Ini bukan "refleksi bangsa kita di hari kemerdekaan". Orang-orang telah menceritakannya di televisi dan surat kabar, dan mereka melakukannya dengan baik. Ini adalah refleksi gw, seorang Thomas Wiradikusuma, karena ga ada yang lebih mengenal diri gw selain gw sendiri.
Ketika diundang jamuan makan oleh pejabat Google, yang juga dihadiri beberapa tokoh IT tanah air, gw dengan senang hati menceritakan kebenaran (kebanyakan kebobrokan) infrastruktur IT kita. Keliatannya ga ada yang salah dengan ini, kecuali kenyataan bahwa gw mengumbar kepayahan bangsa sendiri demi makan siang gratis di JW Marriott.
Gw dan teman-teman gw terbiasa melecehkan produk/merk lokal (termasuk karya seni). In my defense, kebanyakan produk lokal (terutama elektronik seperti laptop dan handphone) memang sebenarnya bukan buatan lokal. Kebanyakan hanya rebranding atau paling jauh merakit disini namun komponennya 90% impor.
Gw juga terbiasa menggunakan Bahasa Inggris dalam menulis blog, dokumentasi, proposal atau presentasi. Gw bahkan mencoret-coret di kertas atau papan tulis menggunakan Bahasa Inggris.
Yang terakhir dan yang paling parah, gw begitu ga peduli dengan pejabat-pejabat di pemerintahan kita. Bagi gw, mereka hanya "aji mumpung". Gw sampai berpikir, "Kalau gw nanti jadi pejabat, gw juga kayak mereka ah. Everybody does that."
Apakah gw telah kehilangan identitas gw sebagai seorang putra Indonesia?