Tuesday, February 20, 2007

[Announcement] JaMU 07.02

Dear JUGgers,
Setelah mengalami penundaan karena banjir, JaMU 07.02 rencananya akan diadakan pada tanggal 24 Pebruari 2007. Berikut ini detil acaranya:

Java Meet Up (JaMU) 07.02 - Jakarta


Tempat:
SUN Microsystem Indonesia
Lantai 13, Gedung Wisma Metropolitan I (WTC Sudirman)
Jakarta

Waktu:
10.00 - 13.00 WIB

Hari/Tanggal:
Sabtu, 24 Pebruari 2007

Pembicara dan Topik:
Samuel Franklyn - Servlet
Thomas Wiradikusuma - Struts 2

Biaya:
-- FREE --

Pendaftaran:
Kirim email ke: jug-indonesia-owner@yahoogroups.com

Subject: [JaMU 07.02] Registration

Content:
Member Information
Name:
Position:
Company:
Website:
Contact Number:
Comment:

Note:
- Tidak ada konfirmasi dari moderator,
jadi silakan langsung datang ke acara.

Friday, February 02, 2007

Banjir = Macet

“Dari abis Jumat-an,” Bapak di sebelah gw menjawab dengan pasrah ketika gw tanya kapan dia naik. Saat itu jam 5 sore dan bis yang kami tumpangi masih ngedon di Semanggi, sementara ratusan—mungkin ribuan—mobil mengular di depan kami. Gw memandang ke samping. Arah balik ga lebih baik.

Jumat ini memang spesial. Bukan karena awal bulan sehingga orang-orang gajian, tapi karena Jakarta (dan sekitarnya) sekali lagi kebanjiran. Sewaktu makan siang di luar gw sempat melihat jalanan di depan kantor, yang menuju ke kanan, tergenang air setinggi 30cm. Gw bahkan sempat mengambil foto perahu (ya, perahu!) milik Pemda DKI yang diparkir di sisi jalan.

Hanya selang dua jam setelah kembali ke kantor dari makan siang, jalanan di depan kantor yang menuju ke kiri ikut-ikutan terendam air. Gw mulai panik. Ajakan teman untuk segera pulang segera gw sambut. Beruntung ada orang kantor yang bawa mobil, gw dan teman gw nebeng sampai ke tempat yang aman, dilanjutkan dengan jalan kaki sebentar ke pintu tol Kebon Jeruk.

Sempat berpikir untuk ke kos, namun akhirnya gw langsung naik bis ke Bekasi, ke rumah. Maklum akhir pekan, lagipula tol Tangerang – Bekasi saat itu terlihat lenggang. Belakangan gw sadar itu tipuan maut.

Bis melaju mulus sampai menjelang Semanggi, selanjutnya gw iri melihat semut yang kelihatannya lebih cepat berjalan dibanding bis yang gw tumpangi. Jenuh tidur, gw ngobrol dengan bapak di sebelah, lalu dengan beberapa penumpang yang berdiri. Kebetulan salah satu penumpang kerja di Lintasarta sebagai network engineer, paling ga ada bahan pembicaraan.

Ga lama kemudian ada sms masuk, Mama mengabarkan bahwa rumah kebanjiran. Oh, great. Sebelumnya teman gw sempat menelpon, katanya rumahnya kebanjiran air setinggi dada. Karena kuatir, beberapa saat kemudian gw menelpon rumah, tapi ga ada jawaban. Gw telpon semua handphone orang rumah, ga ada yang menjawab. Karena bingung, akhirnya gw telpon-telponan dan ber-sms dengan beberapa teman.

Akhirnya gw berhasil terhubung dengan rumah. Untunglah rumah gw hanya banjir setengah lutut (udah kebanjiran kok masih bilang untung ya?). Kemudian gw menghabiskan waktu membaca e-mail di 6680 gw menggunakan Gmail Mobile.

Saat itu gw berpikir, gimana jadinya kalau terjebak macet tiba-tiba ingin buang air besar? Ga habis-habisnya gw bersyukur, tadi sewaktu makan siang gw makan banyak (nambah!) dan minum jus segala, sehingga di bis gw ga begitu lapar. Gw juga bersyukur menjelang keluar kantor gw sempat pipis. Untung aja!

Menjelang Cawang arus tol mulai lancar. Perjalanan dari Cawang ke Bekasi bisa dibilang sangat lancar malah. Gw turun di pintu tol Jati Bening, kemudian naik ojek sampai ke rumah. Sesampainya di rumah gw melihat jam. Alamak.. jam 10 malam!

Suka duka (kebanyakan sih duka) pindah kos

“Terima kasih ya Thomas,” kata ibu kos menyambut kunci-kunci (kamar kos, kamar mandi, lemari dan pagar) dari tangan gw. Rabu 31 Januari 2007 adalah hari terakhir gw kos di sekitar Apartemen Kedoya (kita sebut ini “kos lama”), selanjutnya gw akan kos di dekat Untar (dan kita sebut ini “kos baru”). Sepertinya lebih seru kalau diceritakan dari awal, mari kita mulai.

Rabu minggu lalu gw datang ke kos baru untuk menanyakan ketersediaan kamar. Ada, tapi kamar yang dulu pernah ditawarkan sudah diambil orang lain. Sebelum kos di kos yang lama gw memang pernah survei disini, tapi saat itu gw belum rela mengeluarkan duit hampir 1 juta sebulan untuk sewa kamar (sekarang juga belum rela sih, tapi terpaksa). Akhirnya gw ditawarkan kamar yang sedikit lebih kecil (dan lebih hemat 50 ribu) dan dijanjikan siap minggu depan. Gw langsung setor uang muka 100 ribu.

Senin keesokannya gw telpon kos baru. Kata si pemilik (sebelumnya gw berurusan dengan penjaga kos) ada kamar yang lebih besar, dan gw bisa mulai memindahkan barang hari itu juga. Selasa sepulang kerja gw datang membawa sebagian barang, tapi ternyata kamar yang lebih besar itu sudah di-booking orang lain. Akhirnya gw dapat kamar yang lain, ukurannya sama kecil dengan kamar yang sebelumnya ditawarkan (kamar yang sebelumnya ternyata belum dibersihkan!).

Rabu sore gw datang lagi membawa barang “ronde kedua”: baju-baju bersih dan laptop. Kemudian gw kembali ke kos lama untuk mengambil sisa barang sekaligus pamit ke ibu kos. Barang sisa ini agak merepotkan: tempat sampah, sepatu kets, sendal dan meja plastik (tau kan, meja plastik putih persegi yang biasa ditaruh di pekarangan)!

Sempat berpikir untuk naik taksi, ojek bahkan nekat naik angkot, untung lewat bajaj to the rescue. Setelah pura-pura menawar, gw langsung naik bajaj sampai ke kos baru. Untung sudah jam 8 malam—aksi norak gw menggotong-gotong meja aman dari pandangan orang.

Selesai cuci muka di kos baru gw langsung pergi ke kos mantan gw. Dia menyuruh gw datang untuk celebrate my birthday. Sampai di sana gw mengajak dia belanja daily needs di Indomaret. Seperti biasa gw beli produk dengan harga termurah (dibandingkan dengan produk sesama jenis): sampo Lifeboy, sabun Nuvo, obat kumur Pepsodent, Ultramilk ukuran besar dan beberapa snack untuk stok. Kami kemudian membeli seafood dan makan di kosnya.

Ga lama kemudian hujan pun turun. Gw berpikir, “nanti juga berhenti”, kemudian gw tidur. Begitu gw bangun jam 11 malam, ternyata hujan belum berhenti! Gw langsung berberes dan pinjam payungnya. Sialnya jalan di depan kosnya banjir, air got yang kotor dan pekatnya amit-amit. Gw kemudian pulang dengan meminjam sendal mantan gw. Sepatu gw tenteng. Karena sudah hampir jam 12, gw terpaksa naik.. bajaj. Heran, hari itu bajaj selalu ada di saat yang tepat. Oh ya, gw dihadiahi sweater berwarna terang yang nyaman banget dipakai.

Sesampainya di kos baru gw mendapat kejutan: lantai kamar mandinya penuh dengan pasir hitam pekat, bonus kotoran! Ternyata sewaktu hujan deras, air got meluap masuk lewat lubang drainase (itu lho, yang buat pipis). Karena gw lelah banget, akhirnya gw cuma bersihkan sebisanya lalu mandi dengan sangat hati-hati. Just in case kalau ada alien muncul dari pasir.

Selesai mandi dan bebersih gw langsung tidur. Masalah selesai? Belum. Pertama, diluar hujan. Dingin. Kedua, AC menyala, dan GW LUPA MINTA REMOTE-NYA (AC sial itu ga punya tombol OFF di casing-nya). Semakin dingin. Ketiga, ternyata di kamar ga disediakan seprai, bantal, guling, apalagi selimut. Alhasil gw tidur langsung di atas spring bed yang sebenarnya bisa untuk dua orang. Sangat dingin.

Untungnya gw masih punya sisa-sisa kecerdasan. Berhubung hampir setiap jam gw bangun untuk pipis, gw kemudian berinisiatif mencabut kabel listrik AC. Jenius. Kemudian gw pakai baju dan celana DOBEL. Sangat jenius. Sayangnya ketika gw melakukan itu semua, hanya sisa 3 jam menjelang weker pagi. Super tolol.

Pagi harinya gw bangun dengan tampang kusut, gw kurang tidur. Ternyata hidup memang penuh dengan kejutan. Ketika gw sedang sisiran, tiba-tiba kecoak muncul di meja belajar! Alamak! Bedebah itu lolos dari hajaran pantopel gw, dan sampai sekarang bersembunyi di bawah tempat tidur. Semoga ga merencanakan aksi balas dendam. Belum lagi kaget gw hilang, selanjutnya muncul kelabang sepanjang jari manis di lantai! Untung mata gw terlatih melihat makhluk asing, kelabang malang itu langsung mejret gw injak pakai sepatu. Selanjutnya apa? Dinosaurus?

Looking for my geek side?