Thursday, November 23, 2006

IWIC – the show, part 1

Senin, 13 Nopember 2006

Menurut jadwal yang dibagikan, peserta diharapkan datang antara jam 10-12 siang untuk registrasi. Karena bangga mengusung budaya Indonesia, gw datang telat. Isra sempat ngomel-ngomel ketika tahu gw masih di jalan sewaktu dia telpon. Apa mau dikata, omelannya ga mempan menghilangkan macet yang menghalangi mobil gw dengan gedung Indosat.

Sesampainya di tempat tujuan, gw langsung memproses diri gw dan makan. Isra memberikan uang sekian ratus ribu sebagai “pengganti uang taksi” (gw sudah jelaskan kalau gw ga naik taksi, tapi dia tetap memberikannya). Mas Mardi yang saat itu sedang makan berkomentar sambil tertawa, “Wah telat nih. Kebiasaaan ya orang Jakarta.” Hehe.. maaf Mas!

Kemudian ada beberapa briefing, dilanjutkan dengan foto-foto di luar gedung. Saat itu kondisi fisik gw sedang ga fit, jadi tampang gw di foto mirip orang pesakitan. Ga lama kemudian kami (para finalis dan sebagian panitia) berangkat ke wisma Indosat di Jatiluhur.

Selama di bis gw ngobrol dengan Budi Daryatmo, finalis dari Palembang. Dia juara satu tahun lalu, dan juara satu lagi tahun ini (akan gw jelaskan kemudian). Capek ngobrol, gw tidur. Sebagian besar dari penumpang bis juga tidur, kecuali sopirnya tentu saja (gw ga akan disini menulis blog kalau sopirnya tidur waktu itu).

Sesampainya di wisma, kami langsung berberes dan di malam harinya briefing setelah makan malam. Vinta, salah seorang EO ( event organizer), berbaik hati meminjamkan minyak kayu putih (atau minyak angin? Sama saja lah) ke gw, karena saat itu kondisi gw masih belum fit. Maklum, sehari sebelumnya sempat bergadang menyelesaikan prototipenya.

Berhubung prototipe gw belum selesai juga, terpaksa sehabis briefing gw kembali meneruskan prototipe gw. Untung gw ga sendirian, ada beberapa teman yang turut sibuk memoles prototipe masing-masing. BTW, perhatikan penekanan kata “meneruskan” dengan “memoles”, terlihat bahwa orang malas (gw) ternyata berbeda dengan orang-orang rajin :-)

Perjuangan di malam hari itu sungguh melelahkan. Sampai akhirnya hanya gw dan Rochadi Hartanto, wakil Jakarta dan sekitarnya kategori Hardware, yang bertahan. Seperti biasa, ketika otak berpikir keras maka perut bergejolak lebih keras lagi. Untungnya Mas Mardi came to the rescue, membawakan kami martabak manis dan martabak sayur. Entah dapat wangsit dari mana beliau kepikiran membawakan kami makanan. Ga lama kemudian Hadi gugur, dan gw bekerja sendiri ditemani jangkrik sambil menyesali nasib (hehe..).

Beberapa teman yang kebetulan keluar kamar mengambil minum agak kaget melihat gw masih melek. Gw sempat mau menyerah, tapi mereka terus mendukung gw. Hiks.. kalau mengingat saat itu, mengharukan sekali. Akhirnya gw kembali bekerja, sendiri, sambil sesekali mengigau. Sekitar jam 3 prototipe gw selesai sudah. Gw kemudian tidur dengan tenang.

Perjalanan gw dan teman-teman selama masa kontes masih panjang. Besok akan gw tulis kelanjutannya. Stay tuned guys!

2 comments:

  1. thanks beritanya...
    bagus..., dan masih ditunggu klimaks nya...
    ok! salam teriring doa - dJ

    ReplyDelete
  2. All the Best... jh

    ReplyDelete

Looking for my geek side?