Misi saya adalah untuk hidup dengan integritas dan membuat perbedaan bagi hidup orang lain, menjadi sukses—secara materi dan non-materi—bagi diri sendiri, keluarga maupun lingkungan interaksi saya.
Paragraf di atas adalah wish list seumur hidup gw. Berbasiskan misi hidup tersebut dan review wish list gw di tahun 2006, berikut ini adalah wish list 2007 gw, tidak dalam pengurutan apapun:
Refresh wiradikusuma.com and keep it smoking
Obsesi gw adalah menjadikan wiradikusuma.com digital portfolio gw. Kurang lebih website itu bisa menjadi tempat resume (curriculum vitae) dan etalase karya-karya gw. Obsesi sekunder adalah menjadikannya ajang narsis pribadi.
Buy notebook
Gw masih menunggu peluncuran Windows Vista di akhir Januari 2007. Gw ingin beli notebook yang sudah Vista Premium Ready dengan harga yang masuk akal. Harapan gw, ketika Vista versi personal resmi beredar (versi korporat dirilis Desember ini), harga notebook multimedia akan menurun. Budget gw dibawah 15 juta. Semoga saat itu tabungan gw cukup ;-)
Escalate career
Selama gw masih (mampu) bekerja, selama itu pula gw akan terus berusaha menjadi lebih baik. Secara high level, gw mengharapkan perkembangan diri seperti intelektualitas yang lebih terasah, proficiency yang lebih tajam di bidang yang gw tekuni dan kemungkinan penjajakan wilayah keilmuan baru (kursus tato? Kelihatannya menyenangkan). Gw mengharapkan aktualisasi diri yang lebih baik (dan pendapatan yang lebih besar, hehe).
Help Dad's business
Gw ingin membantu lebih banyak lagi. Harapan gw di tahun 2007 adalah Papa dapat memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology), terutama Internet, lebih baik lagi untuk kepentingan bisnisnya dan organisasinya. Gw mengharapkan usaha Papa berjalan lancar. Amin.
Sekaligus menjawab pertanyaan orang-orang yang berpikir kalau keluarga gw adalah keluarga jago IT: Papa mengetik di file yang sama untuk semua dokumennya (disambung-sambung kayak kereta). Mama membantu Papa “ke jalan yang benar”, namun beliau sendiri terlalu canggih memakai komputer sehingga gw sering bingung, “Kok komputer ini bisa rusak ya? Padahal cuma dipakai untuk mengetik! Hal ajaib apa sih yang Mama lakukan?” Bagaimana dengan kedua adik-adik gw? Mereka membuat speaker dan amplifier mahal gw rusak, entah bagaimana caranya (mereka selalu menjawab, “Gw nyetel musik seperti biasa kok!”). Intinya, keluarga gw adalah tipikal keluarga biasa.
Celebrate 25 years of my parents' anniversary
Juni 2007 tepat 25 tahun pernikahan ortu gw. Bulan itu juga Mama tepat berusia 60 tahun. Sebagai anak cowok satu-satunya, sulung, gw berkewajiban memberikan yang terbaik untuk momen spesial ini. Gw belum tahu celebration macam apa yang akan gw adakan, semoga gw mampu memberikan yang terbaik untuk event ini. It's been a duty of mine to serve mom and dad well.
Deliver DEWANTARA
Dewantara adalah sebuah proyek open source school/student information system. Pengembangan Dewantara harusnya sudah dimulai sejak akhir tahun 2006. Tapi karena kesibukan yang luar biasa (sampai lupa mencukur jenggot sehingga mirip The Beegees. Keren), gw menundanya sampai tahun 2007. Gw masih mengumpulkan orang-orang yang tertarik dengan kolaborasi ini.
Tertarik bergabung? Ini mungkin ga mendatangkan keuntungan finansial secara langsung, tapi Dewantara bisa jadi langkah yang tepat untuk masa depan kita (ya, termasuk Anda) yang lebih baik. Cari tahu kenapa.
Write a book about anything
Gw tetap ingin menulis buku, tapi kali ini gw lebih realistis. Gw tidak akan menyebut topik karena itu akan berubah. Gw percaya yang gw buat nanti baik. “Teknik menggaet wanita” juga baik kok.
Write regular articles
Obsesi gw adalah menjadi kolumnis di media berita populer. Itu sebabnya gw mulai rajin menghidupkan blog ini, hitung-hitung sebagai ajang latihan dan unjuk gigi (kalian ga benar-benar melihat gigi gw disini, ini ungkapan) Kita lihat sejauh mana gw bisa mewujudkan obsesi ini.
Give lecturing
Percaya atau tidak, mengajar—terutama menjadi dosen, meski paruh waktu—adalah salah satu impian gw sejak dulu (sebenarnya gw ingin jadi astronot, tapi itu sebelum gigi gw berlubang). It's fun to share knowledge dan melihat ilmu kita bermanfaat bagi orang lain. Sebelum lulus kuliah gw pernah mencoba kemungkinan mengajar di IBII (begini kan tulisannya?), tapi mereka mensyaratkan S2. Gw penasaran kenapa wajah imut gw ga membantu.
Buy motorbike
Psst.. sampai detik ini gw belum bisa naik motor lho! Tapi jangan kuatir, gw akan serius belajar mendekati tanggal pembelian. Kapan ya?
Oh ya, sepertinya gw akan membeli Honda Vario (atau sejenis yang automatic). Gw sangat sangat sangat menginginkan “motor cowok”, tapi karena pertimbangan utilisasi (Mama dan adik-adik gw bisa pakai kalau perlu) gw tetap memilih motor bebek.
Visit dentist regularly
Semoga bukan karena gigi gw tiba-tiba bermasalah di tahun 2007!
Regularly work out
Gw belum pernah ikut fitness (habis ga ada mau gw ajak), tapi gw kadang (ga terlalu sering sih) berenang, jogging dan olahraga di rumah ( push-up, sit-up, etc). Kalian boleh ga percaya, tapi dulu perut gw six pack bro! Itu waktu gw SMA dan awal-awal kuliah.. :-D
Sekarang gw mau meremajakan diri lagi. Gw akan berusaha rutin olahraga, kalau perlu ikut fitness. Seperti kata semboyan, “Di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat” (hmm.. jadi selama ini pikiran gw ngeres karena..).
Eat more vegetable, less meat
Penelitian menunjukkan bahwa orang ber-IQ tinggi di waktu kecil cenderung menjadi vegetarian ketika dewasa. Hmm.. orang akan berpikir gw jenius ketika melihat gw makan sayuran. Keren.
Maintain healthy lifestyle
Kalian yang mengenal gw pasti tahu kebiasaan makan gw: (banyak) minum air putih, ga makan yang manis, sebisa mungkin makan sayur. Gw mau mempertahankan semua kebiasaan baik itu. Tapi sejak gw kos, agak susah eui!
Gw juga akan meningkatkan intensitas olahraga gw, mengurangi kebiasaan bobo terlalu malam, dan yang terpenting.. patuh pada agenda yang gw buat!
Make commitment in relationship
Thomas jatuh cinta? Haree geenee? Jangan begitu dong, hiks.. programmer kan juga manusia. Mari kita nantikan “365 hari mencari cinta” ;-)
Seriously , gw lagi belajar untuk ini. Ternyata nyakitin banget. Bagaimana caranya menunjukkan rasa sayang tanpa menyakiti orang yang kita sayang?
Take my family on a memorable vacation
Gw mengharapkan liburan akhir tahun yang menyenangkan!
Seperti terlihat di atas, esensi 2007 adalah karir, kesehatan, keluarga dan kemungkinan komitmen. Menggabungkan semua itu adalah tantangan yang sangat berat (contohnya, achievement di karir kadang mengorbankan kesehatan, keluarga dan komitmen dengan orang yang kita cintai), namun itu tidak mustahil. The key is finding balance.
Secondary wish list (nice to have): Beli kamera digital SLR, kembali bermain musik (gw kangen gitar listrik gw!), kursus anggar (Mama mantan atlet anggar nasional, masak gw kalah!) dan berlibur ke Lombok (belum tau siapa yang akan gw ajak).
Soli Deo gloria—To God alone be glory. I'm just an instrument.
Tuesday, December 26, 2006
Friday, December 22, 2006
Happy Mother's Day!
Sudahkah Anda mengucapkan "Happy Mother's Day" ke mama Anda?
Kalau belum, segera telpon beliau dan katakan Anda mencintainya!
Kalau belum, segera telpon beliau dan katakan Anda mencintainya!
Thursday, December 21, 2006
Acknowledgements
Sebentar lagi tahun 2006 akan berakhir dan digantikan tahun yang baru. Orang-orang datang dan pergi, beberapa kehadirannya sangat berkesan hingga mempengaruhi pemikiran dan perkembangan diri saya. Banyak dari mereka yang jarang bertemu saya, sebagian bahkan hanya sekali dua kali. Nevertheless, kehadiran mereka sangat bermakna.
Salah satu definisi “Acknowledgement” menurut Merriam-Webster adalah “a thing done or given in recognition of something received”. Blog ini adalah ungkapan apresiasi saya kepada orang-orang yang kehadirannya memberi nilai bagi hidup saya dua-tiga tahun belakangan ini. Tanpa mereka, mungkin saya bukan saya yang sekarang menulis blog ini.
Sebagai bentuk hormat, saya akan menyebutkan nama mereka secara lengkap, setahu saya. Saya tidak akan menyebutkan jabatan karena saya menghormati mereka sebagai pribadi. Berikut ini orang-orang spesial itu:
Astri Dwi Setiarini, mantan saya. Kehadiran (dan kepergian) Astri mengubah paradigma saya mengenai commitment in relationship.
Om Ashur Wasif, Aneka Tambang. Beliau memberi napas baru bagi perusahaan Papa, which in turn, berpengaruh banyak terhadap saya.
Om Binarta Arsie, dokter keluarga saya. Bagi saya, beliau adalah dokter sebenar-benarnya. Beliau low profile, namun justru itulah yang menunjukkan integritas beliau.
David Limanus, rekan skripsi saya. Sikap konservatif dan precatious David mengimbangi sikap saya yang meledak-ledak dan penuh kejutan. Tanpa David, skripsi kami mungkin tidak akan selesai.
Om Eddy Chandra, Asuransi Wahana Tata. Beliau banyak memberikan bantuan dan dukungan bagi saya dan keluarga saya. Meskipun sibuk, beliau masih sempat mengajar di universitas. Ini sebuah panutan.
Edy Sungkono, Berca. Perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama. Edy memberikan saya kesempatan untuk melakukan langkah pertama itu.
Frans Thamura, Java User Group Indonesia. Saya tidak suka mengandalkan jabatan maupun posisi, namun “jabatan” Moderator JUGI yang Frans berikan membuat saya mampu berbuat lebih banyak untuk Java yang telah membesarkan saya. Percakapan dengan Frans juga membuka cakrawala saya beyond programming.
Johan, Asuransi Central Asia. Johan mengenalkan saya pada Java User Group Indonesia dan .NET. Kedua exposure ini sangat krusial bagi karir saya. Johan juga memberikan sudut pandang realistis bisnis terhadap software development.
Laura Natalie, Indosat. Kehadiran Laura membuat saya menoleransi jerawat di wajah saya sebagai ekspresi hormon. Secara bertahap saya mulai mendefinisikan ulang pengertian relationship.
Tante Lisnawati Rijab, famili saya. Bantuan dan dukungannya begitu besar kepada saya dan keluarga saya, sampai Mama secara pribadi request agar beliau disebutkan disini.
Marcos, Asuransi Central Asia. Kebiasaan Marcos ngecengin saya terutama di awal karir saya di ACA justru melatih saya mengembangkan “lingkaran pengaruh” dan beberapa prinsip tentang integritas yang saya pelajari di The Seven Habits Of Highly Effective People. Marcos sekarang adalah teman baik saya.
Babe Onno W Purbo, tokoh IT Indonesia. “Tunjukin kalo lo sakti!” adalah kata-kata beliau yang terus terngiang di telinga saya. Dulu saya kurang respect terhadap nama besar beliau (“Just an ordinary guy with extraordinary marketing gimmick,” sinisme saya waktu itu). Tapi setelah bertemu langsung, beliau memang just an ordinary guy,with extraordinary talent :-)
Sugi, Asuransi Central Asia. Sugi mengajarkan saya bagaimana friendship yang tulus dapat terjadi di dunia kerja. Sugi juga menjadi teman bicara yang kritis dan menyenangkan.
Koko Thomas Athanasius, Elex Digital. Koko Thomas memberikan saya kesempatan yang besar untuk mengenal dunia software multimedia sekaligus mendapat benefit finansial dari situ.
Om Tossin Himawan, Astra Honda Motor. Beberapa pengalaman menarik di AHM tidak akan saya alami jika kesempatan untuk itu tidak pernah ada. Beliau membuka pintu kesitu dan membantu saya lebih dari yang saya pikirkan.
Om Wikaria Gazali, Universitas Bina Nusantara. Salah satu dosen berdedikasi terbaik yang pernah saya temui. Beliau berjasa besar bagi saya, selama kuliah sampai sekarang. Sikap low profile beliau semakin membenarkan pepatah padi, semakin berisi semakin merunduk.
Teman-teman di Java User Group Indonesia. Mereka memperluas pengetahuan saya di bidang yang saya tekuni dan cintai.
Teman-teman di Aku Ingin Bercerita. Mereka tempat terbaik untuk mencurahkan puisi-puisi melankolis saya.
Teman-teman di PMKRI. Mereka menunjukkan sisi lain keping hidup saya sebagai mahasiswa.
Orang-orang yang saya temui di IWIC. Mereka membuka dimensi baru dalam hidup saya. Beberapa orang potensial untuk saya sebut di Acknowledgements tahun depan ;-)
Anung, Andit, Arthur, Rino dan Boi atas persahabatan yang tulus.
Terima kasih untuk Mama, Papa, kedua adik-adik saya yang manis, Mami Eng dan saudara-saudara saya yang saya tidak hapal namanya, namun sangat-sangat membantu saya dan keluarga saya.
Terima kasih terbesar saya untuk.. Saya tidak mampu menyebut nama. Terima kasih untuk semua berkat yang terus mengalir, untuk pribadi-pribadi hebat yang hadir dalam hidup saya, untuk menjadikan saya instrumen bagi kebahagiaan saya dan sekitar saya.
Akhir kata, mohon maaf kalau ada yang merasa berjasa namun namanya tidak saya sebutkan. Saya dengan senang hati menerima koreksi dan masukan.
Salah satu definisi “Acknowledgement” menurut Merriam-Webster adalah “a thing done or given in recognition of something received”. Blog ini adalah ungkapan apresiasi saya kepada orang-orang yang kehadirannya memberi nilai bagi hidup saya dua-tiga tahun belakangan ini. Tanpa mereka, mungkin saya bukan saya yang sekarang menulis blog ini.
Sebagai bentuk hormat, saya akan menyebutkan nama mereka secara lengkap, setahu saya. Saya tidak akan menyebutkan jabatan karena saya menghormati mereka sebagai pribadi. Berikut ini orang-orang spesial itu:
Astri Dwi Setiarini, mantan saya. Kehadiran (dan kepergian) Astri mengubah paradigma saya mengenai commitment in relationship.
Om Ashur Wasif, Aneka Tambang. Beliau memberi napas baru bagi perusahaan Papa, which in turn, berpengaruh banyak terhadap saya.
Om Binarta Arsie, dokter keluarga saya. Bagi saya, beliau adalah dokter sebenar-benarnya. Beliau low profile, namun justru itulah yang menunjukkan integritas beliau.
David Limanus, rekan skripsi saya. Sikap konservatif dan precatious David mengimbangi sikap saya yang meledak-ledak dan penuh kejutan. Tanpa David, skripsi kami mungkin tidak akan selesai.
Om Eddy Chandra, Asuransi Wahana Tata. Beliau banyak memberikan bantuan dan dukungan bagi saya dan keluarga saya. Meskipun sibuk, beliau masih sempat mengajar di universitas. Ini sebuah panutan.
Edy Sungkono, Berca. Perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama. Edy memberikan saya kesempatan untuk melakukan langkah pertama itu.
Frans Thamura, Java User Group Indonesia. Saya tidak suka mengandalkan jabatan maupun posisi, namun “jabatan” Moderator JUGI yang Frans berikan membuat saya mampu berbuat lebih banyak untuk Java yang telah membesarkan saya. Percakapan dengan Frans juga membuka cakrawala saya beyond programming.
Johan, Asuransi Central Asia. Johan mengenalkan saya pada Java User Group Indonesia dan .NET. Kedua exposure ini sangat krusial bagi karir saya. Johan juga memberikan sudut pandang realistis bisnis terhadap software development.
Laura Natalie, Indosat. Kehadiran Laura membuat saya menoleransi jerawat di wajah saya sebagai ekspresi hormon. Secara bertahap saya mulai mendefinisikan ulang pengertian relationship.
Tante Lisnawati Rijab, famili saya. Bantuan dan dukungannya begitu besar kepada saya dan keluarga saya, sampai Mama secara pribadi request agar beliau disebutkan disini.
Marcos, Asuransi Central Asia. Kebiasaan Marcos ngecengin saya terutama di awal karir saya di ACA justru melatih saya mengembangkan “lingkaran pengaruh” dan beberapa prinsip tentang integritas yang saya pelajari di The Seven Habits Of Highly Effective People. Marcos sekarang adalah teman baik saya.
Babe Onno W Purbo, tokoh IT Indonesia. “Tunjukin kalo lo sakti!” adalah kata-kata beliau yang terus terngiang di telinga saya. Dulu saya kurang respect terhadap nama besar beliau (“Just an ordinary guy with extraordinary marketing gimmick,” sinisme saya waktu itu). Tapi setelah bertemu langsung, beliau memang just an ordinary guy,with extraordinary talent :-)
Sugi, Asuransi Central Asia. Sugi mengajarkan saya bagaimana friendship yang tulus dapat terjadi di dunia kerja. Sugi juga menjadi teman bicara yang kritis dan menyenangkan.
Koko Thomas Athanasius, Elex Digital. Koko Thomas memberikan saya kesempatan yang besar untuk mengenal dunia software multimedia sekaligus mendapat benefit finansial dari situ.
Om Tossin Himawan, Astra Honda Motor. Beberapa pengalaman menarik di AHM tidak akan saya alami jika kesempatan untuk itu tidak pernah ada. Beliau membuka pintu kesitu dan membantu saya lebih dari yang saya pikirkan.
Om Wikaria Gazali, Universitas Bina Nusantara. Salah satu dosen berdedikasi terbaik yang pernah saya temui. Beliau berjasa besar bagi saya, selama kuliah sampai sekarang. Sikap low profile beliau semakin membenarkan pepatah padi, semakin berisi semakin merunduk.
Teman-teman di Java User Group Indonesia. Mereka memperluas pengetahuan saya di bidang yang saya tekuni dan cintai.
Teman-teman di Aku Ingin Bercerita. Mereka tempat terbaik untuk mencurahkan puisi-puisi melankolis saya.
Teman-teman di PMKRI. Mereka menunjukkan sisi lain keping hidup saya sebagai mahasiswa.
Orang-orang yang saya temui di IWIC. Mereka membuka dimensi baru dalam hidup saya. Beberapa orang potensial untuk saya sebut di Acknowledgements tahun depan ;-)
Anung, Andit, Arthur, Rino dan Boi atas persahabatan yang tulus.
Terima kasih untuk Mama, Papa, kedua adik-adik saya yang manis, Mami Eng dan saudara-saudara saya yang saya tidak hapal namanya, namun sangat-sangat membantu saya dan keluarga saya.
Terima kasih terbesar saya untuk.. Saya tidak mampu menyebut nama. Terima kasih untuk semua berkat yang terus mengalir, untuk pribadi-pribadi hebat yang hadir dalam hidup saya, untuk menjadikan saya instrumen bagi kebahagiaan saya dan sekitar saya.
Akhir kata, mohon maaf kalau ada yang merasa berjasa namun namanya tidak saya sebutkan. Saya dengan senang hati menerima koreksi dan masukan.
Wednesday, December 20, 2006
IWIC – the show, part 3 (the end)
Kalian melihat kalender dan bergumam, “Right. Sudah sebulan lebih IWIC berlangsung dan Thomas baru menceritakan babak terakhirnya.” ABCD. Aduh Bo, Cape Deh! (kalau kalian mengernyitkan kening ketika membaca kalimat itu, blog ini sudah terlalu basi untuk kalian baca! Ini tahun 2006 kan?). Mari kita lanjutkan..
Rabu, 15 Nopember 2006
Pagi menjelang siang kami berangkat ke Bandung. Karena dari Bandung akan langsung ke Jakarta, kami membereskan wisma tempat kami menginap, ga lupa nyolong sabun dan sampo dengan dalih kenang-kenangan (handuknya kami tinggal, terlalu berat).
Tujuan pertama adalah ITB, berjumpa dengan Tim Arjuna yang memenangkan Kontes Desain LSI di Jepang. Di tengah presentasinya, Albert sebagai wakil tim membicarakan tentang peta di ponsel yang populer di Jepang.
Wah, ini mirip konsep yang saya bawa di IWIC! Konsep saya bahkan jauh lebih sophisticated dari yang dia bicarakan. Kebetulan disitu ada pimpinan(?) Indosat daerah Jawa Barat, saya lalu promosi ide saya ke beliau. Tapi kok ga ditindaklanjuti ya? Ga sayang tuh ide saya keburu diimplementasikan operator lain?
Selesai presentasi saya berbincang banyak dengan Albert. Ternyata kami sebaya. Topiknya seputar perkembangan teknologi dan (lagi-lagi) kurangnya perhatian pemerintah terhadap teknologi. Dia juga bercerita bahwa dia menerima beasiswa untuk melanjutkan S2 di Jepang. Albert sungguh beruntung.
Kemudian kami rombongan IWIC ke markas Aa Gym menikmati makan siang di Dapur Teteh (pakai “h” ya). Tim Arjuna juga ikut. Selesai menyaksikan serah terima bantuan Indosat untuk pembangunan gazebo disitu, kami mampir membeli oleh-oleh (makanan) lalu parkir bis di Jalan Riau. It's fashion hunt time!
Oh ya, ketika menunggu bis yang membawa kami dari Dapur Teteh, salah seorang EO bilang ke saya, “Gw yakin banget lo pasti masuk 3 besar. Potong telinga gw kalo gw salah.” Saya ga suka kekerasan, jadi tebakan dia benar (nyambung ga tuh?).
Ada sepuluh FO/distro (I'm exchanging definitions here. FO, distro, they all look the same) yang saya datangi. Berhubung saya payah banget memilih baju (so what? I'm a techie geek!), ujung-ujungnya saya cuma beli 1 sweater (setelahnya saya sadar ternyata itu overpriced. Duh!). Alangkah bahagianya punya cewek yang ngerti mode dan mau bantu saya memilih.
Sore harinya kami kembali ke bis dan melaju ke Jakarta. Kami mampir ke KPPT (saya ga tau ini singkatan dari apa, terima aja kalau ini adalah gedung Indosat) untuk makan malam dan gladi bersih tarian untuk Grand Final, kemudian kami menghabiskan malam di Hotel Ibis Tamarin.
Kamis, 16 Nopember 2006
This was it guys, the Day.. The Grand Final! (tolong suara drum)
Hari ini diawali dengan checkout setelah sarapan, ga lupa nyolong pasta gigi dan sampo (sabunnya terpakai, handuknya terlalu besar untuk dimuat di tas). Kami langsung menuju KPPT. Disana kami menaruh barang di lantai 2, kemudian ke hall di lantai 4.
Setelah menunggu lumayan lama (ya, molor. Tapi kita hidup di Indonesia, ini sudah tradisi), akhirnya acaranya dimulai. Acara dipandu oleh Donna Agnesia dan satu lagi cowok (nama ga penting, yang penting Donna). Beberapa teman menyempatkan foto bareng dengan mereka dan J Rock (hadir kemudian), sementara saya sibuk nonton anime di laptop teman (saya pikir ada bokepnya, jadi saya tungguin, ternyata ga ada).
Saya keluar sebagai juara 3 kategori Software. Daftar pemenang selengkapnya dapat dilihat di beberapa media berita seperti KOMPAS. Ini agak mengejutkan, mengingat saat taping (rekaman presentasi) saya kacau banget. Kemungkinannya: 1. Jurinya ngantuk 2. Indosat Jakarta ga ingin kehilangan muka 3. Saya beruntung. 4. Saya benar-benar jenius. Sepertinya alasan ketiga lebih masuk akal :-)
Mayoritas penonton ternyata anak-anak STM pendukung Yan Paristama, yang kemudian keluar sebagai juara 1 kategori Pelajar. Dari panggung saya melihat keluarga saya datang. Saya juga melihat anak-anak PMKRI. Saya senang sekali mereka datang, saya juga senang melihat beberapa orang Galeri Indosat Bekasi datang dan mendukung saya. Thanks guys, you guys rock!
Selesai acara saya sempat berbincang-bincang dengan Babe Onno mengenai konsep saya. Katanya, “Konsep lo sebenarnya paling layak dijual, sayang lo ga bisa menunjukkan prototype.” Wah, Babe bakal ngakak nih kalau tau cerita sebenarnya!
Saat saya ngobrol dengan Babe, Pak Saptadi Nurfarid, juri dari Indosat ikutan nimbrung. Katanya dia tertarik dengan konsep saya dan menunggu perkembangan selanjutnya. Beliau juga menunjukkan ketertarikannya dengan Java User Group Indonesia. Beliau mencatat nomor Matrix saya. Pak Didi Setiadi juri dari Nokia ikutan nimbrung. Sambil tertawa beliau menyerahkan kartu namanya sambil berkata, “Tertarik kerja di Nokia?”
Babe langsung menimpali, “Gila lo, baru dua bulan pindah kerja udah disuruh pindah lagi!” Babe Onno benar, tapi bukan karena saya takut dicap kutu loncat (misi hidup saya ga melarang saya untuk itu), tapi kebetulan di kantor memang sedang ada project besar yang sedang saya kerjakan. Prinsip saya setiap mengerjakan project sangat sederhana: “Saya ga membuat produk, saya membuat masterpiece.” Ini sebabnya butuh waktu dua bulan sebelum saya bisa pindah sejak lamaran saya diterima (I thanked my current employer for his understanding).
Kembali ke cerita santai. Pulang dari KPPT saya mampir ke Galeri Indosat Bekasi, sekedar silaturahmi (ini inisiatif saya). Saya disambut dengan hangat oleh beberapa pegawai disitu. Taufik Hidayat, Channel Maintenance yang rajin memberi semangat, sampai rela datang dari kosnya (padahal sedang cuti!) untuk menemani saya. You're the man, bro!
Akhir kata, Indosat Wireless Innovation Contest 2006 sungguh sangat berkesan bagi saya. Saya berkenalan dengan banyak pribadi yang menyenangkan, beberapa bahkan membuka kesempatan bagi saya mengembangkan karir (belum ada realisasinya sejauh ini, semoga tawaran mereka ga berhenti disini ;-) ).
Orang-orang Indosat, seluruh EO, teman-teman finalis, para juri, mereka yang saya sebut namanya dengan hormat, saya sangat beruntung bertemu dengan mereka. Saya bahkan berkenalan dengan seorang CSR manis berkepribadian menarik, Laura Natalie. Apakah IWIC akan mengubah hidup saya? Sebagian sudah. Seterusnya? Kita lihat nanti ;-)
Rabu, 15 Nopember 2006
Pagi menjelang siang kami berangkat ke Bandung. Karena dari Bandung akan langsung ke Jakarta, kami membereskan wisma tempat kami menginap, ga lupa nyolong sabun dan sampo dengan dalih kenang-kenangan (handuknya kami tinggal, terlalu berat).
Tujuan pertama adalah ITB, berjumpa dengan Tim Arjuna yang memenangkan Kontes Desain LSI di Jepang. Di tengah presentasinya, Albert sebagai wakil tim membicarakan tentang peta di ponsel yang populer di Jepang.
Wah, ini mirip konsep yang saya bawa di IWIC! Konsep saya bahkan jauh lebih sophisticated dari yang dia bicarakan. Kebetulan disitu ada pimpinan(?) Indosat daerah Jawa Barat, saya lalu promosi ide saya ke beliau. Tapi kok ga ditindaklanjuti ya? Ga sayang tuh ide saya keburu diimplementasikan operator lain?
Selesai presentasi saya berbincang banyak dengan Albert. Ternyata kami sebaya. Topiknya seputar perkembangan teknologi dan (lagi-lagi) kurangnya perhatian pemerintah terhadap teknologi. Dia juga bercerita bahwa dia menerima beasiswa untuk melanjutkan S2 di Jepang. Albert sungguh beruntung.
Kemudian kami rombongan IWIC ke markas Aa Gym menikmati makan siang di Dapur Teteh (pakai “h” ya). Tim Arjuna juga ikut. Selesai menyaksikan serah terima bantuan Indosat untuk pembangunan gazebo disitu, kami mampir membeli oleh-oleh (makanan) lalu parkir bis di Jalan Riau. It's fashion hunt time!
Oh ya, ketika menunggu bis yang membawa kami dari Dapur Teteh, salah seorang EO bilang ke saya, “Gw yakin banget lo pasti masuk 3 besar. Potong telinga gw kalo gw salah.” Saya ga suka kekerasan, jadi tebakan dia benar (nyambung ga tuh?).
Ada sepuluh FO/distro (I'm exchanging definitions here. FO, distro, they all look the same) yang saya datangi. Berhubung saya payah banget memilih baju (so what? I'm a techie geek!), ujung-ujungnya saya cuma beli 1 sweater (setelahnya saya sadar ternyata itu overpriced. Duh!). Alangkah bahagianya punya cewek yang ngerti mode dan mau bantu saya memilih.
Sore harinya kami kembali ke bis dan melaju ke Jakarta. Kami mampir ke KPPT (saya ga tau ini singkatan dari apa, terima aja kalau ini adalah gedung Indosat) untuk makan malam dan gladi bersih tarian untuk Grand Final, kemudian kami menghabiskan malam di Hotel Ibis Tamarin.
Kamis, 16 Nopember 2006
This was it guys, the Day.. The Grand Final! (tolong suara drum)
Hari ini diawali dengan checkout setelah sarapan, ga lupa nyolong pasta gigi dan sampo (sabunnya terpakai, handuknya terlalu besar untuk dimuat di tas). Kami langsung menuju KPPT. Disana kami menaruh barang di lantai 2, kemudian ke hall di lantai 4.
Setelah menunggu lumayan lama (ya, molor. Tapi kita hidup di Indonesia, ini sudah tradisi), akhirnya acaranya dimulai. Acara dipandu oleh Donna Agnesia dan satu lagi cowok (nama ga penting, yang penting Donna). Beberapa teman menyempatkan foto bareng dengan mereka dan J Rock (hadir kemudian), sementara saya sibuk nonton anime di laptop teman (saya pikir ada bokepnya, jadi saya tungguin, ternyata ga ada).
Saya keluar sebagai juara 3 kategori Software. Daftar pemenang selengkapnya dapat dilihat di beberapa media berita seperti KOMPAS. Ini agak mengejutkan, mengingat saat taping (rekaman presentasi) saya kacau banget. Kemungkinannya: 1. Jurinya ngantuk 2. Indosat Jakarta ga ingin kehilangan muka 3. Saya beruntung. 4. Saya benar-benar jenius. Sepertinya alasan ketiga lebih masuk akal :-)
Mayoritas penonton ternyata anak-anak STM pendukung Yan Paristama, yang kemudian keluar sebagai juara 1 kategori Pelajar. Dari panggung saya melihat keluarga saya datang. Saya juga melihat anak-anak PMKRI. Saya senang sekali mereka datang, saya juga senang melihat beberapa orang Galeri Indosat Bekasi datang dan mendukung saya. Thanks guys, you guys rock!
Selesai acara saya sempat berbincang-bincang dengan Babe Onno mengenai konsep saya. Katanya, “Konsep lo sebenarnya paling layak dijual, sayang lo ga bisa menunjukkan prototype.” Wah, Babe bakal ngakak nih kalau tau cerita sebenarnya!
Saat saya ngobrol dengan Babe, Pak Saptadi Nurfarid, juri dari Indosat ikutan nimbrung. Katanya dia tertarik dengan konsep saya dan menunggu perkembangan selanjutnya. Beliau juga menunjukkan ketertarikannya dengan Java User Group Indonesia. Beliau mencatat nomor Matrix saya. Pak Didi Setiadi juri dari Nokia ikutan nimbrung. Sambil tertawa beliau menyerahkan kartu namanya sambil berkata, “Tertarik kerja di Nokia?”
Babe langsung menimpali, “Gila lo, baru dua bulan pindah kerja udah disuruh pindah lagi!” Babe Onno benar, tapi bukan karena saya takut dicap kutu loncat (misi hidup saya ga melarang saya untuk itu), tapi kebetulan di kantor memang sedang ada project besar yang sedang saya kerjakan. Prinsip saya setiap mengerjakan project sangat sederhana: “Saya ga membuat produk, saya membuat masterpiece.” Ini sebabnya butuh waktu dua bulan sebelum saya bisa pindah sejak lamaran saya diterima (I thanked my current employer for his understanding).
Kembali ke cerita santai. Pulang dari KPPT saya mampir ke Galeri Indosat Bekasi, sekedar silaturahmi (ini inisiatif saya). Saya disambut dengan hangat oleh beberapa pegawai disitu. Taufik Hidayat, Channel Maintenance yang rajin memberi semangat, sampai rela datang dari kosnya (padahal sedang cuti!) untuk menemani saya. You're the man, bro!
Akhir kata, Indosat Wireless Innovation Contest 2006 sungguh sangat berkesan bagi saya. Saya berkenalan dengan banyak pribadi yang menyenangkan, beberapa bahkan membuka kesempatan bagi saya mengembangkan karir (belum ada realisasinya sejauh ini, semoga tawaran mereka ga berhenti disini ;-) ).
Orang-orang Indosat, seluruh EO, teman-teman finalis, para juri, mereka yang saya sebut namanya dengan hormat, saya sangat beruntung bertemu dengan mereka. Saya bahkan berkenalan dengan seorang CSR manis berkepribadian menarik, Laura Natalie. Apakah IWIC akan mengubah hidup saya? Sebagian sudah. Seterusnya? Kita lihat nanti ;-)
Tuesday, December 19, 2006
Wish List 2006 In Review
Di awal tahun ini gw membuat sebuah Wish List, daftar hal-hal yang ingin gw capai selama tahun 2006. Mari kita lihat sejauh mana gw memenuhi harapan-harapan gw.
Berikut ini adalah wish yang berhasil gw penuhi:
Setup wiradikusuma.com
Wiradikusuma.com sudah berjalan, namun masih terbuka untuk perbaikan. Kesegaran konten dan tampilan yang lebih menarik menjadi isu yang patut dipertimbangkan.
Help Dad's business
Sejauh ini gw sudah membantu Papa mendesain logo perusahaan, brosur, kop surat dan administrative stuff.
Escalate career
11 September kemarin (sampai saat gw menulis blog ini) gw resmi bekerja di sebuah IT consulting and outsourcing firm di daerah Kebun Jeruk. This is my second full time emloyment. Pengalaman yang lebih luas, tantangan yang lebih menarik dan kompensasi yang lebih baik adalah alasan gw pindah.
Buy new cell phone
Nokia 6680 adalah ponsel kedua gw. Itu juga dibeli karena 3310 gw hilang :-)
Buy new glasses
Sudah dibeli, namun jarang gw pakai karena tidak begitu nyaman digunakan. Padahal harganya lumayan mahal dan gw butuh kacamata untuk keperluan sehari-hari :-(
Berikut ini adalah wish yang gagal gw penuhi:
Deliver MINITIATE
MINITIATE adalah nama sandi untuk sebuah proyek game development berbasis JavaME untuk ponsel . Wish ini bersifat ad-hoc dan tidak terpenuhi karena main driver dari proyek ini menguap.
Deliver INVEN
INVEN adalah nama sandi untuk sebuah proyek pribadi. Proyek ini tidak diteruskan karena berbagai alasan non-teknis.
Keep wiradikusuma.com up and running
Untuk urusan publikasi konten, gw cenderung memanfaatkan blog.
Finish writing book about UML
Wish ini gagal karena gw kehilangan minat terhadap subyek ini.
Write book about OOAD and/or Java
Wish ini tidak dikerjakan karena gw melihat buku “dasar” seperti ini sudah banyak di pasaran. Kalau pun buku ini jadi, pasti akan sangat sulit menerbitkannya.
Write book about advanced Java-related topics
Gw mengakui bahwa dedikasi gw terhadap wish ini sangat kurang.
Deliver SEPTERRA stable version
SEPTERRA adalah nama sandi sebuah sistem hasil pengembangan ide gw dan David Limanus sewaktu skripsi. Ketidaktersediaan infrastruktur dan data pendukung adalah inherit problems dari stagnasi proyek ini.
Learn Mandarin
Wish ini ditunda karena kesulitan gw mengalokasikan waktu yang konsisten untuk belajar. Sekedar mengambil kursus mungkin bisa, tapi rasanya tidak akan bermanfaat banyak kalau hanya tergantung dari situ.
Buy camera
Gw masih cukup puas dengan kamera built-in 6680 gw untuk kebutuhan fotografi ad-hoc.
Buy notebook
Masih menabung :-) Untuk 1-2 bulan ke depan gw masih menggunakan Compaq Presario 2500 ini. Hitung-hitung melatih otot tangan lah.
Buy motorbike/car
Di tahun ini banyak sekali pengeluaran ( financially speaking). Gw sebisa mungkin menghindari pembelian secara kredit. Tapi mungkin ini akan berubah di tahun depan.
Visit dentist regularly
Gw belum menemukan dokter gigi yang cocok, yang pelayanannya prima, tapi harganya tidak keterlaluan.
Kalau gw menyimpulkan, prima causa kegagalan-kegagalan gw adalah kurangnya dedikasi terhadap tujuan yang gw kejar. Ini terlihat jelas khususnya dalam proyek pembuatan buku. Disini gw benar-benar butuh “pendorong yang kuat” untuk menggenapi wish gw.
Namun kegagalan gw juga bisa karena mengejar sesuatu yang lebih penting. Misalnya dalam keinginan membeli motor. Gaji beberapa bulan harusnya cukup untuk sebuah motor, cash. Tapi gaji gw tidak hanya untuk diri gw. Gw adalah seorang family man—senyum keluarga gw adalah kebahagiaan gw. Itu sebabnya gw masih mengenakan kombinasi baju yang sama setiap minggu ;-)
Dilihat dari persentase, wish yang tercapai hanya 30%. Namun gw memang tidak mensyaratkan seluruh wish terwujud. Mereka hanya patokan. Lagipula banyak hal-hal “mendadak” yang menambah nilai hidup gw di tahun 2006. Secara keseluruhan gw mensyukuri tahun ini. Semoga tahun 2007 gw bisa lebih baik lagi. Amin.
Berikut ini adalah wish yang berhasil gw penuhi:
Setup wiradikusuma.com
Wiradikusuma.com sudah berjalan, namun masih terbuka untuk perbaikan. Kesegaran konten dan tampilan yang lebih menarik menjadi isu yang patut dipertimbangkan.
Help Dad's business
Sejauh ini gw sudah membantu Papa mendesain logo perusahaan, brosur, kop surat dan administrative stuff.
Escalate career
11 September kemarin (sampai saat gw menulis blog ini) gw resmi bekerja di sebuah IT consulting and outsourcing firm di daerah Kebun Jeruk. This is my second full time emloyment. Pengalaman yang lebih luas, tantangan yang lebih menarik dan kompensasi yang lebih baik adalah alasan gw pindah.
Buy new cell phone
Nokia 6680 adalah ponsel kedua gw. Itu juga dibeli karena 3310 gw hilang :-)
Buy new glasses
Sudah dibeli, namun jarang gw pakai karena tidak begitu nyaman digunakan. Padahal harganya lumayan mahal dan gw butuh kacamata untuk keperluan sehari-hari :-(
Berikut ini adalah wish yang gagal gw penuhi:
Deliver MINITIATE
MINITIATE adalah nama sandi untuk sebuah proyek game development berbasis JavaME untuk ponsel . Wish ini bersifat ad-hoc dan tidak terpenuhi karena main driver dari proyek ini menguap.
Deliver INVEN
INVEN adalah nama sandi untuk sebuah proyek pribadi. Proyek ini tidak diteruskan karena berbagai alasan non-teknis.
Keep wiradikusuma.com up and running
Untuk urusan publikasi konten, gw cenderung memanfaatkan blog.
Finish writing book about UML
Wish ini gagal karena gw kehilangan minat terhadap subyek ini.
Write book about OOAD and/or Java
Wish ini tidak dikerjakan karena gw melihat buku “dasar” seperti ini sudah banyak di pasaran. Kalau pun buku ini jadi, pasti akan sangat sulit menerbitkannya.
Write book about advanced Java-related topics
Gw mengakui bahwa dedikasi gw terhadap wish ini sangat kurang.
Deliver SEPTERRA stable version
SEPTERRA adalah nama sandi sebuah sistem hasil pengembangan ide gw dan David Limanus sewaktu skripsi. Ketidaktersediaan infrastruktur dan data pendukung adalah inherit problems dari stagnasi proyek ini.
Learn Mandarin
Wish ini ditunda karena kesulitan gw mengalokasikan waktu yang konsisten untuk belajar. Sekedar mengambil kursus mungkin bisa, tapi rasanya tidak akan bermanfaat banyak kalau hanya tergantung dari situ.
Buy camera
Gw masih cukup puas dengan kamera built-in 6680 gw untuk kebutuhan fotografi ad-hoc.
Buy notebook
Masih menabung :-) Untuk 1-2 bulan ke depan gw masih menggunakan Compaq Presario 2500 ini. Hitung-hitung melatih otot tangan lah.
Buy motorbike/car
Di tahun ini banyak sekali pengeluaran ( financially speaking). Gw sebisa mungkin menghindari pembelian secara kredit. Tapi mungkin ini akan berubah di tahun depan.
Visit dentist regularly
Gw belum menemukan dokter gigi yang cocok, yang pelayanannya prima, tapi harganya tidak keterlaluan.
Kalau gw menyimpulkan, prima causa kegagalan-kegagalan gw adalah kurangnya dedikasi terhadap tujuan yang gw kejar. Ini terlihat jelas khususnya dalam proyek pembuatan buku. Disini gw benar-benar butuh “pendorong yang kuat” untuk menggenapi wish gw.
Namun kegagalan gw juga bisa karena mengejar sesuatu yang lebih penting. Misalnya dalam keinginan membeli motor. Gaji beberapa bulan harusnya cukup untuk sebuah motor, cash. Tapi gaji gw tidak hanya untuk diri gw. Gw adalah seorang family man—senyum keluarga gw adalah kebahagiaan gw. Itu sebabnya gw masih mengenakan kombinasi baju yang sama setiap minggu ;-)
Dilihat dari persentase, wish yang tercapai hanya 30%. Namun gw memang tidak mensyaratkan seluruh wish terwujud. Mereka hanya patokan. Lagipula banyak hal-hal “mendadak” yang menambah nilai hidup gw di tahun 2006. Secara keseluruhan gw mensyukuri tahun ini. Semoga tahun 2007 gw bisa lebih baik lagi. Amin.
Thursday, December 07, 2006
JaMU 24 Summary
Hi guys!
Sorry for the delay. I was (and am) tremendously occupied with stuff. I'm glad to inform you that our last JaMU was a success! The room was crowded just like JaMU 23, the presentation was insightful from our two special speakers, the donuts were delicious as usual, and the "saweran" still maintain above 50.000 Rupiah :-)
JaMU 24 diawali dengan perbincangan seru seputar Java oleh floor, kemudian Dhea memberikan opening speech singkat mengenai the next big thing (community-related) yang akan dilakukan Sun Microsystems Indonesia (“SMI”) di tahun 2007 untuk mendorong perkembangan Java di tanah air.
SMI berencana menggelar kampanye Java goes to campus, dan telah menunjuk seorang Ambassador. Dengar-dengar sih cewek, anak Fasilkom UI. Hmm.. perlu uji kelayakan dari gw nih.. cakep ga Dhea? ;-) Dhea mengatakan baru sekarang SMI bisa melakukan ini, karena ”dananya baru turun”.
Tapi ada rumor yang berkembang bahwa gerakan komunitas SMI ternyata ga ”aligned” dengan gerakan komunitas Java yang selama ini sudah ada di Indonesia, notably Java User Group Indonesia. This topic is open for discussion. Bagaimana ini Dhea?
Daniel Baktiar, pembicara pertama, mengantarkan materi Maven 2 dengan baik. Disini ada isu mengenai repository yang besarnya mencapai 8+ GB. I can’t tell much about his presentation, you have to ask Daniel for downloadables :-) Oh ya, Frans Thamura menawarkan bagi yang ingin local repository, harap datang ke kantornya dengan membawa CD (DVD?) kosong.
Endy Muhardin, pembicara selanjutnya, membawakan materi Subversion dengan sangat detil. Ga heran, ternyata beliau bikin buku tentang Subversion (beliau cerita ini di akhir presentasi)! Yang tertarik dengan bukunya, harap japri beliau.
Demikian rangkuman JaMU 24 Sabtu lalu, semoga menjadi masukan bagi teman-teman khususnya yang berhalangan hadir. Seperti biasa, materi presentasi dapat di-download dari website JUGI (mungkin butuh beberapa hari setelah JaMU) di http://www.jug.or.id/jugwiki/Wiki.jsp?page=JaMU24.
Terima kasih untuk Daniel dan Endy atas presentasinya. Kalian berhak mendapatkan masing-masing 1 personal license IntelliJ 6.0 dari IDEA. Mohon hubungi Frans Thamura untuk detilnya.
Terima kasih untuk Sun Microsystems Indonesia, terutama Dhea, yang sudah menyediakan tempat dan donat J.Co (4 box!).
Terima kasih untuk teman2 sekalian yang sudah datang, uang kas JUGI nambah 70ribu :-) (setelah dikurangi 20ribu untuk tips satpam dan OB).
Salam hangat,
Thomas Wiradikusuma
http://www.wiradikusuma.com/
Panitia JaMU
http://www.jug.or.id/jugwiki/Wiki.jsp?page=JaMU24
Sorry for the delay. I was (and am) tremendously occupied with stuff. I'm glad to inform you that our last JaMU was a success! The room was crowded just like JaMU 23, the presentation was insightful from our two special speakers, the donuts were delicious as usual, and the "saweran" still maintain above 50.000 Rupiah :-)
JaMU 24 diawali dengan perbincangan seru seputar Java oleh floor, kemudian Dhea memberikan opening speech singkat mengenai the next big thing (community-related) yang akan dilakukan Sun Microsystems Indonesia (“SMI”) di tahun 2007 untuk mendorong perkembangan Java di tanah air.
SMI berencana menggelar kampanye Java goes to campus, dan telah menunjuk seorang Ambassador. Dengar-dengar sih cewek, anak Fasilkom UI. Hmm.. perlu uji kelayakan dari gw nih.. cakep ga Dhea? ;-) Dhea mengatakan baru sekarang SMI bisa melakukan ini, karena ”dananya baru turun”.
Tapi ada rumor yang berkembang bahwa gerakan komunitas SMI ternyata ga ”aligned” dengan gerakan komunitas Java yang selama ini sudah ada di Indonesia, notably Java User Group Indonesia. This topic is open for discussion. Bagaimana ini Dhea?
Daniel Baktiar, pembicara pertama, mengantarkan materi Maven 2 dengan baik. Disini ada isu mengenai repository yang besarnya mencapai 8+ GB. I can’t tell much about his presentation, you have to ask Daniel for downloadables :-) Oh ya, Frans Thamura menawarkan bagi yang ingin local repository, harap datang ke kantornya dengan membawa CD (DVD?) kosong.
Endy Muhardin, pembicara selanjutnya, membawakan materi Subversion dengan sangat detil. Ga heran, ternyata beliau bikin buku tentang Subversion (beliau cerita ini di akhir presentasi)! Yang tertarik dengan bukunya, harap japri beliau.
Demikian rangkuman JaMU 24 Sabtu lalu, semoga menjadi masukan bagi teman-teman khususnya yang berhalangan hadir. Seperti biasa, materi presentasi dapat di-download dari website JUGI (mungkin butuh beberapa hari setelah JaMU) di http://www.jug.or.id/jugwiki/Wiki.jsp?page=JaMU24.
Terima kasih untuk Daniel dan Endy atas presentasinya. Kalian berhak mendapatkan masing-masing 1 personal license IntelliJ 6.0 dari IDEA. Mohon hubungi Frans Thamura untuk detilnya.
Terima kasih untuk Sun Microsystems Indonesia, terutama Dhea, yang sudah menyediakan tempat dan donat J.Co (4 box!).
Terima kasih untuk teman2 sekalian yang sudah datang, uang kas JUGI nambah 70ribu :-) (setelah dikurangi 20ribu untuk tips satpam dan OB).
Salam hangat,
Thomas Wiradikusuma
http://www.wiradikusuma.com/
Panitia JaMU
http://www.jug.or.id/jugwiki/Wiki.jsp?page=JaMU24
Tuesday, December 05, 2006
IWIC – the show, part 2
It's almost three weeks since the event took place, I hope I still remember the details. Let me continue the story. Bagi kalian yang bingung apa itu IWIC, ada baiknya melihat blog Road to IWIC dan IWIC – the show, part 1. Kalian yang sudah pernah membaca blog sebelumnya mungkin ingin membaca ulang sekedar penyegaran.
Selasa, 14 Nopember 2006
Pagi-pagi kami berangkat bergiliran menggunakan mobil Kijang ke ITCC (Indosat Training and Conference Center—correct me if I'm wrong), ga jauh dari wisma kami menginap.
Seperti biasa gw telat. Tapi ketelatan gw justru membawa berkah, gw kenalan dengan cewek-cewek EO-nya. Memang dari semua “jenius” yang ada disitu, kata panitia hanya gw yang “beda”. Mereka sempat ga percaya gw finalis. Hehe... jadi ingat, beberapa hari sebelumnya teman gw nelpon, “Wah selamat ya Thom, gw lihat nama lo di KOMPAS! Ciee yang jenius... Eh, jenius atau beruntung nih? Kayaknya lo beruntung ya?”
Selesai briefing, kami langsung bersiap. Gw kurang beruntung, gw salah satu yang giliran pertama taping. Oh ya, penjuriannya ga dilakukan langsung di depan para juri. Kami masing-masing mengikuti sesi taping (perekaman video), dan hasil rekaman itulah yang dilihat para juri untuk menilai kami. Setiap peserta dibatasi maksimal 30 menit.
Menurut gw (dan banyak teman-teman finalis) cara langsung sebenarnya lebih baik. Meski gugup, rasanya pasti lebih plong. Panitia sepakat dengan ini, katanya ini masukan yang berharga untuk IWIC tahun depan.
Sebelum presentasi gw gugup banget, berkali-kali ke kamar kecil. Selagi mempersiapkan laptop, bos gw menelpon dan menanyakan kabar... kerjaan kantor gw. Ah, bos yang sangat perhatian.
Presentasi gw berjalan kurang mulus. Meski gw memulainya dengan spesial (gw mempersiapkan skenario monolog singkat untuk prelude), namun di tengah-tengah presentasi banyak sekali hambatan. Laptop gw mati mendadak (kelihatannya ga tahan panas), dan gw ga bisa mendemokan prototipe secara live di ponsel karena server yang gw setup ternyata ga aktif (gw men- setup server di kantor, kelihatannya mati karena listrik padam—ini kadang terjadi—dan ga ada yang menyalakannya lagi).
Semua hambatan itu membuat waktu gw habis. Terlebih lagi kepercayaan diri gw. Gw benar-benar kecewa, all those sleepless nights were useless. Gw pengen nangis, tapi kok ga penting. Gw pengen curhat, ga tau sama siapa (gw saat itu benar-benar butuh seseorang). I finally rested my mind. Gw tahu rencana yang indah sudah dipersiapkan untuk gw. Mungkin ga sesuai dengan yang gw mau, tapi pasti lebih baik. Ini yang membuat gw bangkit.
Selama menunggu semua kebagian giliran, gw keluar masuk ruangan untuk menonton teman-teman yang lain. Jenuh dengan itu, gw dan beberapa teman menghabiskan waktu main halma (bukan Happy Halma. Eh, itu mah Salma ya?), dart dan bilyar. Kami juga sempat main Counter Strike di laptop (setelah sempat pusing cari pinjaman kabel cross).
Selesai sesi taping, kami latihan koreografi panggung. Ini untuk Grand Final. Gayanya sangat norak, untung gw di belakang. Sore hari kami kembali ke wisma untuk berberes, kemudian kembali ke ITCC untuk BBQ bersama. Lagi-lagi gw telat, dan kali ini gw sial. Gw kehilangan kesempatan mencicipi cumi bakar (hiks..).
Setelah BBQ kami kumpul bersama panitia di hall untuk bersenang-senang. Gambar-gambar di bawah mungkin lebih baik dalam menjelaskannya.
Setelah semua selesai, kami kembali ke wisma dan beristirahat. Besok kami ke Bandung!
Selasa, 14 Nopember 2006
Pagi-pagi kami berangkat bergiliran menggunakan mobil Kijang ke ITCC (Indosat Training and Conference Center—correct me if I'm wrong), ga jauh dari wisma kami menginap.
Seperti biasa gw telat. Tapi ketelatan gw justru membawa berkah, gw kenalan dengan cewek-cewek EO-nya. Memang dari semua “jenius” yang ada disitu, kata panitia hanya gw yang “beda”. Mereka sempat ga percaya gw finalis. Hehe... jadi ingat, beberapa hari sebelumnya teman gw nelpon, “Wah selamat ya Thom, gw lihat nama lo di KOMPAS! Ciee yang jenius... Eh, jenius atau beruntung nih? Kayaknya lo beruntung ya?”
Selesai briefing, kami langsung bersiap. Gw kurang beruntung, gw salah satu yang giliran pertama taping. Oh ya, penjuriannya ga dilakukan langsung di depan para juri. Kami masing-masing mengikuti sesi taping (perekaman video), dan hasil rekaman itulah yang dilihat para juri untuk menilai kami. Setiap peserta dibatasi maksimal 30 menit.
Menurut gw (dan banyak teman-teman finalis) cara langsung sebenarnya lebih baik. Meski gugup, rasanya pasti lebih plong. Panitia sepakat dengan ini, katanya ini masukan yang berharga untuk IWIC tahun depan.
Sebelum presentasi gw gugup banget, berkali-kali ke kamar kecil. Selagi mempersiapkan laptop, bos gw menelpon dan menanyakan kabar... kerjaan kantor gw. Ah, bos yang sangat perhatian.
Presentasi gw berjalan kurang mulus. Meski gw memulainya dengan spesial (gw mempersiapkan skenario monolog singkat untuk prelude), namun di tengah-tengah presentasi banyak sekali hambatan. Laptop gw mati mendadak (kelihatannya ga tahan panas), dan gw ga bisa mendemokan prototipe secara live di ponsel karena server yang gw setup ternyata ga aktif (gw men- setup server di kantor, kelihatannya mati karena listrik padam—ini kadang terjadi—dan ga ada yang menyalakannya lagi).
Semua hambatan itu membuat waktu gw habis. Terlebih lagi kepercayaan diri gw. Gw benar-benar kecewa, all those sleepless nights were useless. Gw pengen nangis, tapi kok ga penting. Gw pengen curhat, ga tau sama siapa (gw saat itu benar-benar butuh seseorang). I finally rested my mind. Gw tahu rencana yang indah sudah dipersiapkan untuk gw. Mungkin ga sesuai dengan yang gw mau, tapi pasti lebih baik. Ini yang membuat gw bangkit.
Selama menunggu semua kebagian giliran, gw keluar masuk ruangan untuk menonton teman-teman yang lain. Jenuh dengan itu, gw dan beberapa teman menghabiskan waktu main halma (bukan Happy Halma. Eh, itu mah Salma ya?), dart dan bilyar. Kami juga sempat main Counter Strike di laptop (setelah sempat pusing cari pinjaman kabel cross).
Selesai sesi taping, kami latihan koreografi panggung. Ini untuk Grand Final. Gayanya sangat norak, untung gw di belakang. Sore hari kami kembali ke wisma untuk berberes, kemudian kembali ke ITCC untuk BBQ bersama. Lagi-lagi gw telat, dan kali ini gw sial. Gw kehilangan kesempatan mencicipi cumi bakar (hiks..).
Setelah BBQ kami kumpul bersama panitia di hall untuk bersenang-senang. Gambar-gambar di bawah mungkin lebih baik dalam menjelaskannya.
Setelah semua selesai, kami kembali ke wisma dan beristirahat. Besok kami ke Bandung!
Gratis, all you can eat. Kurang apa lagi coba?
I like to move it move it..
Eng ing eng.. pesawat mau mendarat..!
Fotografer kita
Sempat penasaran, "Buat apa niup-niup balon?"
Ternyata mau jadi Pahlawan Bertopeng :-)
IWIC Idol
Berjogetlah sebelum joget dilarang..
Inul? Lewat..!
"Eagle, this is Alpha One. We got a one man down.."
Subscribe to:
Posts (Atom)