Wednesday, February 27, 2008

Ngga jadi nganggur deh

Gw pernah cerita ke beberapa orang bahwa Maret gw “berencana untuk menganggur”. Hampir 2 minggu menjelang due date, ga ada kabar dari HRD atau bos gw mengenai perpanjangan kontrak, wajar gw berasumsi “kontrak selesai” dan gw akan jadi pengangguran.

Apakah gw sedih? Sebaliknya. Gw kangen masa gembel gw (halah), bisa bangun siang dan ga mandi beberapa hari (sekarang maksimal 2 hari). To celebrate my upcoming unemployment, gw buru-buru beli kamera digital SLR Canon EOS 400D. Rencananya selama “libur” gw ingin menekuni fotografi.

Ga hanya fotografi, berikut ini agenda “pengangguran” gw:
  • Menyelesaikan buku Maven 2, kolaborasi dengan seorang senior Java
  • Memantapkan organisasi JUG Indonesia (menjalin relasi dengan vendor-vendor besar dan media massa, membangun sistem keanggotaan, mengurus sponsorship, dsb)
  • Merilis Dewantara 0.2 (0.1 seharusnya saat CodeCamp)
  • Ikut Roadshow seorang Java Champion untuk mempromosikan Java di kampus-kampus di Indonesia
  • Mengejar sertifikasi
  • Lebih sering olahraga (terutama renang, angkat beban dan bersepeda)
  • Merawat papa
  • Kembali bermain musik (just for fun)
  • Beli MacBook. Kapan lagi punya Apple!
  • Liburan, entah kemana
OK, mungkin agenda di atas a little too much untuk seorang calon pengangguran.

Bagaimana dengan keuangan? Gw harus membayari uang kuliah adek gw, biaya hidup untuk myself, my mom, my dad, and my sisters. Gimana dong? Well, jangan mengkuatirkan hal-hal yang diluar jangkauanmu. Semua sudah ada yang mengatur :-)

Anyway, beberapa orang langsung menawari pekerjaan begitu tahu gw akan menganggur. Thanks for the offer guys! I told you, semua sudah ada yang mengatur. Tapi itu nanti.

It happens to be I can’t leave office anytime soon. Kemarin CIO gw menawari perpanjangan kontrak. Meski gw sudah berkelit sedemikian rupa (sampai menyebut beberapa agenda di atas), beliau tetap bersikeras.

Gw juga sebenarnya agak ga rela meninggalkan project yang sedang berjalan. The fun has just began. Don’t get me wrong, I’ve done my part, it’s just that the project is quite big and we’re on short of manpower.

Akhirnya gw mengajukan proposisi: Gw mau bekerja, tapi hanya selama dua bulan (idealnya 1 bulan, I calculated possible schedule slippage). Gw juga minta libur setiap hari Senin. Beliau setuju. Thanks boss, you’re the man!

Mungkin ga semua agenda di atas bisa terwujud, karena gw sekarang harus membagi antara kerja dan agenda pribadi. But it's OK, it's a better deal.

Anyway, menganggurnya terpaksa ditunda. Sekarang harus cari kos lagi...

Friday, February 08, 2008

Imlek

Kemarin gw sekeluarga (without my dad, he's not feeling well) mampir ke rumah saudara-saudara mama, kami merayakan Imlek. Yup, meski sebagian orang berpikir gw orang Batak atau Manado, gw sebenarnya keturunan Jawa dan Tionghoa Padang. It's very fun to have a family that celebrates Idul Fitri, Christmas, Suro and Imlek. You get the best from every worlds.

Anyway, kami hanya datang ke beberapa rumah, tapi angpaonya lumayan. Ada saudara yang memberikan angpao 1/4jt. Cool. Tapi beberapa orang ga memberikan gw angpao karena "Thomas kan udah kerja." Duh, dulu waktu gw di awal-awal kerja, gw selalu bt dibilang begitu. Gimana ga bt, total angpao yang diterima adik-adik gw bisa setengah gaji gw sebulan!

Mama ga mengijinkan gw memberikan angpao, katanya pamali karena gw belum menikah. That's fine with me :-)

Anyway, for those who celebrate, Happy Chinese New Year! Gong Xi Fa Cai! Zhu Ni Yong Yuan Ping An, Xingfu, Jiankang, Hao Yun He Kuai Le! (I don't understand the words, but it must be something good)

Thursday, February 07, 2008

Pengalaman memperpanjang SIM

Dua minggu yang lalu gw memperpanjang SIM A di Polres Bekasi, gw sampai disana sekitar jam 9 pagi. My mom told me earlier is better, karena semakin siang biasanya semakin ramai dan setelah makan siang mereka ga menerima aplikasi baru.

Pertama gw agak skeptis dengan urusan ini, “Great, how many hours should I allocate for this?” Gw ga menggunakan jasa calo, dan berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, proses pelayanan publik di negara ini bisa sangat bertele-tele.

To my surprise, things were a lot better. First thing I noticed, ga ada calo di dalam gedung. Biasanya mereka membaur di kerumunan sambil menawarkan jasanya, dalam beberapa kasus bahkan sang calo adalah oknum polisi.

Medical check-up-nya juga ga berbelit-belit. Gw sempat kuatir bakal “digetok” karena lupa bawa kacamata (sehingga gagal tes membaca huruf dari jauh), untung ibu dokternya baik hati (probably because I’m cute).

The rest was straightforward. Gw menunggu sebentar, difoto, menunggu lagi, lalu dapat SIM. Oh ya, SIM lama gw udah patah, dan ini bukan masalah untuk mereka (baca: gw ga dipersulit). My mom told me that had my Driver’s License expired, the process would be much more difficult. Sewaktu difoto gw melihat beberapa orang sedang menempuh ujian lisan. Wonderful, 5 tahun lalu ruangan itu selalu kosong.

Overall gw menghabiskan sekitar 30 menit dan membayar biaya standar (no mark-up), gw puas dan bangga dengan pelayanan mereka. Congratulations guys, keep up the good work!

Looking for my geek side?