Saturday, September 13, 2008

Trims sudah mengingatkan, Kek!

Seperti biasa, begitu turun dari bis di Jatibening, gw langsung mencari ojek. Gw bisa hemat 7 ribu Rupiah kalau naik angkot, but given the road condition in Kalimalang, ojek adalah pilihan yang tepat.

Seperti biasa pula, gw berjalan menuju pangkalan ojek dengan pandangan ke aspal. Bukan apa-apa, gw ga tega melihat wajah-wajah mengharap para tukang ojek yang mangkal disitu. Strategi gw adalah berjalan dengan arah sembarang (yang pasti menuju pangkalan ojek dong), lalu setelah kelihatan roda motor, gw lihat ke depan. Kalau memang ojek, gw naik. Dengan begitu gw ga merasa "bersalah" karena memilih "tukang ojek X dan bukan tukang ojek Y".

Namun lain dari biasanya, tukang ojek yang gw pilih adalah seorang kakek-kakek. Ya, seorang manula. Sempat merasa ga enak karena kuatir "menyusahkan" beliau, akhirnya gw naik juga. Lebih ga enak lagi kalau gara-gara itu rejekinya jadi batal.

Selama di perjalanan, pikiran gw penuh dengan berbagai hal. Bagaimana kalau kakeknya tiba-tiba ambruk? Gw kan ga bisa naik motor! Hehe, norak banget ya gw...

Ga begitu sih. Sebenarnya gw jadi termenung. Ga tau urutannya gimana, di pikiran gw penuh dengan rasa penasaran terhadap sang kakek dan tentang hidup gw sendiri. "Kenapa si kakek bisa sampai mengojek? Kemana anak-anaknya?"

Kemudian gw melihat diri gw sendiri. Gw langsung teringat hal-hal baik yang gw punya: keluarga yang gw cintai, teman-teman yang baik, rejeki yang berkecukupan, panca indera yang lengkap, udara yang menyegarkan, cuaca yang cerah... DEG... Dada gw terasa sesak, banyak sekali hal-hal indah yang gw alami... Hal-hal penting (udara itu penting lho) yang selalu gw peroleh (namun gw anggap "biasa")... Kenapa gw masih suka mengeluh?

Ga lama kemudian gw sampai di rumah. Dari percakapan singkat dengan sang kakek, gw mengetahui bahwa beliau punya tujuh anak dan beberapa cucu (I stop counting, too many of them). Mengojek adalah pekerjaan sambilannya selain menjadi satpam.

Dari pembawaan sang kakek yang riang, gw merasakan beliau menikmati yang dilakukannya. Setiap orang memang harus berusaha lebih baik lagi, namun apa pun yang ada di hadapan kita sekarang, perlu kita syukuri dan kita jalani dengan riang, bukan begitu?

1 comment:

  1. pertamaxxx...
    nice bro.. terkadang kita memang lupa untuk bersyukur dan stop mengeluh...
    untuk apa dikeluhkan hidup yang sebentar ini, bukankah seharusnya dinikmati dengan senyuman :)

    ReplyDelete

Looking for my geek side?