indonesia
Lantai 13, Gedung Wisma Metropolitan I (WTC Sudirman)
Jakarta

Waktu:
10.00 - 12.00 WIB

Hari/Tanggal:
Sabtu, 24 Nopember 2007

Pembicara dan Topik:
Samuel Franklyn - Web Service

Biaya:
-- FREE --

Pendaftaran:
Kirim email ke: jug-indonesia-owner@yahoogroups.com

Subject: [JaMU 07.11] Registration

Content:
Member Information
Name:
Position:
Company:
Website:
Contact Number:
Comment:


Note:
  • Tidak ada konfirmasi dari moderator, jadi silakan langsung datang ke acara.
  • Registrasi diperlukan untuk keperluan administrasi JUGI dan Sun Microsystems Indonesia

Sunday, November 18, 2007

Belanja di Indocomtech 2007

Kemarin gw bersama my honey pergi ke Indocomtech 2007, Balai Sidang Jakarta.

Objektif gw adalah beli laptop untuk mama dan papa (masing-masing satu), scanner, ransel laptop untuk nanti gw bersepeda (I'm planning to Bike to Work), kamera digital SLR dan headset.

Yup, that's a lot of stuff. Mumpung pameran, siapa tau dapat diskon (tapi benar ga sih?). Gw belum tau merk+tipe barang-barang yang akan gw beli, sehingga supaya lebih efisien, pertama-tama gw mengumpulkan brosur dari setiap booth, lalu menyortir sambil duduk.

Papa ga mau dibeliin laptop sekarang, satu barang berkurang. Tadinya mama mau gw beliin laptop 12", tapi mama menolak dengan alasan "susah ngeliatnya". Karena mama ga butuh spesifikasi canggih, pilihan gw jatuh pada apapun yang termurah tapi tetap berkualitas.

Akhirnya gw memilih Zyrex 14" seri Cruiser FLP, Rp.4.8jt. Dengan DVD-RW, webcam 1MP, card reader, WiFi, 512MB dan 80GB, it's a bargain. Komplain gw hanya included laptop bag yang terkesan (dan memang) murahan dan terlalu sempit. Gw rela harganya lebih mahal Rp.100ribu untuk tas yang lebih baik. Sayang kan kalo ga terpakai.

Laptop yang gw beli ternyata ada 2 pixel aneh (dead pixel?) berwarna merah jambu. Tadi pagi gw mampir ke pameran untuk komplain, ternyata langsung diganti barang lain (gw ga bilang "baru", karena memang ga tau). I'm impressed. Ada sedikit baretan di body, tapi gw ga begitu ambil pusing. Dalam 1-2 minggu pemakaian, mama bisa membuat baretan lebih banyak.

Pilihan scanner jatuh pada Canon 4400F. Paling murah (untuk kelasnya lho), tapi bisa scan negatif film. Harganya Rp.1,075jt. Untuk SLR gw naksir Canon EOS 400D untuk SLR (sial, di website official-nya udah ga dipajang), tapi my honey bilang dia punya teman di Datascript yang mungkin bisa memberinya harga lebih menarik. Gw menunda pembelian kamera.

Gw lupa beli ransel laptop, akhirnya baru beli tadi pagi (sekalian komplain ke Zyrex). Gw beli Spark, Rp.195rb. Bukan karena terbaik/termurah, tapi karena gw males nyari-nyari (booth-nya ada di depan).

Tadinya pengen beli sennheiser, tapi 600ribu untuk sebuah headset (earphone dan mic) is too much. Akhirnya gw beli merk ga jelas Rp.49rb. Terus terang gw kecewa dengan kualitasnya. Tapi yang penting bisa dipakai untuk podcast dan narrated screen recording.

Gw juga beli mouse USB kecil (Rp.40rb) untuk mama, 100 keping CD kosong pesanan teman (Ro.130rb) dan 10 DVD kosong untuk tujuan backup (Rp.25rb). Tadi pagi gw beli CD case 2 buah untuk mama dan organisasi DVD-DVD film yang bertebaran di lantai kamar. Gw juga beli flashdisk 1GB Sandisk (Rp.100rb) dan Kingston (Rp.100rb) untuk masing-masing adik gw.

Waks.. gw ga berpikir untuk bawa mobil, padahal ternyata barang bawaan gw banyak. Geblek. Padahal kami ada rencana karaoke di Happy Puppy di Puri. Akhirnya naik taksi deh (dan pulangnya ke Bekasi juga dari Puri).

Trims untuk my honey yang udah menemani aku belanja dan karaoke (akhirnya!). Maap ya gara-gara aku kamu jadi bolos kuliah.. Kuliah sama aku aja ;-)

Monday, November 12, 2007

Bicycle for Earth Goes to Bali

Ternyata liputan yang kemarin gw lihat di TV adalah dalam rangka melepas Bicycle for Earth Goes to Bali--kontingen yang akan melakukan kampanye perubahan iklim. Kontingen ini akan bersepeda melintasi 44 kota di Pulau Jawa dan Bali selama 11 hari.

Secara kebetulan kemarin malam gw menonton An Inconvenient Truth dari Al Gore. Film yang menarik. Gw sangat tergugah sehingga memutuskan untuk menjadikan Lingkungan sebagai salah satu prioritas gw untuk tahun 2008 (seperti Wish List tahun ini). Tentu aja, untuk take action ga harus menunggu selama itu :-)

Sunday, November 11, 2007

Presiden SBY mempromosikan sepeda

Tadi malam gw melihat sekilas di TV, Presiden SBY bersepeda sambil mempromosikan kegiatan bersepeda. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo bahkan mengatakan jika pengguna sepeda di Jakarta mencapai certain threshold, dia akan mempertimbangkan jalur khusus untuk sepeda. Wow!

Keduanya berita baik untuk dunia persepedaan dan lingkungan hidup pada umumnya. Jika kita bisa lebih sering bersepeda atau menggunakan kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi (motor atau mobil), kita bisa mengurangi kemacetan, biaya transportasi dan polusi udara.

Semoga ini bukan hanya untuk menyambut KTT di Bali nanti.

Tuesday, November 06, 2007

Second day

Gw menunggu omprengan lagi. Bete. Dulu waktu kerja di Slipi Jaya (Asuransi Central Asia) gw hampir ga pernah rebutan dan menunggu lama seperti ini.

Ga lama kemudian ada omporengan datang. Gw naik di belakang, trus teriak ke sopirnya, “Komdak ga Pak?” “Ga,” katanya. Gw turun. “Mau kemana Mas?” Ternyata sopirnya tetangga gw! Akhirnya gw naik mobil dia.

Di perjalanan ada sedikit insiden, mobil yang kami tumpangi terserempet bis kota (dan mengganggu tidur gw). Tetangga gw sempat bersitegang dengan sang kenek, untung sopirnya bilang nanti sore diselesaikan di pool mereka. Keputusan bijak, otherwise semua orang di mobil dijamin telat.

Sebelumnya gw pernah dikasih tau di SCBD ada yang namanya bis kawasan, bis yang khusus melayani daerah itu. Layak dicoba, lumayan hemat 5 ribu Rupiah untuk ojek.

Sesampainya di daerah BEJ, gw bertanya ke satpam yang sedang sarapan. “Di halte sana,” katanya dengan mulut penuh sambil menunjuk ke tikungan. Hm, ga begitu jauh, gw pikir. Gw berjalan kaki kesana. Lho, dimana haltenya? Mungkin kesanaan lagi, gw pikir. Gw terus menyusuri trotoar... lumayan lama berjalan dan halte sial itu ga kelihatan juga.

Gw bertanya lagi ke satpam yang kebetulan lewat, katanya, “Bis kawasan? Nunggu disini juga bisa.” Gw akhirnya menunggu sambil menggerutu, seharusnya dari tadi ga perlu jalan sejauh ini! Ga lama kemudian bisnya datang, gw naik. Untung duduk, beberapa saat kemudian bisnya langsung penuh.

Gw memperhatikan jalan dengan seksama, berpikir keras, “Turun dimana ya?” Gw menunggu dengan sabar, beberapa penumpang turun, dan turun lagi. Bis mulai sepi. Gw mulai panik. Ga lama kemudian... lho kok BEJ lagi? Gw akhirnya naik ojek.

Menu hari ini adalah soto... atau semacamnya. Gw ga peduli, yang penting enak. Belajar dari pengalaman kemarin, hari ini gw mengambil nasi lumayan banyak. Gw kapok naga-naga di perut berdemonstrasi sebelum makan malam tiba.

Pekerjaan di kantor ga ada yang menarik untuk diceritakan. Seriously. Hanya saja gw agak protes dengan penerangan di ruangan yang lebih cocok untuk warung remang-remang (Disclaimer: Gw belum pernah ke tempat seperti itu, ini asumsi).

Sore menjelang pulang tiba-tiba hujan deras. Waks! Untung tenaga dalam gw berhasil membuat hujan berhenti (OK, ga seperti itu). Gw naik ojek ke BEJ, lalu naik bis AC yang ke Bekasi.

Karena tau perjalanan pulang akan macet mandraguna, gw memutuskan untuk naik bis yang muter dulu di Blok M, yang penting dapat tempat duduk. Alhasil gw sampai rumah 30 menit lebih lama dengan resiko batu ginjal lebih besar (menahan pipis).

Monday, November 05, 2007

First day at my new office

Sebelumnya gw pernah cerita gw keluar dari tempat lama karena ditawari pekerjaan di tempat lain.

Pagi-pagi gw berangkat dari rumah naik omprengan. Gila, macet banget. It took me almost two hours just to get to the office. Padahal kantor baru gw di Tulodong (ya, ini nama daerah di Jakarta, Selatan tepatnya, bukan Depok, Flores apalagi Papua). Itu belum termasuk waktu menunggu omprengan yang lumayan lama.

Gw udah setahun ga naik omprengan ke kantor, maklum sebelumnya gw kos. Gw shock, 1 tahun berlalu dan keadaan jalan justru bertambah parah. Kok orang-orang betah ya?

Akhirnya gw sampai di kantor dan untungnya masih lumayan sepi (ternyata disini 9 to 6). Setelah menunggu sebentar, gw dan seorang anak baru di bagian Quality Assurance (QA) diperkenalkan dengan semua orang yang ada di kantor. Lumayan banyak, tapi gw hanya berhasil mengingat segelintir nama.

Enaknya disini, gw ga perlu repot-repot keluar untuk makan siang. Disini tersedia katering. Menu hari ini adalah nasi goreng bertabur irisan sosis, telor mata sapi, beberapa iris timun dan daging a’la Hokben (don’t ask me, I don’t know the name).

Hari ini belum begitu sibuk. Gw masih berkutat seputar clean install semua program dan mempersiapkan development environment. Lumayan lama karena semua driver harus di-download, entah kemana CD recovery-nya.

So much for going to work, going home is another challenge. Gw bergabung dengan ribuan orang yang pulang kerja ke arah Jakarta Timur dan sekitarnya. It took me one and a half hour to get home. Sempat berpikir, apa sebaiknya gw kos lagi ya?

Sunday, November 04, 2007

Blog jadul: Last borrowing

Jadul blog continued. Blog dibawah ini ditulis beberapa waktu setelah gw selesai sidang skripsi, tapi belum lulus.

Last borrowing

3 Maret 2005

Today, as usual, is started with me wake up late :-) I woke up at 9 and rushed for breakfast (last night's roasted chicken, yummy!). I was going to do some workouts, but my job (my freelance job) demanded more attention, so I went with the "first thing first" 'philosophy' (BTW, Steven Covey would say that workout is more important, it is in the quadrant II. But, hey, the job was killing me!).

Done with the job (actually, it hadn't done yet, but the hell with that), I decided to do the work out. Ahh, working out… good for the muscles. Anyway, just a couple of minutes starting up, while doing sit-ups, pap came into my room and asked me to deal with some Telkom guys just outside. The fax line really got a problem, that's why we asked Telkom to check things down here.

I was not feeling OK with my pap' request (I was working out!), but pap was not well, so I 'voluntarily' went outside to meet the folks. One of them asked, "What's the problem kid?" And you know what, I had no idea! I went back inside, and asked pap in his room about that. Well, guess what, pap went outside and did things his own (and rendered my 'effort' useless ^_^). Hey, if I had known the problem, I would have done it my self! Ironic it was, but every body close enough to me know how ignorant I am with my surroundings. This attitude must change.

Finished with working out, bathing, and eating, I went to the office. This is Monday, but it was 1 o' clock, so traffic is not a problem. At the office, I submitted my progress. Not bad, I didn't get irritated. FYI, I work as a freelance Multimedia Author (or Designer, whatever the name is) in ElexDigital, multimedia division of Elex Media Komputindo (Gramedia).

Last Friday I was irritated a lot (yup, it's me, always at the heart of problem): it had been 4 months since project initiation, but I hadn't done any significant progress (this should had been a one month project). Anyway, it's not that I'm lazy, but with my super-tight schedule (and why is that?), I was unable to work consistent and allocate time for the project. Darn, it's the first series of eight. 7 more to go (and they haven't even started!).

To be honest, I was really not comfortable. The manager is my relative, so things looked like I was protecting my laziness behind the manager's power. I am not like that! One self speaks louder than one's voice. I got to prove my definition.

Anyway, back to the main story, Febbie, my supervisor, behaved much softer than last day. Why? Was she realized that she was too hard to me? Or was it my progress made her happy? I didn't know, I didn't care, the important was things went fine.

Lastly, I went to Binus. Darn, highly trafficked. I thought it must be in the junction next to Binus (I was right). I sent an sms to Dimas, a new friend I met in omprengan a couple of days ago, just to ask why he hadn't sent me email (sending it was the only way to get his email address). I decided to continue my way on foot, so I jumped out angkot .

At Binus, I took a wash for my face (as usual, I always clean my face after I go outside, especially when it's hot and dusty. but don't worry, I don't straightly pour water to my face when it's 'not stable'—sweating and just had direct and prolonged hit from sunray, people said it's not good), and proceeded to library. In there I met Teguh and his thesis team.

They worked on their thesis this semester (8th). They will be using ASP (Microsoft's server-side scripting language), and they hosted on Bank Indonesia (wow, they were lucky! But I didn't ask how they got such channel). We had talks, and one of my 'advice' is the usage of iterative and incremental method. Surprisingly enough, they knew.

Why was I surprised? Because in Binus they teach you the Waterfall conventional method, and I was quite sure that not much Binusian know about that quite new method I suggested (even I knew it by accident, from a book on OOA/D while I was working on my thesis last semester). It figured out that they figured the things from BI. Interesting.

I was eager to do more talks (I like discussions, interactions with people, showing empathy), but time was running quick. I had to go home immediately (it's getting noon! it's about time for people to go out of their office and go home!), so I rushed to find a book, any interesting book.

I picked a book titled Introduction to Information Systems (James A. O'Brien), just curious to know how business can benefit from IT (why? because the 'fund raiser' for IT is the business world. Ignorance to the fact will commit me lifetime programmer—lowest in IT 'caste'). When I took the book to borrow, the man behind desk said that I couldn't borrow the book. The computerized system notified that I had graduated, so I couldn't borrow any book.

Interesting, even I didn't realize that I graduated already (I haven't submitted my hard-covered thesis)! Luckily, a lady with authority was kind enough to allow me borrow the book. Just once, and it was my last book. So melancholic. Anyway, it irritated me, because I like to read (any book), and there's a lot of good (at least, to my interest) books in the library. It was okay; I can still read it in the library.

Having from the 3rd floor (library), I decided to take some food in the food court to fill my starved stomach. After that, I went straight home, only to find the street highly congested (it was out-of-office time). Just why was it so coincidental? That's all for today; I 'enjoyed' my rather frustrating routine life (such as, standing in the bus full of people—like a canned sardine).

Blog jadul: Days of Horror

Blog jadul selanjutnya. Gw lupa judulnya, jadi gw karang yang baru.

Days of Horror

1 Januari 2006

Maybe it’s just me being melancholic. Tapi sekarang jantung gw berdetak keras banget, keringat bercucuran. Ini gara-gara kepikiran sama project sialan (gw harus menyebutnya demikian, maaf) yang deadline-nya besok, sementara ada beberapa request for change yang urgent tapi masih pending.

Arrgh! Gw benci saat-saat begini. Well, sejujurnya dulu gw agak menikmatinya. Sepertinya gw psikopat, karena ketika saat-saat genting seperti ini, gw justru semakin bergairah. Bersembunyi dibalik kata-kata, “You can do it, Thom. The deadlier, the better. You’re a complete genious. You can handle it.”

Unfortunately, most of the time, I can’t. Meskipun ternyata bisa, itu meninggalkan perasaaan kurang puas dan bersalah. Dan entah kenapa, gw tetap mengulanginya.

Di saat begini gw menyalahkan sifat-sifat yang gw miliki sebagai seorang programmer. Optimistic, yang kelihatannya seperti menyepelekan. Curious, yang justru lebih terlihat terlalu maruk dan ga realistis. Creative, yang justru lebih banyak menimbulkan masalah.

Di saat begini gw ingin menangis. Ingin menyandarkan diri ke seseorang yang dapat gw andalkan ketika gw jatuh. Kadang gw begitu rapuh untuk diandalkan, kadang justru gw butuh orang lain. Kebanyakan waktu gw justru merasa sendirian.

Hebat, gw cengeng banget sih!

Blog jadul: Detik-detik Prokla, eh, Pergantian Tahun

While digging my old archive, gw ketemu beberapa blog jadul. Ga tau deh pernah gw publish atau belum. Selamat menikmati..

Detik-detik Prokla, eh, Pergantian Tahun

31 Desember 2005


Beberapa jam lagi, tepat setelah pukul 00:00, tahun berganti. Beberapa hal rutin setiap tahun baru:
  • tiup trompet, mungkin trompet gratisan yang dibagi ketika menghadiri suatu acara
  • salam-salaman, peluk-pelukan, siapa tau berkesempatan mencium/dicium gebetan
  • kirim SMS (pasti banyak yang pending), biasanya nunggu satu SMS greeting masuk (daripada bikin sendiri, blom tentu bagus), trus di-forward to many
  • menelpon, meski biasanya jarang banget (entah pulsanya seret, atau malah nunggu telpon masuk)
  • ganti kalender-kalender di dinding, kemungkinan dari promo-promo perusahaan
  • berdoa, bagi yang religius, punya banyak harapan di tahun yang baru, atau sekedar sadar karena di tahun yang lama punya banyak dosa
  • teriak-teriak ga penting
  • lompat-lompat ga penting
  • tidur, keburu ngantuk atau salah ngitung tanggal
  • dan lain sebagainya
Dan yang sekarang ga begitu rutin:
meledakkan petasan, takut disangka teroris

Apapun kegiatannya, rasanya pergantian tahun kok bikin merinding yah. Mungkin karena perasaan takut, “Tahun depan gw dapet kerja ga ya?” atau menyesal, “Sial, sampai sekarang gw blom punya cewe!” atau.. entahlah.

Tapi terus terang, tahun 2006 akan menjadi tahun dimana gw banyak menggantungkan harapan. Ya, banyak harapan. Apalagi sekarang gw udah kerja.. dapet duit rutin tiap bulan (meski kayaknya blom setengah bulan kok udah lenyap ya?).. udah dewasa.

Wah, dewasa, what a strong word. Tapi.. apa iya gw dewasa? Apa sih kriteria menjadi dewasa itu? Apa untung ruginya menjadi dewasa?

Gw ga bisa menemukannya di kamus, gw juga ga bisa mencarinya di Google (bukannya ga ada, tapi gw males, hehe). Yang gw tau, sekarang gw udah kerja, kedua orang tua gw kesehatannya udah mulai menurun, sedangkan ade2 gw masih kuliah. Gw ga akan mendiskusikan makna kedewasaaan disini. Gw akan membuktikannya.

IMAP for Gmail now works for everybody

You might have heard about the rumor: Gmail now supports IMAP. Why IMAP? Quoting Gmail Help Center:
IMAP offers two-way communication between your web Gmail and your email client(s). This means when you log in to Gmail using a web browser, actions you perform on email clients and mobile devices (ex: putting mail in a 'work' folder) will instantly and automatically appear in Gmail (ex: it will already have a 'work' label on that email).
This feature is useless if you only access Gmail from your browser, but it's a WOW for those who frequently access it using some e-mail client (Outlook, Thunderbird, etc).

You might also have heard that IMAP support is not for everybody (because Google changes Gmail in waves). There has been some tricks over the net such as logging out and logging back in to activate the IMAP. The success factor for those tricks is unknown.

I'm one of those unfortunate souls, I still don't have IMAP option in my "Settings" page. BUT I manage to make my e-mail client (I'm using Thunderbird 2.0) communicate to Gmail through IMAP, without any hack.

How? If you follow the instructions, you will be told to enable IMAP in your Gmail account and, once IMAP is enabled, follow the configuration instructions for your client of choice. If there's no "Forwarding and POP/IMAP" option in your "Settings" page, don't quit! Continue working on the client configuration instead.

It worked for me. It should work for you too (I still don't have IMAP option in my "Settings" page).

Saturday, November 03, 2007

Masalah harddisk sudah selesai

Menindaklanjuti masalah harddisk yang pernah gw tulis di blog, kemarin Jumat gw pergi ke Mall Taman Anggrek untuk mengurus harddisk yang cacat.

Sebenarnya gw mengharapkan mereka menukarkan harddisk via delivery, karena kesalahan ada di pihak mereka (harddisk gw terima dalam keadaan rusak). Tapi ya sudah lah, konsumen di Indonesia memang selalu dalam posisi lemah.

Ternyata yang rusak adalah PCB-nya. Mereka sudah mengganti dengan yang baru, no replacement charge nor service charge, dan sekarang harddisknya sudah bisa dipakai seperti seharusnya.

Saran buat teman-teman yang membeli barang lewat delivery: Coba dulu barangnya begitu kalian terima, sebelum kurirnya pergi. Jangan serah terima sebelum yakin barangnya "baik-baik saja".

Friday, November 02, 2007

Juga tidak kos lagi...

Oh ya, lupa nambahin di blog Last day at work. Sehari sebelumnya adalah hari terakhir gw nge-kos. Mulai 1 November 2007 gw ga kos lagi di Kebon Jeruk, dan untuk waktu yang belum ditentukan akan tetap tinggal di rumah gw di Bekasi. So many memories in Kebon Jeruk..

Saat itu gw dijemput mama dan salah satu adek gw untuk beres-beres. Ternyata banyak juga barang-barang yang harus diangkat. Kijang aja langsung penuh. Kasur, dispenser air, AQUA galon, meja, kipas angin, buku-buku, pakaian, dan masih banyak lagi benda-benda kecil.

Untuk yang tertarik dengan kamar kos gw, lihat entry-nya disini. Siapa tau ada yang tertarik menempati :-)

Thursday, November 01, 2007

Last day at work

"It’s been a pleasure working with you," I shook hands with my (now former) employer. "The pleasure is mine," he quickly responded.

November 1, 2007. Late afternoon; a cold day after the rain fell. It was my last day working for an IT consulting company in Kebon Jeruk, Jakarta. I left my job for another offer.

It’s been a tough month nevertheless. The days since I sent my resignation letter was exhausting. We hadn’t found a replacement, so I had to transfer knowledge to my boss, who’s not really a technical guy.

Numerous presentation sessions, screen recordings, online documentations and diagram drawings, everything non-stop from day one. That explains why I was absent from Java User Group and hardly touched my blog. Finally a new guy came in, from Surabaya, and I trained two guys tandem.

"You broke my heart," said my boss when I told him my resignation, one month before my leaving. It was a hard decision, but I had to. Sorry boss.

Looking for my geek side?