Sunday, December 27, 2009

Thomas, so far

There are two schools of thought on how you should lead your life. Yang satu bilang, "Let it flow" alias ikut aja kemana nasib membawamu. Yang lainnya bilang, "You design your own life" yang intinya kita menentukan hidup kita sendiri. Gw adalah pendukung pemikiran kedua. Tapi belakangan ini gw mulai ragu-ragu.

I'm an architect by profession. Gw merancang sistem komputer agar berfungsi seperti yang gw kehendaki dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh karena itu, secara natural gw merasa berkepentingan merancang hidup gw sendiri agar mencapai apa yang gw inginkan. Tapi lama-lama gw sadar: gw, dan by extension, hidup gw, terlalu kompleks untuk diurus seluruhnya oleh seorang manusia (gw).

Kadang—oke, kebanyakan waktu—hidup ga berjalan seperti yang kita kehendaki. But you know what? Maybe it's for greater good. Sewaktu kuliah, gw alergi dengan yang namanya "asuransi" karena Papa bilang asuransi itu penipu. Dan begitu gw lulus kuliah, pekerjaan pertama gw adalah programmer di perusahaan asuransi nasional. Disitu gw tau pandangan Papa ga seluruhnya benar.

Gw juga berpikir MLM (Multi Level Marketing) itu penipuan. Tapi pekerjaan gw selanjutnya adalah menjadi konsultan yang membangun sistem MLM. Gw juga berpikir buruk tentang SMS premium (itu lho, seperti "Ketik REG kirim ke 1234"), tapi pekerjaan gw setelah itu adalah arsitek yang membangun sistem gateway perusahaan SMS premium. Yang terakhir, teman gw bilang bermain saham itu seburuk bermain judi, dan sekarang gw bekerja di salah satu perusahaan besar di Malaysia yang membangun sistem saham!

Apakah pandangan gw mengenai asuransi, MLM, SMS premium dan saham berubah? Tidak 180 derajat, tapi kini gw bisa melihat dari sisi yang lain. I did not design this, I did not anticipate this, yet it happened and I benefited from it!

Gw juga sangat ambisius. Begitu sistematiknya gw sehingga gw punya rencana untuk diri gw sampai lima tahun ke depan! Tapi kini gw ga ngotot untuk mencapai itu semua. Gw lebih menjadikan itu sebagai hint, lebih kepada, "Where am I right now? Am I getting better?"

Better. Itu kuncinya. Kita harus mencapai hidup yang lebih baik. Tapi apakah "lebih baik" itu? Lebih banyak uang? Lebih sehat? Lebih banyak teman? Setiap orang punya kriteria masing-masing, tapi patokan gw sederhana: If you're not getting happier (with what you've done so far), maybe you're heading the wrong direction.

Dan saat ini, kebahagiaan gw adalah setiap menerima SMS dari Mama, "Duitnya sudah kami terima, sekarang Mama bisa beli (suatu barang). Papa juga semakin sehat." I love my family so much I would sacrifice myself to make them happy. Tapi gw juga manusia yang butuh "dibuat senang". Itu sebabnya teman-teman menjadi hal berharga untuk gw, terlebih di saat seperti ini. Dan juga teman spesial. Pacar? Apapun namanya.

Gw dulu percaya gw harus berdiri dengan kaki gw sendiri. Gw percaya gw bisa sukses dengan kemampuan gw sendiri, karena gw ga suka berhutang budi yang akibatnya ga enakan. Well, guess what... it's a stupid thought.

Kita bisa dan harus sukses dengan kemampuan kita sendiri, tapi kita tetap butuh orang lain. The idea is not how you can be successful on your own, but how you can leverage help from others, and in return, help them reach success by leveraging you. Actually, that's how society works. You benefit from others while others benefit from you, mutually.

Ini adalah tulisan refleksi gw untuk tahun ini. Semoga tahun depan gw bisa lebih baik lagi. I believe, if I can be better, I can help other people better, and I can help them help others better.

Sunday, November 29, 2009

A week or so in KL, and counting

Setiap ada yang bertanya, "Merantau kemana Thom?" Gw selalu menjawab, "Jadi TKW di Malaysia." Lho, kok TKW? Kenapa bukan expatriate atau paling ga TKI (Tenaga Kerja Indonesia)? Ya, TKW kan Tenaga Kerja Wiradikusuma. Hehe.. OK, jayus.

To be honest, Malaysia bukanlah target "impian kerja di luar negri" gw. Bukan juga Singapur, bukan juga Australia. Mereka terlalu dekat untuk jadi tujuan merantau. Arif Rachim, teman gw yang menawarkan kerja disini juga pasti ingat awalnya gw setengah-setengah menanggapi tawarannya.

Namun kemudian gw berubah pikiran. Gw tiba-tiba sadar umur (I'm getting 27 next January!), dan kesempatan mungkin ga datang dua kali. Gw menjadi antusias dengan tawaran teman gw, took the interview with his boss via YM. Dan... ga ada kabar selama beberapa bulan.

Suddenly I felt very useless. Gw hampir ga pernah ditolak karena kemampuan gw, biasanya gw gagal karena "harganya ga cocok". Gw bahkan sampai menulis blog tentang topik yang diragukan oleh calon bos gw, sekedar menunjukkan, "Hey, I can do that." (namun mungkin dia ga baca). Out of despair, tiba-tiba di suatu siang bolong dia mengirim YM, "Hey, still interested working here?" Of course!

OK, sang pangeran berangkat ke negeri antah berantah dengan kereta kuda dari emas, bekerja dengan gaji besar, bertemu putri impiannya lalu menikah. Cerita selesai. Not really. Life is not a fairy tale :)

Sebelumnya adik bungsu gw lulus S1 Keperawatan. Gw keluar duit. Ga lama kemudian adik gw yang paling tua dapat beasiswa S2 ke RRC, tapi tiket pesawat dan biaya hidup bulan pertama ditanggung sendiri. Keluar duit lagi. Pada awalnya gw berharap satu-dua invoice gw bisa cair menjelang gw berangkat, ternyata sampai sekarang belum cair. Di saat bersamaan, papa gw sakit dan butuh biaya berobat. Belum lagi kebutuhan sehari-hari keluarga gw. Waduh!

Kondisi finansial gw saat itu benar-benar ga mendukung. Sampai gw bilang ke teman gw, "Jika memang harus berkorban, biarlah gw ga jadi pergi. Maybe this is not my time." Untungnya seorang sahabat lama gw, Octavianus Hadi, bekerja di Malaysia dan dengan senang hati menampung gw. Lumayan hemat tempat tinggal :)

Oh ya, saat memesan tiket via Internet, teman gw sempat menyarankan untuk memilih kursi di samping kaca agar bisa memotret. Berhubung gw pelit mengeluarkan tambahan 15 ribu, gw pilih kursi acak. Akhirnya gw duduk di samping kaca juga :)

Tapi gw tetap ga bisa memotret, orang sebelah gw ngajak ngobrol dari berangkat sampai mendarat. Agak lucu juga, ternyata beliau juga orang Padang dan satu SMA dengan Mama tapi lebih muda 10 tahun. Dan konyolnya di bangku depan gw ada ibu-ibu (Padang juga!) yang jualan minyak penumbuh rambut :P Belum sampai KL udah dapat beberapa kenalan, lumayan. Oh ya, cucunya manis lho, gw sempat foto.



Sesampainya di bandara, BlackBerry gw ga berfungsi, gw lupa mengaktifkan international roaming! Untung gw tadi kenalan, jadi gw dipinjami ponsel lalu menghubungi Hadi. Gw dijemput lalu diajak ketemu teman-temannya, kebanyakan orang India Malaysia. Mereka lucu-lucu :)




Hadi tinggal di sekitar Shah Alam




Berhubung gw sampainya Sabtu dan kerjanya Senin, malamnya gw diajak jalan-jalan keliling KL sambil survei lokasi kantor. Ternyata di malam hari daerah kantor gw sangat happening, banyak banget tempat clubbing-nya (dan cewek-cewek cantik berkeliaran di jalan)! Tapi kita ga masuk karena paginya harus kesitu lagi naik kereta (supaya gw tau rutenya).




Hari Minggu kita kesana lagi. Jalan kaki dari apartemen, naik KTM (mirip kereta ekonomi Depok-Jakarta tapi ber-AC), jalan kaki, naik monorail, jalan kaki, sampai kantor. "Jalan kaki"-nya sengaja gw tulis karena LAMA. Setelah masuk gedung dan liat-liat sebentar, kita jalan-jalan ke.. duh gw lupa namanya, pokoknya ke beberapa tempat deh :D






Lagi difoto cowoknya, gw 'nebeng'



Candid camera



Oh ya, dari gw tiba sampai Senin, gw mencoba berbagai macam makanan (kebanyakan gw ga ingat namanya). Bagaimana dengan Senin sampai hari ini? Well, berhubung gw pergi sendiri (kan ke kantor), menunya itu-itu aja. Sarapan burger McD McMuffin di KL Sentral, makan siang chinese food bareng teman-teman kantor, makan malam nasi Kandar di samping stasiun monorail. Kalo libur? Pesan McD karena ga ada yang jualan di dekat sini. Haiyah, membosankan!!!

Kantor gw lumayan besar, perusahaan go public, tapi keliatannya hanya gw orang Indonesia disitu. Agak bete juga ga ada teman ngobrol. Orang lokalnya berbahasa Inggris kurang fluent dan saat santai mereka ngobrol dengan bahasa Kanton(?), dan gw praktis bengong.

Minggu depan gw harus cari tempat tinggal yang lebih dekat kantor, ga enak kelamaan disini soalnya ngerepotin, hahaha. Lagipula jarak kantor-apartemen juga jauh, gw harus bangun jam 5:30 pagi dan sampai rumah di atas jam 8 malam. Ini seperti kerja di Jakarta tapi rumahnya di Cikarang :D

Saturday, November 21, 2009

Thomas yang lebih baik

Apa yang memotivasi kita bekerja? Jawabannya mungkin ada pada Hierarchy of Human Needs dari Abraham Maslow. Alasan pertama adalah fisiologis: agar bisa makan enak dan tinggal di tempat yang nyaman, dan dapat tidur dengan nyenyak. Setelah diri sendiri aman, umumnya orang mulai memikirkan keluarga, pertemanan dan romantisme.

Berdasarkan teori Maslow pula, semakin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di atas, manusia mulai memikirkan esteem dan self-actualization. Mereka ingin dihargai, mencapai prestasi, dan mulai memikirkan dunia secara menyeluruh.

Idealnya, semakin naik ke atas tentu semakin baik. Namun seperti halnya naik ke gunung yang tinggi, meniti piramida Maslow juga penuh dengan cobaan. Kadang, kita terlalu asyik melihat ke atas sehingga ga sadar bagian bawah kita mulai keropos.

Kita asyik mengejar yang kita inginkan namun melupakan yang udah kita punya. Kita punya uang banyak tapi ga bisa makan enak karena darah tinggi, ga bisa tidur nyenyak karena merasa was-was, dan menelantarkan keluarga—padahal merekalah alasan kita habis-habisan memeras keringat.

Gw menulis ini untuk mengingatkan diri gw sendiri, karena gw akan merantau. Salah satu alasan gw merantau tentu karena rumput tetangga lebih hijau. Alasan lainnya? Hmm... mungkin dengan gw pergi, gw bisa memulai hidup baru. Memulai dari kertas kosong.

Waktu SD, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Gambar. Gw hampir ga pernah dapat nilai di bawah delapan setiap pelajaran Menggambar. Gw juga ingat, saat itu pertama kalinya gw menyentuh tangan cewek yang gw suka, gw berkeringat dingin (beneran), padahal itu lagi rame-ramean sehingga mungkin si cewek ga sadar kalo gw pegang tangannya. Ceritanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan tuh, hehe..

Waktu SMP, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Komputer. Gw berlangganan Internet sejak kelas 2 SMP, dan sejak itu hidup gw rusak, hehe.. Anyway, meski udah dapat pencerahan dari Internet soal pria-wanita, gw masih ingat betapa gw sering mandi keringat setiap nelpon cewek yang gw suka. Pokoknya katro banget!

Waktu SMA, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Gitar. Bukan tukang benerin gitar, tapi tukang main gitar. Seperti umumnya cowok-cowok berseragam putih abu-abu, gw suka nge-band. Saat SMA juga gw pertama kalinya benar-benar pacaran. OK, actually ini pacaran keempat gw, tapi tiga sebelumnya hanya "status" tanpa actually do anything significant.

Waktu kuliah, teman-teman mengenal gw sebagai.. well, actually, gw ga dikenal. Gw orang desa masuk kota. Suddenly I felt nobody. Di kampus, selalu ada orang yang lebih kaya, lebih ganteng, lebih menyenangkan untuk diajak bicara, lebih cerdas. Kalau pun ada hal yang gw syukuri sewaktu kuliah, itu adalah pertama kalinya gw mengenal "the real world".

Menjelang skripsi, sebagian besar teman-teman gw mulai bekerja. Gw panik. Gw "kecurian start" dan kuatir "ga kebagian kue". David Limanus, seorang teman baik gw di kampus, berkata, "Lo tuh kayak kupu-kupu Thom. Sekarang lo masih dalam kepompong dan telat keluarnya. Tapi begitu keluar dari kepompong, lo akan menjadi kupu-kupu yang warnanya bagus banget, Full Color deh!"

Sekarang gw udah bekerja. Dan gw ingin merantau untuk menjadi lebih baik lagi. Mungkin karena gw mengikuti piramida Maslow. Mungkin karena keluarga gw begitu mengandalkan gw sebagai pencari nafkah. Mungkin karena gw ga menemukan yang gw cari disini. Mungkin karena sebagai kupu-kupu, gw ingin terbang tinggi untuk melihat dunia yang luas..


Sunday, November 15, 2009

Gelas setengah kosong.. atau setengah penuh?

Ada satu gelas terisi air setengah, dilihat oleh dua orang yang berbeda. Yang satu memandang, "Wah, masih kurang setengah nih," sementara yang lain berpendapat, "Masih ada setengah kok." Mana yang benar? Dua-duanya. Bedanya? Orang yang terakhir memandangnya secara positif.

Anggaplah seorang teman sedang marahan sama gw. Kalau dia memandang gw setengah kosong, apapun yang gw lakukan pasti salah, meski niat gw baik. Apa yang bisa gw lakukan? Well, mungkin gw bisa mengambil obeng dan membuka kepalanya untuk mengubah pola pikirnya. Or maybe not.

OK, seorang teman memang sedang marahan sama gw dan sekarang diem-dieman. Apa yang gw lakukan? Currently I do nothing. Gw ga berusaha berpura-pura "semua baik-baik aja", karena kenyataannya memang "ga baik" dan makin lama itu terlihat manipulatif (which is not true, tapi ini persepsi yang muncul ketika seseorang memandangmu setengah kosong). Gw juga ga mendiskusikannya karena kuatir memperkeruh suasana.

Jika kalian mengalami hal seperti ini, having a problem with someone you care, tunjukkan blog ini ke dia agar dia tau bahwa kalian ingin berdamai namun ga tau caranya. I think I will do that too.

Btw, gw dapat ini dari Internet (repost sih), beda cowok cakep sama cowok jelek:

Kalau cowok ganteng berbuat jahat
Cewek-cewek bilang: nobody's perfect

Kalau cowok jelek berbuat jahat
Cewek-cewek bilang: pantes... tampangnya kriminal

Kalau cowok ganteng menolong cewek yang diganggu preman
Cewek-cewek bilang: wuih jantan... kayak di film

Kalau cowok jelek menolong cewek yang diganggu preman
Cewek-cewek bilang: pasti premannya temennya dia

Kalau cowok ganteng pendiam
Cewek-cewek bilang: wow, cool banget...

Kalau cowok jelek pendiam
Cewek-cewek bilang: ih kuper...

Kalau cowok ganteng jomblo
Cewek-cewek bilang: pasti dia perfeksionis

Kalau cowok jelek jomblo
Cewek-cewek bilang: sudah jelas... ga laku

Kalau cowok ganteng dapat cewek cantik
Cewek-cewek bilang: klop... serasi banget

Kalau cowok jelek dapat cewek cantik
Cewek-cewek bilang: pasti main dukun atau ceweknya matre

Kalau cowok ganteng diputusin cewek
Cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan masih ada aku...

Kalau cowok jelek diputusin cewek
Cewek-cewek bilang: (terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah, liat dulu dong bentuknya)

Kalau cowok ganteng ngaku indo
Cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip bule sih

Kalau cowok jelek ngaku indo
Cewek-cewek bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot

Kalau cowok ganteng penyayang binatang
Cewek-cewek bilang: perasaannya halus... penuh cinta kasih

Kalau cowok jelek penyayang binatang
Cewek-cewek bilang: sesama keluarga emang harus menyayangi

Kalau cowok ganteng bawa BMW
Cewek-cewek bilang: matching... keren luar dalam

Kalau cowok jelek bawa BMW
Cewek-cewek bilang: mas majikannya mana?

Kalau cowok ganteng males difoto
Cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya kesebar-sebar

Kalau cowok jelek males difoto
Cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?

Cwok ganteng naek motor gede
Cewek-cewek bilang: wah kayak Lorenzo Lamas di film Renegade, bikin lemas...

Kalau cowok jelek naek motor gede
Cewek-cewek bilang: awas! Mandragade lewat...

Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek
Cewek-cewek bilang: ini baru cowok gentleman

Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek
Cewek-cewek bilang: naluri pembantu emang gitu

Kalau cowok ganteng bersedih hati
Cewek-cewek bilang: let me be your shoulder to cry on

Kalau cowok jelek bersedih hati
Cewek-cewek bilang: cengeng amat! laki-laki bukan sih?

Kalau cowok ganteng baca tulisan ini
tersenyum-senyum kecil lalu berkata "life is beautiful"

Kalau cowok jelek baca tulisan ini
frustasi, ngambil tali jemuran, trus teriak sekeras-kerasnya "HIDUP INI KEJAAAMMM...!!!"

Saturday, November 14, 2009

Dongeng itu.. hanya dongeng :)



Let me tell you a secret (setelah gw cerita ini, berarti ga secret lagi dong ya?). Waktu SD, gw pernah membaca dongeng berjudul Sleeping Beauty (Putri Tidur). Pernah mendengar? Ceritanya tentang seorang putri yang dikutuk penyihir sehingga tertidur ratusan tahun, sampai akhirnya dibangunkan lewat ciuman seorang pangeran.

Katro banget ya? Ga masuk akal pula. (Ratusan tahun dan tetap cantik? Please.) Yah, namanya juga dongeng. Tapi kisah Sang Pangeran dan Sang Putri itu membentuk karakter gw sampai SMP, dan secara subconscious sampai sekarang.

Dan karena bukunya bergambar, gw bisa melihat betapa cantiknya Sang Putri, dan sepertinya itu membentuk "kriteria" gw dalam memilih cewek. Gw suka cewek yang rambutnya bergelombang, beralis tebal seperti bulan sabit, bermata besar dan berpakaian anggun. Yeah, that princess was my first love.

Dan Sang Pangeran menjadi role model gw. Ganteng, atletis, dan karena bisa membangunkan seorang putri dengan ciumannya, he must be a good kisser. Ini membuat gw hidup dengan asumsi, "Gw harus seperti seorang pangeran, yang menjadi knight in shinning armor bagi wanita idaman gw." Huam... gw mulai ngantuk. Prett!!! Pangeran my ass.

Dunia nyata sama sekali berbeda dengan yang di buku. Putri-putri cantik sibuk "mengobral" dirinya, atau sebaliknya, bersikap sok ga butuh. Pangeran-pangeran ganteng menggunakan kelebihannya untuk mempermainkan perasaan cewek. Ga heran film Shrek laku keras, orang-orang muak dengan putri cantik yang sombong (atau justru murahan) dan pangeran yang brengsek.

Konyolnya, gw kadang masih terbius dengan sentimen "dongeng" ini. Seperti kata penelitian yang pernah gw baca, cowok sulit berpikir jernih kalau berurusan dengan cewek cantik. Disadari atau ga, ketika berhadapan dengan cewek yang atraktif, cowok sibuk membuat dirinya terlihat menarik dan melupakan hal lain yang sebenarnya lebih penting. Untungnya gw pelit, hehe, jadi ada safety net-nya dalam mengeluarkan duit. Gw juga seorang geek yang gila kerja.

Anyway, gw menulis ini untuk mengingatkan diri sendiri untuk ga terlalu mengikuti perasaan.

Kalau ada cewek yang over excited dengan kamu, ya jangan terbawa-bawa. Nanti malah ceweknya yang bosan.

Kalau ada cewek yang under excited (misalnya pikirannya sedang galau) dengan kamu, ya ga usah sok repot. Kalau dia benar-benar sayang, pasti dia akan membuka dirinya sendiri pada akhirnya. Kalau justru ditinggaln? Ya berarti dia ga sayang kamu :)

Welcome to the real world :)

Friday, November 13, 2009

Berbagi susah



Apa ini, susah kok dibagi-bagi? Hehe, ini cerita tentang teman gw. Gw punya seorang teman, secara fisik dia menarik, secara ekonomi sangat berkecukupan, cerdas, supel, pokoknya komplit deh. Oh ya, dia juga sudah punya peliharaan (beberapa kebudayaan menyebutnya: pasangan).

Dia sangat mandiri, malah agak sedikit "ini cara gw, ikuti gw atau stay away." Dari luar dia juga terlihat selalu ceria. But I know her quite well that I know, deep inside, she is fragile. (Kaum feminis akan protes: Lo pikir semua cewek rapuh! Jawaban gw: Shut up and continue reading.)

Sayangnya dia sangat tertutup untuk membicarakan masalahnya. Semua disimpan sendiri. Gw jadi simpati sama dia (meski gw pakai Matrix, ga nyambung ya?). Ember aja kalau diisi air terus lama kelamaan akan tumpah (bener kan? embeeerrrr!). Dalam perancangan software, terlalu banyak menyimpan data di session juga menyulitkan scalability. Anjing tetangga gw kemarin mati gara-gara bengong (ini ga nyambung).

At least, di dunia ini pasti ada 1-2 orang yang sangat kita percayai. Jika kalian bilang "Ga ada" berarti kalian bajingan banget (sehingga selalu curiga orang lain akan gantian menjahati kalian) atau ga serius menemukan "orang kepercayaan" itu. Orang itu bisa pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, sahabat kita, bahkan (kalau kepepet) orang yang memang dibayar untuk itu (psikiater?).

Dan ketika kita menemukan orang itu, for heaven's sake, buang deh sampah-sampah di pikiranmu ke dia! Dia mungkin ga bisa membantu apa-apa, but at least dia sudah jadi tempat berbagi susah! To be frank, kadang yang kita butuhkan memang itu: sahabat dengan sepasang telinga yang baik (dan mulut yang diplester).

Sampah aja lama-kelamaan bisa busuk kalau dibiarkan, apalagi pikiran kita yang buruk-buruk. Very bad for your health. Not good. Don't let it corrupt your body and soul.

Saturday, November 07, 2009

Gw vs Nyamuk (ga penting)

Beberapa hari ini kamar gw banyak banget nyamuknya. Gw udah setel AC ke 18 Celcius, mereka tetap aja santai bermanuver di udara. Justru gw yang kedinginan dan bolak-balik ke toilet.

Gw mendadak autis kalau sedang bekerja, tapi nyamuk-nyamuk kurang ajar itu sungguh membuat gw sulit berkonsentrasi. Biasanya gw meneplak(?) nyamuk yang beterbangan dekat gw atau yang sedang landing di kulit gw. Nah, dua hari kemarin, just for fun, I decided to collect their dead bodies and sort them (so I can count them).

Yah, kadang gw suka melakukan hal-hal yang ga penting, seperti sekarang ini. Berikut ini bukti kekejaman gw:



Exhibit 1

Seperti terlihat di Exhibit 1, ada 26 nyamuk yang menjadi korban keganasan gw. Ini dalam waktu kurang dari satu jam (dan gw ga mencari mereka, hanya duduk sambil bekerja)! Bisa saudara bayangkan betapa masifnya invasi nyamuk di kamar gw!

Besoknya, gw iseng nyemprot kamar gw. Sejam kemudian gw kembali dan mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan. Penasaran aja gw, berapa banyak sih yang gugur. Berikut ini hasilnya:



Exhibit 2

Tiga puluh dua nyamuk! Dan gw belum mencari ke sudut-sudut, what a record! Gw penasaran, ada ga ya orang yang iseng seperti ini? Bagaimana dengan kamu?

Tuesday, November 03, 2009

Bidadari malam dan pikiran menjurus

Tadi malam, gw dan beberapa kolega di kantor lama gw bergadang melakukan migrasi sistem interkoneksi SMS untuk salah satu operator di Indonesia. Gw tiba di kantor sekitar jam 8 malam dan keluar kantor sekitar jam 12 siang keesokan harinya (which is today). Sungguh, gw capek banget. Oh ya, posting ini murni curhat. Kalau kalian keberatan dengan gw ngalor ngidul dan whining kayak banci, feel free to skip this post :)

Seperti kebanyakan kuli komputer, gw terbiasa bekerja malam. Lebih dingin, lebih tenang, pokoknya lebih afdol. Tapi kali ini kami bekerja malam bukan karena kerajinan, tapi karena pihak operator menghendaki demikian, karena traffic SMS di malam hari jauh lebih sedikit.

Dan biasanya, dingin-dingin dan malam-malam lebih mantab kalo ditemani cewek cantik. Apalagi kalau sang bidadari menunjukkan perhatian dengan menanyakan kabar. Wuih, wenak tenan! Dan biasanya saat seperti itu muncul pikiran-pikiran menjurus. Bukan jurus Kungfu atau Silat, tapi menjurus ke Sekwilda dan zona terlarang lain.

Kalau gayung bersambut, ya bagus. Otak jadi memanas, kerja jadi semangat. Seperti lokomotif tua yang dicecoki batu bara kualitas wahid, jadi jos jos jos! Tapi kalau sang bidadari tersinggung, waduh keadaan sungguh runyam. Ini namanya miscommunication.

Lho, opo iki? Katanya di kantor, kok ada bidadari segala? Kan gw bilang posting-an ini ngalor ngidul :)

Itu sebabnya kita butuh seseorang yang menerima kita apa adanya. Ada saatnya kita menjadi good guy, ada saatnya kita menjadi smart guy, dan ada saatnya kita naughty naughty bitchy bitchy. "Sédéng" guy. We can't be perfect at all times right?

I really need to get some sleep.

Monday, November 02, 2009

Emosi dan produktivitas

Udah nonton Star Trek? Gw baru nonton kemarin di DVD :D Filmnya bagus, dan ga seperti film Hollywood pada umumnya, kisah asmara yang ditonjolkan justru bukan mengenai tokoh utamanya (Capt. Kirk), tapi mengenai seorang Vulcan bernama Spock.

Vulcan digambarkan sebagai spesies humanoid (mirip manusia) yang dikenal mengutamakan logika dan reasoning. Sebenarnya mereka makhluk yang sangat emosional (catatan: "emosi" bukan hanya "marah"), namun karena emosi mereka sering merugikan, sejak kecil mereka dilatih untuk "memadamkannya".

Pada dasarnya gw juga mudah terbawa emosi. Wajah gw seperti cermin hati gw. Kalau lagi sedih, kelihatan. Kalau lagi kesal, kelihatan. Jadi kalau sedang jalan sama cewek dan wajah gw terlihat ceria berarti gw sedang senang banget :)

Ga hanya itu. Suasana hati gw juga berpengaruh terhadap kinerja gw. Baru-baru ini gw ditanya, "Tumben sekarang lo rajin nulis blog. Ada apa nih?" Hoho, jelas ada udang dibalik batu :)

Sayangnya kisah cinta gw kebanyakan ga berjalan baik. Gw agak mudah cemburu. Akibatnya kinerja gw ikut-ikutan "so-so". Saat ini, alternatif yang gw pilih adalah mencintai bidadari. Gw ga bisa memiliki bidadari, sehingga ga (bisa) cemburu. Dan seorang bidadari selalu menjaga hati gw. Oh ya, bidadari itu nyata lho ;-)

Mungkin, pada akhirnya, gw akan menemukan solusi terbaik untuk masalah ini. Mungkin gw bisa seperti Vulcan yang melatih emosi lewat meditasi. Tapi sementara itu, bercumbu dengan bidadari adalah pilihan yang produktif, mutual dan menyenangkan :)

Friday, October 30, 2009

Keluar dari zona aman

Di status Facebook gw pernah menulis bahwa Stardust adalah salah satu film favorit gw. Selain Stardust, gw juga suka Jumper, trilogi Bourne dan trilogi Lord of The Rings. Apa yang menjadikan mereka favorit gw? Mereka film petualangan. Tapi lebih dari itu, mereka mengajarkan gw untuk berani keluar dari zona aman untuk meraih sukses.

Keluar dari zona aman. Kadang istilah ini harus diartikan secara harafiah: keluar dari tempat kita biasa tinggal. Gw pernah baca di suatu buku, "Bagaimana cara menjadi sukses? Pergilah merantau."

Semua presiden kita bukan orang Jakarta namun mereka bekerja di Jakarta. Mantan Gubernur Sutiyoso pun ga lahir di Jakarta. Kedua orang tua gw bukan orang Jakarta, namun mereka bisa membeli rumah setelah bekerja di Jakarta. Gw yakin banyak pembaca blog gw yang orang tuanya ga dari Jakarta, tapi bekerja di Jakarta. Kebanyakan menjadi sukses, paling ga lebih baik dibanding kondisi sebelumnya. Lalu kemana orang-orang kelahiran Jakarta seperti gw harus pergi agar sukses?

Waktu kecil gw bercita-cita menjadi astronot, gw ingin menjelajahi alam semesta. Saat sekolah gw ingin menjadi diplomat, gw ingin menjelajahi dunia. Eh kok kuliahnya jurusan IT, akhirnya mentok menjelajahi kompleks perumahan :) Memang cinta (terhadap komputer) membutakan segalanya :D

Gw ingin seperti Tristan Thorn dalam Stardust yang mengelilingi dunia dan kembali sukses. Awalnya memang "terpaksa", tapi ujung-ujungnya membahagiakan. Bertemu banyak orang, mendapat banyak pengalaman... dan menemukan cinta? Mungkin yang terakhir ga perlu. Gw masih memilih cewek sebangsa untuk urusan itu. Mungkin seseorang seperti 7 di film 9 :)


Wednesday, October 28, 2009

Hari Pemuda. Lalu?

Apa saja aktivitasmu di Hari Pemuda ini? Kalau gw, bangun kesiangan, mampir ke website bokep, membantu teman menyusun skripsi, melanjutkan coding sebuah project kecil, membalas beberapa email dan mengirim invoice. Yeah, so lame. Semoga aktivitas kalian lebih baik.

Gw membayangkan, 81 tahun yang lalu pemuda-pemudi sebaya gw sibuk mengadakan rapat akbar. Mereka dengan semangat mengumandangkan Sumpah Pemuda. Sementara disini gw bingung apakah Sumpah Pocong masih diputar di bioskop.

Nasionalisme. Kata yang usang. Menjadi usang karena banyak orang yang skeptis terhadap negeri ini. Menjadi semakin usang pula karena mereka yang diskeptisi (halo pejabat!) pura-pura ga sadar dirinya diskeptisi.

Ambil contoh kasus KPK. Kalau mau jujur, mayoritas penduduk Indonesia mendukung banget keberadaan dan operasi lembaga negara itu. Sisanya yang ga mendukung karena ga peduli, ga tau atau familinya (atau dia sendiri!) beresiko dijaring KPK. Kalau semua manusia baik mendukung pemusnahan korupsi dari negeri tercinta ini, mengapa membiarkan KPK dijadikan bual-bualan? Mungkin karena ga semua manusia baik :)

Awalnya gw sangat antusias mengikuti sepak terjang KPK. Setiap membaca KOMPAS, pasti gw cari kisah KPK yang menangkap anu dan anu. Mirip film action Hollywood. Tapi sekarang? Film Bollywood jadul yang orang-orangnya item dan berbulu aja masih lebih enak dilihat.

To be honest, my faith for a better nation is starting to diminish. Gw ga tau harus percaya siapa lagi dalam perang David melawan Goliath ini. I'm skeptical. Dan biasanya lama-lama akan muncul ignorance.

Hmm.. tapi gw akan membiarkan sebuah lilin kecil menyala di sudut hati gw. Just in case. Berharap baik boleh kan? :)

Cowok harus tau jalan

Semua orang yang kenal gw dengan baik pasti tau gw orang rumahan. "Ngapain keluar kalau bisa pacaran di rumah?" "Ngapain kerja kantoran kalau bisa kerja di rumah?" "Ngapain ke toko buku kalau ada Google (yang bisa dibuka dari rumah)?"

Bahkan kalau terpaksa keluar, gw lebih memilih naik kendaraan umum. Ga perlu merayu mama untuk pinjam mobil, ga perlu keluar seratus ribu untuk bensin, bisa tidur pula! Sikap gw tentu membuat cewek agak ilfil saat dating sama gw. Entah kenapa mereka lebih memilih diantar-jemput, padahal biasanya juga bisa pergi sendiri (entah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi)! Dasar cewek.

Untungnya gw agak autis. Kalo mereka ogah pergi ya wis. Jadi bisa santai dirumah kan :D Tapi kadang gw benar-benar harus pergi bawa kendaraan. Dan saat itu biasanya gw kelabakan: gw ga hapal jalan dan ga pakai kacamata sehingga marka jalan sering ga kelihatan!

Gw pernah nunggu lampu merah hampir sepuluh menit, dan baru sadar ternyata memang ga boleh belok (tulisannya ga terbaca). Gw juga sering nelpon rumah/teman hanya untuk bertanya, "Depan gw ada belokan itu kemana ya?" Paling bodohnya, gw pernah berhenti di tengah jalan bypass karena ragu-ragu, "Yang masuk tol sebelah kiri atau kanan ya?"

Tapi yang membuat gw kapok adalah kejadian hari ini. Pulang dari London School gw membawa mobil dengan indikator bensin sudah ke E (Empty). Karena saat itu Three-in-One, gw harus lewat rute Karet-Casablanca untuk ke Bekasi. Guess what, ternyata ga ada pom bensin selama di jalan! Terpaksa gw matiin AC, padahal lumayan macet. Keringetan, deg-degan takut mogok. Benar-benar Fear Factor (dan bodoh). Untungnya jauuuh kemudian di Cipinang ada pom bensin. Selesai isi bensin gw langsung setel AC paling dingin sambil nyanyi-nyanyi (setelah itu gw kebelet pipis karena kedinginan).

Ternyata kata teman gw, pom bensinnya sebenarnya ada, tapi harus keluar rute sedikit. Coba kalau gw tau jalan, ga perlu konyol seperti tadi.

Pesan moral: Kalau melihat gw naik mobil dan ga pakai kacamata, jangan dekat-dekat.

Tuesday, October 27, 2009

Mamaku mengajarkanku tentang cewek dan kehidupan

Lebih tepatnya: Mamaku mengajarkanku bagaimana memahami wanita dan kehidupan, tapi ga secara langsung. Begini ceritanya.

Mama gw adalah mama yang cerewet. SANGAT cerewet. Belum lagi keras kepala, udah salah tetep ngotot. Suka "bohong demi kebaikan" juga, khususnya soal makanan. Seperti bilang sayurnya enak padahal rasanya pahit (tapi memang sehat). Mama gw juga payah soal keuangan. Beliau ga mau ribet. Akibatnya gw yang sekarang pencari nafkah utama sering kebakaran jenggot karena penggunaan duit "negara" ga sesuai APBN.

Ketika gw mengadu ke papa, beliau dengan bijaknya berkata, "Kalau kamu bisa mengatasi mama, kamu bakal jadi orang sukses." Ya iya lah, cobaan yang gw terima lebih dasyat dari gemblengan Kawah Candradimuka!

Tapi papa benar juga. Lama-lama gw mulai ga stres. Apakah karena mama berhenti cerewet? Tentu tidak :) Tapi gw mulai mengikuti ritme mama, semua dibawa enak (baca: cuek). Herannya, seiring dengan semakin sabarnya gw, "panca indra" gw terhadap cewek juga meningkat. Susah dijelaskan, tapi intinya cewek macam apa pun yang berinteraksi dengan gw, gw langsung tau, "Dia seperti ini. Cara berkomunikasi yang efektif dengan dia adalah begini." Tentu gw menggunakan kelebihan ini untuk tujuan baik :P

Apa tipsnya? Gw sering kebawa emosi juga kok. Tapi gw segera ingat I truly love this old lady and her actions are sincere. Biasanya langsung reda. Tapi ga jarang juga gw ikutan teriak, saat itu artinya perang dunia :D

Jadi, lain kali, kalau mama kalian cerewet, anggap aja sedang nonton sinetron :)

Anak-anak pembersih kuburan

Beberapa hari yang lalu gw dan orang tua nyekar ke makam oma dan opa, lumayan dekat rumah. Seperti biasa, begitu kami mendekat ke makam, anak-anak yang sedang nongkrong dekat situ langsung rajin mendadak berusaha membersihkan makam oma+opa (mereka sepiring berdua, eh, semakam). Seperti biasa pula, mama langsung 'mengusir' mereka (hehe). Tapi melihat makam yang agak berantakan, papa akhirnya membiarkan mereka membersihkan.

Disinilah menariknya. Ada seorang anak yang sungguh-sungguh merapikan rumput. Ada anak yang merapikan tapi pakai gunting kertas (WTF???). Ada anak yang keliatannya bersemangat tapi ga ada ide mau ngapain. Ada anak yang sekedar pelengkap penderita alias pura-pura sibuk. Ada juga yang pura-pura menggunting tapi matanya melirik tangan gw yang sedang menghitung uang (untuk dikasih ke mereka).

Papa gw jelas mengomel (tapi bukan ke mereka). "Lihat tuh yang matanya ngeliatin uang. Kerja belum benar sudah menunggu dibayar. Gimana nanti kalau sudah gede." Sementara itu papa memuji (masih ngobrol ke gw) si anak yang sungguh-sungguh bekerja.

Bagaimana upah mereka? Awalnya gw ingin membagi rata, namun akhirnya gw kasih semua ke anak rajin itu (kebetulan dia paling besar), "Ini untuk kalian. Kamu yang bagi. Terserah kamu mau kasih berapa teman-temanmu. Kamu ga kasih juga gapapa, toh yang kerja kamu."

Di dalam mobil, papa bilang, "Lain kali kita pakai yang rajin itu aja."

Moral ceritanya cukup jelas kan?

Monday, August 17, 2009

Refleksi 17 Agustus

Ini bukan "refleksi bangsa kita di hari kemerdekaan". Orang-orang telah menceritakannya di televisi dan surat kabar, dan mereka melakukannya dengan baik. Ini adalah refleksi gw, seorang Thomas Wiradikusuma, karena ga ada yang lebih mengenal diri gw selain gw sendiri.

Ketika diundang jamuan makan oleh pejabat Google, yang juga dihadiri beberapa tokoh IT tanah air, gw dengan senang hati menceritakan kebenaran (kebanyakan kebobrokan) infrastruktur IT kita. Keliatannya ga ada yang salah dengan ini, kecuali kenyataan bahwa gw mengumbar kepayahan bangsa sendiri demi makan siang gratis di JW Marriott.

Gw dan teman-teman gw terbiasa melecehkan produk/merk lokal (termasuk karya seni). In my defense, kebanyakan produk lokal (terutama elektronik seperti laptop dan handphone) memang sebenarnya bukan buatan lokal. Kebanyakan hanya rebranding atau paling jauh merakit disini namun komponennya 90% impor.

Gw juga terbiasa menggunakan Bahasa Inggris dalam menulis blog, dokumentasi, proposal atau presentasi. Gw bahkan mencoret-coret di kertas atau papan tulis menggunakan Bahasa Inggris.

Yang terakhir dan yang paling parah, gw begitu ga peduli dengan pejabat-pejabat di pemerintahan kita. Bagi gw, mereka hanya "aji mumpung". Gw sampai berpikir, "Kalau gw nanti jadi pejabat, gw juga kayak mereka ah. Everybody does that."

Apakah gw telah kehilangan identitas gw sebagai seorang putra Indonesia?

Monday, June 29, 2009

Creative industry is wider than you think


Gw jarang nonton TV dan baca koran, tapi belakangan ini gw rajin baca KOMPAS setiap pagi (sebenarnya supaya gw ga bobo lagi). Seperti biasa, gw sok tau menganalisa tren (which is flawed since you can't analyze trend just by seeing recent activities). Kali ini gw melihat kecenderungan "the rise of creative industry".

Media massa memberitakan bahwa industri kreatif sanggup bertahan di masa resesi global ini. Industri kerajinan mendapat sorotan sebagai the silver bullet untuk bangkit dari resesi. For your information, baru-baru ini ada pameran industri kerajinan yang sayangnya gw lewatkan karena lebih memilih nonton Transformers 2 (yes, I'm childish).

Batik, kerajinan tangan, musik dan rumah produksi (production house—PH) adalah kategori(?) yang paling sering disebut sebagai industri kreatif. Sebenarnya industri kreatif lebih luas dari itu. To some extend, IT (Information Technology) is a creative industry.

Selain menjual diri dan menipu orang lain, ga banyak bisnis yang bisa dilakukan dengan modal "just myself". IT, khususnya perangkat lunak (aplikasi, website, animasi, desain grafis), memungkinkan kita untuk berusaha dengan modal minimal. Dengan asumsi kamu punya komputer layak pakai dan mungkin koneksi internet, kamu bisa dibilang memiliki modal untuk memulai.

Sayangnya, mungkin karena kemampuannya untuk mulai tanpa modal itu, pemerintah (we pay taxes to blame them right?) ga begitu tertarik mendukung industri IT yang low entry high return ini. Well, mungkin mereka justru berpikir "IT kan mahal, pasti butuh modal besar". Atau mungkin mereka ga tau soal "murahnya memodali industri IT". Atau mungkin mereka ga peduli.

Kadang gw iri melihat teman-teman gw yang tinggal di luar negeri. Mereka relatif mudah membangun startup company dengan dukungan dana dari Venture Capitalist. Di Indonesia, permodalan hanya dari bank atau papa/mama/paman/bibi.

Ini sangat disayangkan, padahal dengan modal relatif kecil (<50jt) Google, Amazon, Facebook, YouTube dan Twitter asli buatan putra putri Indonesia.

Note: For the record, gw dan beberapa teman sedang membuat startup dengan modal sendiri. It's for fun, but we never know what will happen next..

Saturday, June 20, 2009

Menyambut "Hari Ayah"

Dari Wikipedia: Father's Day is a day honoring fathers, celebrated on the third Sunday of June in 52 of the world's countries and on other days elsewhere. Dengan asumsi Indonesia salah satu dari 52 negara tersebut, besok adalah hari spesial untuk semua ayah di Indonesia.

My dad is a great dad. Selama sekolah selalu dapat beasiswa, karirnya sewaktu muda sangat cemerlang, bahkan Papa adalah orang pertama yang berani mencetak buku Pramodya Ananta Toer. Kalau bukan karena kasus politik yang membuat beliau ditahan belasan tahun, mungkin Papa sekarang sudah jadi seorang jendral Angkatan Darat.

Mungkin ini yang namanya takdir. Keluar penjara, Papa bertemu Mama di suatu pameran lukisan. Papa yang saat itu seorang pengusaha sedang ngobrol dengan Adam Malik (mantan wakil presiden) ketika Mama yang wartawati "mengganggunya" dengan jeprat-jepret foto. Papa dan Mama berkenalan, berpacaran lalu menikah. Setidaknya begitulah ceritanya menurut Papa.

Tapi Papa bukan manusia yang sempurna. Papa terlalu percaya dengan orang lain sehingga sering ditipu dalam berbisnis. Dengan jujur gw akui, keluarga gw pernah mengalami masa-masa yang sangat sulit. Untungnya mama seorang wanita yang sangat gigih memperjuangkan well being dan pendidikan anak-anaknya.

Sekarang gw udah bekerja. There are lots of room for improvements, but so far I'm proud of what I do. Gw pikir, "Akhirnya, gw punya uang for myself." Well, not for myself, apparently.

Papa dan Mama mulai memasuki usia non-produktif ketika gw pertama bekerja sementara kedua adik gw masih kuliah. Gw masih ingat bagaimana gaji gw, yang untuk ukuran saat itu lumayan besar, habis dalam seminggu dua minggu. Teman-teman gw berpikir gw boros dan "pacaran melulu". Gw memang punya banyak teman cewek, but I never used money to attract them (soalnya gw pelit, hahaha).

Anyway, sampai sekarang pun gw masih berkontribusi untuk keluarga gw. Untungnya salah satu adik gw udah bekerja dan yang satu lagi tahun ini diharapkan lulus. Harapan gw, kedua adik gw bisa mengurusi diri mereka sendiri financially, biar gw yang mengurusi Papa dan Mama dan dana sisanya bisa gw alokasikan untuk membuat startup (taukah kamu gw dan beberapa kawan sedang membuat website 2.0?).

Ga sedikit cewek yang bertanya kenapa gw ga segera menikah, mengingat karir gw udah bagus. Well, jawabannya sederhana, gw ingin fokus membahagiakan kedua orang tua gw selagi bisa (dan membangun bisnis gw sambil berjalan). Gw lebih memilih adik-adik gw yang menikah dulu (and I will help them finance their wedding).

Kita mencari uang untuk bertahan hidup dan mencari kebahagiaan. Gw menemukan kebahagiaan dengan melihat orang-orang yang gw cintai berbahagia. Lagipula gw udah (belajar) menjadi seorang ayah kan?

Happy Father's Day, Dad. I hope you proud of your son.

Wednesday, June 17, 2009

Gw gerah dengan kritik dangkal

Belakangan ini banyak "pakar" yang menjelek-jelekkan kinerja pemerintahan sekarang. Pemerintahan sekarang memang ga sempurna, semua orang juga tau, tapi kritik para "pakar" itu terlalu naif sehingga membuat gw (dan gw yakin banyak orang lain) gerah. Pendapat mereka begitu tolol sehingga kemungkinannya hanya empat:

1. Mereka memang tolol.
2. Mereka dibayar untuk tolol.
3. Mereka sempat mati suri dan baru bangun di pemerintahan sekarang sehingga terkaget-kaget dengan kondisi negara kita.
4. Mereka punya dendam pribadi (pernah berurusan dengan KPK?)

Contoh kritik mereka:

Utang negara semakin membengkak. Mereka ga tau ya ada INFLASI, RESESI GLOBAL, BUNGA DARI UTANG DULU, BENCANA ALAM BERUNTUN dan KERUGIAN NILAI TUKAR. Pemerintahan sekarang mewarisi kebobrokan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Jangan sok suci kecuali dulu ga pernah berurusan dengan politik/militer (I have to mention military because they're tightly related with government).

Semakin banyak orang miskin. Dan semakin banyak juga orang kaya. Memangnya manusia Indonesia ga boleh beranak? Jangan lupa "musibah-musibah" yang gw tulis di atas juga berperan penting menambah jumlah penduduk miskin.

Bencana beruntun berarti pemerintahan ga diberkati. WTF? Bagaimana dengan istri yang kena AIDS dari suaminya karena suaminya suka jajan? Bagaimana dengan warga Palestina yang morat-marit mempertahankan negara mereka? Mereka menderita bukan karena ga diberkati (I don't know why, I guess nobody knows why). Kalau memang SBY ga diberkati, kenapa Tuhan repot-repot menyusahkan orang lain?

Peralatan perang kita banyak yang rusak. Lalu kenapa ga diganti dari dulu? Peralatan perang kita umurnya *jauh* lebih tua dibanding umur pemerintahan sekarang. Pemerintahan sebelumnya "beruntung" karena rusaknya baru sekarang. Jangan lupa alokasi dana militer memang dikurangi karena dananya digunakan untuk hal lain (bandingkan alokasi dana pendidikan dulu dan sekarang).

BBM naik. Tahukah kamu minyak-minyak murah kita BANYAK DIJUAL UNTUK INDUSTRI DAN LUAR NEGERI SECARA ILEGAL? Kamu yang demo, industri dan calo minyak yang senang. Jangan lupa harga minyak dunia sempat naik gila-gilaan. Note: Pemerintahan sekarang mengklaim penurunan BBM sebagai prestasi mereka, menurut gw itu juga ga relevan (karena sudah sepantasnya mengikuti turunnya harga minyak dunia).

BHP (Badan Hukum Pendidikan). Pendidikan yang baik MEMANG MAHAL. Bandingkan Trisakti dan Binus (hanya contoh) dengan "universitas" lain yang lebih mirip tempat kursus (jika kamu kuliah di tempat seperti itu, jangan keburu sewot. Jawab jujur dulu: kalau kamu mampu bayar lebih, apakah kamu akan tetap disitu atau pindah ke universitas yang lebih mahal dan terkenal?). Kenapa mahal? Karena infrastrukturnya (dosen, ruang kelas, buku) mahal. Idealnya, penerapan BHP dimaksudkan agar universitas mencari dana dari riset, bukan secara kurang ajar menaikkan biaya pendidikan. Demo kampusmu karena malas berinovasi, jangan pemerintah yang disalahkan.

Neolib. Please deh, jaman sekarang masih main ideologi-ideologian? Amerika Serikat negara liberal, RRC negara komunis. Keduanya bisa makmur.

Gw bukan mendukung pemerintahan sekarang (baca ulang tulisan gw, apakah ada pujian?), gw hanya meluruskan beberapa kritik dangkal yang membuat gw gerah.

Gw ga peduli siapa presiden gw nanti, yang penting dia harus cerdas dan punya integritas. Gw ga suka orang yang kerjanya mengkritik tapi lupa dia juga bermasalah. Please deh, daripada ngurusin orang lain, kenapa ga ngurus diri sendiri sih?

Ini opini pribadi gw, kalau mo protes tolong yang cerdas.

Tambahan: Gw baru membuat akun di sbypresidenku.com, soalnya gw ingin posting isi blog gw tapi harus jadi member. Kenapa gw ingin mereka tau? Karena gw kasian mereka dicela terus, dan karena gw ingin terkenal. BHUAHAHAHA! Memangnya tukang kaos doang yang boleh beruntung selama masa kampanye ;-)

Tambahan lagi:
Website SBYPresidenku payah, sering banget timeout.

Tuesday, June 16, 2009

Syarat menggunakan ATM: Harus bisa membaca

Taken from http://www.jcheights.com/news.shtml
Hari ini sekitar pukul 11:30 gw ke ATM BCA Galaxi LJ. Hooker. Disitu ada tiga mesin ATM: Pecahan 100RB, Pecahan 50RB dan Non Tunai. Gw mengantri di mesin Pecahan 100RB karena ingin menarik uang tunai. Di belakang gw ada beberapa orang sementara di depan gw seorang bapak (usia 40an) sedang bertransaksi.

Kelihatannya si bapak sedang melakukan transfer. Terlihat dari kertas-kertas yang dia bawa dan memang terlihat dari layarnya (karena postur gw lebih tinggi dan gw penasaran, "Nih orang lama amat."). Gw berpikir, "Kenapa ga pakai mesin Non Tunai ya, kan kosong. Mungkin dia sekalian mau tarik tunai."

Satu lembar, dua lembar, lima lembar... WTF? Banyak amat transaksinya, dan itu belum selesai! Gw langsung nyeletuk, "Masih lama, Pak?" "Sebentar lagi," jawabnya dengan agak ketus.

Sebagai warga negara yang baik, gw menginformasikan ke beliau, "Pak, kalau transaksi non-tunai mending disitu aja (sambil menunjuk ke mesin Non Tunai). Itu kan kosong." Alih-alih berterima kasih, dia malah menjawab ketus, "Disini juga bisa kan. Memangnya kenapa?" Well, bisa sih. Kita juga bisa menarik uang di teller, tapi orang-orang prefer ATM kan? (ini di pikiran gw).

Lalu gw bilang, "Kalau Bapak pakai yang Non Tunai, yang lain bisa transaksi. Kalo begini, yang lain ngantri, soalnya ga bisa pakai Non Tunai." Eh dia malah bilang, "Kamu mau ngajak berantem?" (ini diulang berkali-kali) Gw langsung bengong. Seriously, disitu banyak orang, dan gw yakin bapak itu terlihat sungguh "udah salah, ngotot lagi".

Akhirnya bapak itu selesai TANPA MELAKUKAN TRANSAKSI TUNAI APAPUN. Pas dia keluar, gw menengok ke luar gedung. Maksudnya ngeliatin sepeda gw takut ditendang bapak yang sakit hati itu. Eh disangkanya gw ngeliatin dia, trus dia melototin gw. Gw geleng-geleng kepala aja.

Yah, mungkin si bapak ga bisa baca tulisan "Non Tunai" (atau ga ngerti?). Atau dia ga tau kalo BCA punya fitur m-BCA, KlikBCA dan BCA by Phone untuk urusan transfer-mentransfer yang ga merepotkan diri sendiri dan orang lain.

Saturday, June 13, 2009

iPhone, HTC Magic (Android), BlackBerry atau...?

Ketika Android SDK pertama diluncurkan, gw pernah nyeletuk, "Kalau gw mo ganti handphone, gw akan ganti dengan Android." Kenapa? Karena Android open source, sangat customizable (kamu bisa ganti built-in Address Book-nya dengan buatan kamu sendiri!), dan sangat Java. Untuk seorang programmer Java seperti gw, ini seperti anak kecil dikasih mainan yang bisa diotak-atik seenak jidat.

Akhirnya Android hadir juga di Indonesia dibawah paket bundling Telkomsel. Tapi.. iPhone juga hadir. BlackBerry touch juga. Gw jadi bingung. Duit pas-pasan, ga mungkin beli ketiga-tiganya.

Dari sisi fungsi, gw masih puas dengan 6680 gw. It's 3G too, jadi belum bisa dibilang "kadaluarsa". Kebutuhan gw akan ponsel baru adalah sebagai development environment: gw ingin membuat aplikasi di ponsel berteknologi baru sehingga gw dapat ilmu (syukur-syukur aplikasinya bisa dijual dapat duit).

Disinilah dilemanya. Dengan Android gw bisa membuat aplikasi lebih baik karena sifatnya open dan pakai Java (which is bidang gw). Tapi iPhone lebih bergengsi sehingga besar kemungkinan produk ini lebih laku di Indonesia (which means, bigger market). BlackBerry berada di tengah-tengah (mendukung Java dan ngetren), tapi gw ga yakin apakah tren ini akan berlanjut (BlackBerry terkesan corporate).

Sepertinya gw akan tunda dulu pembelian ponsel baru. Mungkin duitnya untuk beli lensa aja. Oh wait..

Monday, June 08, 2009

Dicari: asisten

Sepertinya gw butuh seorang asisten. Gw bukan pengusaha, direktur perusahaan besar atau pejabat pemerintah, tapi pekerjaan gw semakin banyak dan gw mulai keteteran mengatur diri gw sendiri.

Gw udah mencoba "self-help" seperti menulis jadwal di kalender (iCal, Google Calendar sampai 6680 gw), tapi tetap ga berhasil. Primarily because of my lack of discipline.

Gw butuh manusia yang bisa mengingatkan gw akan agenda gw dan prioritas-prioritasnya, kalau perlu "memaksa" gw untuk mematuhinya. Gw juga butuh orang yang bisa mendampingi gw bahkan mewakili gw untuk beberapa acara. Kasarnya, gw butuh orang yang bisa mengurus gw supaya gw bisa fokus mengurus pekerjaan gw.

Heck, dipikir-pikir lagi, yang gw butuhkan sebenarnya seorang istri, atau paling ga pacar :) Tapi gw belum siap untuk berkomitmen.

Persyaratan untuk menjadi asisten gw (part-time job):
  • Cewek. Biasanya cewek lebih teliti dan perhatian. No, I'm not going to date her. Gw bisa cari cewek tanpa perlu memakai kedok "membutuhkan asisten". Berpenampilan menarik adalah nilai plus.
  • Masih kuliah semester 3-7. Semester awal sibuk beradaptasi, semester akhir sibuk skripsi. Gw butuh yang masih kuliah karena bisa lebih murah (namanya juga part-time) dan cenderung enak diajak diskusi. Kalau kamu masih SMA tapi menyukai tantangan boleh juga apply.
  • Domisili daerah Bekasi, kalau bisa sekitar Metropolitan Bekasi atau Galaxi (dekat rumah gw). People hate traveling too far for work, I don't want to burden her.
  • Rajin, jujur, proaktif. Klise tapi penting.
  • IP kumulatif 2.5 atau lebih. Gw ga butuh jenius, tapi gw juga ga tertarik dengan cewek cantik tapi tolol sebagai asisten. Kalau IP-mu ga setinggi itu tapi kamu yakin kamu smart, let me know.
  • Memiliki ketertarikan terhadap hal-hal baru.
  • Ga harus mengerti komputer (I can teach you).

Benefit:
  • Gaji bulanan. Lumayan untuk part-time job.
  • Jam kerja fleksibel. Sebagian besar bahkan ga perlu ketemu gw.
  • Pengalaman yang bervariasi. Very beneficial if you're a college student.
  • I can help you with your study, tapi bukan ngerjain pe-er lho..
  • Gw bantu cari kerja begitu lulus. I have lots of network.

Kalau kamu atau temanmu tertarik untuk membantu gw (menjadi asisten gw), please contact me in Facebook, Twitter or e-mail (wiradikusuma -at- gmail -dot- com) so we can elaborate more.

Monday, April 06, 2009

MetroTV dan partai yang ga pernah salah

Selama masa Kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 gw sesekali menonton televisi, terutama MetroTV. Maklum gw hanya tertarik dengan berita (dan cewek cantik, tapi kekesalan gw terhadap sinetron Indonesia outweighs ketertarikan gw melihat cewek-cewek disitu). Disini gw melihat fenomena menarik.

MetroTV menampilkan berbagai macam pelanggaran yang diperbuat partai-partai. Money politics, anak-anak di bawah umur, pertunjukan dangdut yang seronok (ini bukan pelanggaran sih), pencopetan dan perkelahian di tempat kampanye, dsb. Menariknya, hanya partai Golkar yang "lurus-lurus aja".

Gw berpikir, "Wow, hebat sekali!" Mulai sekarang gw akan mematikan MetroTV dan memilih menonton sinetron. Paling ga sinetron-sinetron itu berani mengatakan, "Cerita ini hanya rekayasa belaka."

Tuesday, February 24, 2009

Disiplin oh disiplin

Salah satu Wish List 2009 gw adalah "Lebih disiplin dengan waktu". Gw sekarang bekerja freelance di rumah, dan disiplin adalah satu-satunya cara agar hidup gw tetap berada di jalurnya. Sayangnya, sudah hampir dua bulan dan gw masih kesulitan dengan ini.

Gw pernah bilang ke Karina, "Gw ga mau bergadang lagi ah. Bangun siang membuat gw ga semangat dan ga sehat." Tapi kenyataannya, sampai tadi malam gw masih tidur jam 2 pagi. Arrgh! Saatnya mencari kambing hitam.

OK, gw bisa menyalahkan global warming, tapi alasan sesungguhnya adalah gw seorang programmer dan punya teman-teman yang terbiasa tidur larut malam. Gw bahas yang pertama dulu.

Kebanyakan programmer lebih senang bekerja di malam hari. Entahlah, sepertinya kami jadi lebih mudah berkonsentrasi. Ditambah lagi programmer "otomatis autis" ketika bekerja. Ga hanya lupa sekitarnya, sampai waktu pun kami ga peduli.

Gw juga punya teman-teman yang terbiasa tidur larut malam. Mereka bukan programmer, tapi memang kebiasaan kami untuk ngumpul malam-malam. Boys nite. Biasanya Jumat malam dan Sabtu malam, sedangkan hari lain biasanya chatting conference sampai jam 1 pagi. Sialnya, meski hati kecil gw mengatakan, "Thomas, ini salah. Go tell them you need to rest," gw malah menikmatinya!

Seperti kemarin, tiga hari berturut-turut gw mengotak-atik Hamachi agar bisa main Counter Strike lewat VPN. Gagal. Tiga hari yang ga berguna. Hmm, mungkin harusnya gw bersyukur, otherwise gw akan menghabiskan lebih banyak waktu lagi untuk bermain!

Gw coba ah untuk disiplin hari ini. Untuk mendorong hal ini, gw akan mem-publish aktivitas gw setiap jam di Twitter. Dengan begini, gw akan malu sendiri kalau selama lima jam berturut-turut ada entry "wiradikusuma is watching some movie (and it's office hour)."

Thursday, February 12, 2009

Bersih-bersih email

Selama ini gw pusing dengan email di inbox gw. Gara-gara sering menunda (membaca, membalas dan menghapus), inbox gw terisi hampir 3000 email! Dan gara-gara email-nya banyak, gw jadi semakin menunda :D

Berikut ini yang gw lakukan:
  1. Buat email account baru, khusus untuk menampung mailing list (milis).
  2. Alihkan semua milis ke alamat email tersebut. Jika milis yang Anda ikuti berbasis Yahoo Groups, lakukan "Edit membership" dan instruksikan agar pengiriman selanjutkan menggunakan alamat email yang baru.
  3. Dalam "Edit membership", gw juga mengatur beberapa milis yang "hanya gw baca" (gw jarang posting) agar "Daily digest" sehingga dikirimnya per hari, bukan per pesan.
  4. Gw juga keluar dari beberapa milis.

Sedangkan untuk email account yang sudah ada, gw melakukan:
  1. Hapus semua email notifikasi (dipilih menggunakan filter Gmail), misalnya dari Facebook dan Friendster.
  2. Arsipkan semua email dari milis (dipilih menggunakan filter Gmail juga). "Arsip" (archive) membuat email ga tampil di layar, tapi tetap bisa dicari.

    Lihat di screenshot untuk tau berapa banyak email yang saya "hilangkan" dari inbox Gmail saya :) Anyway, gw mungkin ga sengaja menghapus beberapa email yang penting (gw kurang tidur, hiks). Jadi kalau Anda pernah mengirim email ke gw dan belum gw balas, tolong kirimi gw lagi!

Tuesday, February 03, 2009

Indonesia is following me now?

I was very surprised when I checked my inbox this morning. The subject said "Indonesia is now following you on Twitter!" Oh my, what did I do?



Apparently it's somebody having account "Indonesia" (simply a username) following me. Phew, how relaxing! Anyway, it's kind of surprise that, although not significant, almost every week that some new people are interested in what I'm doing. It's interesting because I'm not advertising it in any way (it's http://twitter.com/wiradikusuma, in case you're wondering).

Monday, February 02, 2009

Google False Alarm, updated

Apparently the warnings Google gave me was an error in their side. Wow, I never thought a company that big can have that kind of stuff on the loose.

The spokesman said that it only lasted for 40 minutes or so (see the Official Google Blog for details). Consider myself lucky for such a rare event.

Saturday, January 31, 2009

Google False Alarm

A moment ago I was searching something in Google. Surprisingly, Google told me (in the result list) that "This site may harm your computer". At first I thought, "Gee, thanks for informing." But when I looked thoroughly at the result, ALL items were marked! How come everything Flex related can do any harm to my computer?

Being curious, I googled about "Google". The result was hilarious, they were all marked too! This must be false alarm. See the screenshot for some fun.

Looking for my geek side?