Monday, September 29, 2008

Uploaded lots of pictures

Just for the record, I uploaded some of my photo albums. Foto-fotonya dapat dilihat di Picasa. Beberapa sampel:










Sunday, September 28, 2008

Bagaimana kalau itu pacarmu?

Barusan gw menerima some feedback dari beberapa teman di Multiply mengenai foto-foto kegiatan LSM yang gw hapus karena ada yang keberatan. Gw jadi ingat kejadian berbulan-bulan lalu sewaktu masih punya pacar.

Pacar gw pernah protes karena blog gw "terlalu membicarakan tentang cewek lain" (anggap aja si "A"). Katanya, "Gw iri, kayaknya lo sayang banget ya sama si A, sampai ditulis beberapa kali di blog. Gw aja enggak. Beruntung banget ya dia." Padahal cerita di blog itu berbulan-bulan lalu sebelum gw *kenal* cewek gw!

Gw jelaskan ke dia bahwa gw ga suka menulis hal-hal pacaran-related di blog, kecuali itu cerita sedih. Soalnya gw punya "kebiasaan aneh", tiap kali cerita (ke teman atau blog) pengalaman menyenangkan dengan sang pacar, besoknya justru gw berantem dengan pacar gw. Aneh kan?

Gw juga jelaskan kalau gw ga pernah jadian dengan si A. Eh pacar gw malah sewot, "Kalo gitu kenapa ga lo jadiin aja dia sekarang." Lha, saat PDKT gw tau kami ga cocok, masak mau dipaksa jadian? Lagipula gw udah ga berhubungan lagi dengan si A.

Gw berulang kali bilang, "Itu kan dulu." Tapi pacar gw ga peduli. Akhirnya dia minta gw untuk menghapus entry yang dipermasalahkan. Waduh, jaman reformasi kok kebebasan berbicara gw justru dikekang (padahal itu sudah terjadi pula, seperti gw bilang, itu "kisah lama" yang kebetulan terbaca dia).

Gw ga mau. Gw bilang, "Blog ini adalah catatan hidup gw. Baik atau buruknya suatu entry, itu adalah kisah gw. Belum tentu juga lo akan sama gw terus (sampai nikah). Kalau nanti gw jadian sama cewek lain dan dia minta hal yang sama, bolong-bolong dong blog gw."

Anyway, sejak kejadian itu, pacar gw jadi trauma membaca blog gw. Beberapa lama kemudian kita putus, dan itu sama sekali ga berhubungan dengan kejadian ini.

BTW, kenapa sih kalian cewek ga mengerti soal PAST tense?

Foto-foto Sahabat Anak tidak ada lagi

Kemarin malam gw ditelpon oleh pengurus rumah singgah Sahabat Anak di Bekasi. Beliau menyatakan keberatannya atas dipublikasikannya foto-foto yang gw ambil pada acara Jambore Sahabat Anak XII beberapa waktu lalu. Lebih tepatnya, gw menaruh beberapa foto jepretan gw di album pribadi Picasa (yang bisa diliat umum).

Gw terkejut, gw ga pernah diberi tahu sebelumnya kalau itu dilarang. Namun karena beliau kuatir foto-foto yang gw taruh disalahgunakan orang (misalnya meminta sumbangan dengan mengatasnamakan Sahabat Anak), maka dengan senang hati gw menghapus foto-foto tersebut dari Facebook dan Picasa.

Gw ga berpikir bagaimana orang dapat menyalahgunakan foto-foto yang gw ambil, tapi bagaimanapun caranya, menurut gw menggunakan (foto) orang yang kurang beruntung untuk kepentingan pribadi itu perbuatan yang rendah.

Tuesday, September 23, 2008

Sandra Dewi lagi

Well, sebenarnya ini bukan tentang Sandra Dewi aja. Tapi berhubung orang yang nyasar ke blog gw dengan keyword "Sandra Dewi" lumayan banyak, gw sengaja kasih judul itu, hehe (if you are Sandra Dewi and have objection with this, feel free to email me). Sebenarnya ini tentang tren artis ngeblog.

Beberapa waktu lalu gw pernah berkomentar tentang blog Sandra. Waktu itu gw agak sinis, "Paling 1-2 kali nulis udah bosan." I was wrong. Barusan gw liat lagi blognya, ternyata Sandra rajin banget ngeblog. Gw aja kalah, hehe. Namun gw bingung, mengapa perlu ada dua menu "Foto" dan "Photos"?



Nah, ternyata ga hanya Sandra Dewi yang ngeblog. Beberapa selebritis lain juga ikutan, diantaranya Lola Amaria, Nadine Chandrawinata dan Sarah Azhari. Apakah blog mereka bisa hidup terus seperti blog Sandra Dewi? Kita lihat beberapa bulan ke depan.

Monday, September 22, 2008

Mengambil dari yang berkekurangan

Siapa yang ga kenal Robin Hood? Beliau menjadi pahlawan di Nottinghamshire karena suka merampok orang-orang kaya dan membagikan hartanya ke orang-orang miskin. Sayangnya Robin Hood hanya hidup di dongeng. Di negara gw, kebanyakan justru "merampok" orang-orang miskin untuk memperkaya dirinya sendiri.

Contohnya kasus penipuan arisan di Bandung. Intinya kurang lebih, seseorang brengsek mengiming-imingi orang-orang untuk "menginvestasikan" uang mereka. Ga tanggung-tanggung, dia sukses mengumpulkan uang 4 milyar Rupiah! Namun dia gagal bayar lalu berkilah "uangnya dirampok". Yeah right, gw juga punya 10 milyar tapi dipinjam Harry Potter untuk beli Nimbus 9000 (Nimbus adalah merk sapu terbang di film Harry Potter).

OK, kita bisa bilang, "Tolol kok dipelihara. Salah sendiri kenapa berinvestasi di tempat yang ga jelas." Gw juga sempat berpikir begitu, sampai gw sadar bahwa kebanyakan korban bukan lulusan Sarjana Ekonomi yang paham teori berinvestasi.

Yah, ada peluang maka ada kejahatan. Si brengsek itu melihat peluang (orang-orang yang mudah dibohongi) lalu melakukan kejahatan (menggelapkan uang). Tapi miris aja hati ini, melihat orang-orang yang berkekurangan justru semakin terpuruk. Padahal sebentar lagi Idul Fitri. Ah, dunia ini sungguh ga adil.

Wednesday, September 17, 2008

Menuju Software Freedom Day 2008

Just for the record, gw diundang menjadi pembicara dalam acara Software Freedom Day 2008 di Universitas Indonesia. Acaranya akan berlangsung pada hari Sabtu ini, 20 September 2008. Gw akan mewakili Java User Group Indonesia membawakan topik "Open Source and Java".

Jika Anda mahasiswa, merasa masih mahasiswa atau suka mahasiswa (hayo...) jangan lupa hadir di acara ini. Acaranya gratis kok (judulnya aja Freedom, hehe). Detilnya bisa dilihat di blog Alex.

Tuesday, September 16, 2008

Forgetting Sarah Marshall

WARNING: Movie spoiler!

Gw baru selesai nonton film Forgetting Sarah Marshall (2008). Intinya adalah perjuangan seorang cowok melupakan mantannya. Sulit banget buat dia, karena dia seorang cowok yang cengeng dan mantannya seorang aktris terkenal (sehingga wajahnya dimana-mana).

Selama nonton, gw menempatkan diri sebagai Peter (sang tokoh utama, diperankan oleh Jason Segel). Duh, sedih banget. Membayangkan putus dari seorang cewek yang OK banget, dan si cewek jadian dengan seorang rocker yang sedang naik daun. Seems like match made in Heaven, sementara gw cuma ampas.

Untungnya Peter bertemu dengan Rachel (Mila Kunis), seorang resepsionis hotel di Hawaii (she's gorgeous!). Rachel membantu Peter untuk survive, dan akhirnya mereka saling jatuh cinta. Di akhir cerita, Sarah minta balik ke Peter, namun sudah terlambat.

In reality, belum pernah gw putus (atau sedang down) trus ketemu "resepsionis cantik" yang dengan tulus membantu gw bangkit. It's either seseorang yang tulus namun bukan "resepsionis cantik", atau seseorang yang cantik tapi ga tulus dan justru bitchy. Ah, mungkin gw yang salah bergaul. Hehe...

Anyway, for those who think there'll be prince chaming or princess beautiful who will save your day.. Get a life. Mungkin gw terlalu skeptis, tapi di jaman kapitalisme ini, gw ga bisa membiarkan diri gw terombang-ambing oleh perasaan.

Saturday, September 13, 2008

Trims sudah mengingatkan, Kek!

Seperti biasa, begitu turun dari bis di Jatibening, gw langsung mencari ojek. Gw bisa hemat 7 ribu Rupiah kalau naik angkot, but given the road condition in Kalimalang, ojek adalah pilihan yang tepat.

Seperti biasa pula, gw berjalan menuju pangkalan ojek dengan pandangan ke aspal. Bukan apa-apa, gw ga tega melihat wajah-wajah mengharap para tukang ojek yang mangkal disitu. Strategi gw adalah berjalan dengan arah sembarang (yang pasti menuju pangkalan ojek dong), lalu setelah kelihatan roda motor, gw lihat ke depan. Kalau memang ojek, gw naik. Dengan begitu gw ga merasa "bersalah" karena memilih "tukang ojek X dan bukan tukang ojek Y".

Namun lain dari biasanya, tukang ojek yang gw pilih adalah seorang kakek-kakek. Ya, seorang manula. Sempat merasa ga enak karena kuatir "menyusahkan" beliau, akhirnya gw naik juga. Lebih ga enak lagi kalau gara-gara itu rejekinya jadi batal.

Selama di perjalanan, pikiran gw penuh dengan berbagai hal. Bagaimana kalau kakeknya tiba-tiba ambruk? Gw kan ga bisa naik motor! Hehe, norak banget ya gw...

Ga begitu sih. Sebenarnya gw jadi termenung. Ga tau urutannya gimana, di pikiran gw penuh dengan rasa penasaran terhadap sang kakek dan tentang hidup gw sendiri. "Kenapa si kakek bisa sampai mengojek? Kemana anak-anaknya?"

Kemudian gw melihat diri gw sendiri. Gw langsung teringat hal-hal baik yang gw punya: keluarga yang gw cintai, teman-teman yang baik, rejeki yang berkecukupan, panca indera yang lengkap, udara yang menyegarkan, cuaca yang cerah... DEG... Dada gw terasa sesak, banyak sekali hal-hal indah yang gw alami... Hal-hal penting (udara itu penting lho) yang selalu gw peroleh (namun gw anggap "biasa")... Kenapa gw masih suka mengeluh?

Ga lama kemudian gw sampai di rumah. Dari percakapan singkat dengan sang kakek, gw mengetahui bahwa beliau punya tujuh anak dan beberapa cucu (I stop counting, too many of them). Mengojek adalah pekerjaan sambilannya selain menjadi satpam.

Dari pembawaan sang kakek yang riang, gw merasakan beliau menikmati yang dilakukannya. Setiap orang memang harus berusaha lebih baik lagi, namun apa pun yang ada di hadapan kita sekarang, perlu kita syukuri dan kita jalani dengan riang, bukan begitu?

Friday, September 12, 2008

Bekerja di Rumah

Udah semingguan ini gw officially menganggur. Oh wait, barusan gw cek definisi Pengangguran di Internet: Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Gw ga sedang mencari pekerjaan (quite the contrary, kerjaan gw banyak), so let's call my status: Bekerja di rumah.

Ah, bekerja di rumah.. impian banyak orang. Kelihatannya hidup indah banget ya? Sayangnya ga begitu. Semingguan ini jadwal gw (dan gw sendiri) justru berantakan karena berusaha menyesuaikan diri.

Seperti kebanyakan geek, gw terbiasa menghabiskan weekend dengan belajar atau bekerja (side job atau project "I wanna do it because it's cool"). Bekerja di luar jam kantor, bagi kebanyakan geek, adalah mengasyikkan. Mereka bisa mengerjakan hal-hal yang mereka inginkan (instead apa yang disuruh atasan di kantor).

Seperti kebanyakan geek juga, gw sering berpikir, "Alangkah indahnya jika gw bisa melakukan ini setiap hari (setel lagu "Imagine"-nya John Lennon disini). Sekarang itu kejadian, setiap hari adalah weekend (baca: tidak di kantor). Terus terang, lama-lama ini membuat gw bosan.

Don't get me wrong, I do like working like this. Jam kerja yang fleksibel, bayaran yang tinggi (dan per jam!), Internet yang cepat (ketimbang di kantor), hemat 4 jam perjalanan (kalau ga kos), makanan bergizi dan teratur, bisa bangun siang, ga perlu mandi (ups!), bisa setel musik keras-keras, bisa bergadang tiap hari, pokoknya seru banget!

Sayangnya, kalau ga hati-hati, gw bisa terjerumus jadi pengangguran beneran. Semingguan kemarin hidup gw udah berantakan (kerjaan sih selesai, tapi gw sering jadi kalong sehingga fisik gw deteriorating), gw anggap itu bagian dari pembelajaran. Sejauh ini, solusi terbaik menurut gw adalah membuat jadwal dan patuh terhadap jadwal itu.

Today's important task: Make a schedule.

Looking for my geek side?