Postingan ini berisi uneg-uneg gw. Akan banyak kata-kata kasar disini. Stop here if you don't want to read it.
Gw tau semua orang pada akhirnya akan meninggal. Gw juga tau "waktu"-nya ga bisa ditentukan. YANG GW GA MAU TAU ADALAH KENAPA GW GA BISA BERBUAT APA-APA UNTUK MENUNDA PROSES ITU.
Papa gw ga kena kanker, ga kena penyakit yang belum ada obatnya, ga kena kecelakaan. Papa meninggal karena penyakit yang SEHARUSNYA BISA DIOBATI KALAU TERDETEKSI SEJAK AWAL. Dari penuturan murid Papa dan beberapa teman sepaguyubannya, Papa udah tau dia sakit, tapi ga mau ambil pusing. Besar kemungkinan Papa ga mau merepotkan keluarga.
Awalnya hati gw menyalahkan Papa, tapi gw pikir lagi, ITU GA AKAN TERJADI SEANDAINYA GW BECUS MENCARI UANG DAN BUKANNYA BERSANTAI RIA. Seandainya gw udah sukses dan punya banyak uang, Papa pasti ga sungkan untuk merepotkan gw.
Tapi alih-alih bekerja keras, GW TERLENA DENGAN KEMAMPUAN GW DAN SIBUK DENGAN DUNIA GW, berusaha mengejar idealisme entrepreneurship yang sampai sekarang pun ga keliatan hasilnya. Alih-alih mengejar karir di suatu perusahaan besar, gw hanya membual janji bullshit kepada keluarga gw tanpa sadar they need my money now, not few years later after I sell my hypothetical Web 2.0 Startup to Google.
I HATE MYSELF, MY ARROGANCE, MY F*CK*NG DREAM OF BEING SUCCESFUL LATER AT THE COST OF "bersusah-susah dahulu". I hate myself for not realizing that I don't work for my own welfare. Kalau aja di otak gw ada pikiran, "Hey tolol, lo jangan cepat puas, segini belum ada apa-apanya untuk keluarga lo," tentu gw ga akan kecolongan seperti ini.
OK, mungkin semua udah ditakdirkan. Papa udah tau soal bencana Haiti dan Chile, jauh sebelum mereka terjadi. Papa juga tau bencana-bencana lain yang akan datang. Papa mungkin juga tau soal kepergian dirinya, sehingga secara "kebetulan" meninggalkan kami tepat setelah semua anaknya lulus kuliah dan udah bekerja, dan tepat saat Imlek saat kami sekeluarga berada di Indonesia (salah satu adek gw kuliah di Cina sedangkan gw bekerja di Malaysia). Well, I don't give a sh*t about those supernatural things. Yang gw tau adalah gw bersalah karena gw udah lengah dan ceroboh. Gw sungguh menyesal.
Papa, maafin koko ya karena koko bukan anak yang baik. Papa ga usah kuatir soal Mama, biar anak-anak yang mengurus. Koko udah pesan tiket untuk tiap bulan pulang ke rumah. Koko akan jaga Mama dan adik-adik. Koko ga akan marah-marah ke Mama lagi. Koko akan perbaiki rumah seperti keinginan Papa. Koko janji akan sukses dan membuat Papa bangga.
Koko senang Papa sekarang udah di Surga. Papa ga usah kuatir soal rumah dan yang lain, sekarang koko yang akan mengurus semua. Koko janji.
Finally, you just make an update for your blog oom, well done, walau isi updatenya "sebuah duka cita" bagi saya. Cuma mau bilang "ganbatte ne", kadang kalanya untuk sebuah "kesadaran" kita harus mengalami sesuatu oom, entah itu dengan sebuah kehilangan. Your father gonna proud of you oom, for sure :-). Masih ada mama kan?, you were right, we just didnt life and live for ourself -syaifulbahritea-
ReplyDeleteok,g baru baca blog lu.So,g baru tau.G KAGET!!Tapi terakhir qt ketemu mmg lu blg papa lu lagi sakit,tapi g ga nyangka dy pergi secepat ini.Tom,g turut berduka cita y,sampaikan salam duka g bwt ade n mama lu.G yakin lu bisa mewujudkan harapan n impian papa lu,yang mungkin impian lu juga.Amin.^^
ReplyDeleteI was so much drop when my Mom passed away it's just 1 month before my marriage...then totally blank when my Dad passed away, lost my spirit and dunno what to do, jobless for 2 years and can't cross the street can't find the way back home..
ReplyDeleteIt's a process, how strong and realize we're facing it..it's all about my very strong attachement to my Mom and Dad..and Im still miss them alot when Im happy and Im sad..until this time..
It's a process, to be matured and wise.
Sungguh, kalau aku lihat setumpuk awan yang empuk, aku mau duduk2 disitu disitu bermanja with Mom n Dad..
pengen kuliah di KL..hehehe
ReplyDelete