Friday, May 18, 2007

Musibah di ITC Permata Hijau, Jakarta

Kamis kemarin (17/05/07) terjadi kecelakaan tragis di ITC Permata Hijau, Jakarta, yang menewaskan satu keluarga. Honda Jazz yang mereka kendarai menabrak pembatas gedung parkir dan terjun bebas dari lantai 6.

Beberapa berita “menyalahkan” pengemudi yang amatir. Menurut gw ga begitu. Faktor “kendaraan ngebut” bisa diabaikan karena area parkir dalam gedung ga pernah dirancang untuk balapan. Gw juga berasumsi pengemudi cukup waras karena kalau gila penumpang yang lain tentu ga rela dia mengemudi. Kesimpulan gw adalah tembok pembatasnya sedikit lebih keras dari krupuk.

Artikel di DETIK.COM (18/05/07) mendukung kesimpulan gw. Berikut ini beberapa kalimat yang gemes untuk gw komentari:

“Tembok pembatas...memang sengaja tidak diberi tulang besi...demi menghemat biaya pembangunan.”
“...tembok pembatas hanya terbuat dari batako yang mudah hancur...”
Muke gile tuh developer-nya! Pelit kok dicampur tolol.

“...tembok pembatas yang jebol sudah ditutupi seng...”
Waduh, belum kapok ya? Harusnya pengelolanya lompat dari lantai 6 (straight to ground, without protection) untuk merasakan yang keluarga Topan Rusli (dengan hormat gw sebut namanya) rasakan. Kalau dia masih hidup, bolehlah pembatas yang jebol itu ditutup seng.

Bersama blog ini gw turut berduka atas musibah yang terjadi. Semoga keluarga yang tertimpa musibah diterima di sisi-Nya. Amin.

7 comments:

  1. Jangan nyalain tembok dong, usut dulu kenapa mobil tersebut bisa melenceng ke kanan melewati pembatas jalur tengah dan ramp sebelum tembok. Udah jelas2 turun tuh di jalur kiri, trus dia ngeloncatin pembatas jalur tengah yang menurut gue lumayan tinggi buat mobil seukuran Honda Jazz yang kemudian melompati ramp di jalur kanan sebelum tembok. Mobil bisa loncat dipastikan karena kecepatan tinggi, ga mungkin dengan kecepatan 5 km/jam seperti aturan/rambu2 yang biasa ada di tempat parkir. Selain itu juga, si supir belum lancar kok nekat nyupir di parkiran spiral gitu? Jadi yang paling bertanggung jawab adalah pihak yang memberi ijin mengemudikan mobil tersebut. Emang pihak pengelola juga bersalah (tapi ga sepenuhnya) karena kurang-nya rambu, perangkat keamanan dllnya.
    sekarang gini aja deh, coba anda bongkar tembok garasi anda, ada besi betonannya ga? Gue jamin ga ada, besi beton hanya digunakan di kolom2 penyangga bangunan dan di pilar2 saja.

    ReplyDelete
  2. wah gw ga nyalahin tembok bos, ga bermanfaat (tembok ga bisa memperbaiki dirinya sendiri).

    begini ya, ga peduli mobil itu melenceng ke kanan, ke kiri, jungkir balik, muter2, pokoknya yang namanya area parkir dalam gedung harus cukup kuat sesuai standar tanpa memperdulikan "gw bisa hemat" (ga harus pake beton, tapi bisa pakai besi penyangga). kalo mau irit ya jangan bikin, pulang kampung aja.

    sehebat2nya mobil bermanuver di area parkir dalam gedung, dia ga akan cukup *cepat* untuk bisa nembus tembok beton (dan mobilnya Jazz, bukan high class car yg bisa akselerasi 100mph dlm bbrp detik). oh yeah, I forget, temboknya bukan beton, cuma bahan murahan. jadi bajaj mungkin bisa ngerusak tembok itu. damn.

    tembok garasi gw ga dari beton karena:
    1. ga didesain untuk tempat parkir umum
    2. ga dibangun oleh developer yg spesialis
    tembok ITC permata hijau harusnya ga sejelek garasi gw *kan*? ;-)

    dengan secara ga langsung membandingkan gedung ITC permata hijau vs garasi gw, lo mengatakan developer mereka adalah developer karbitan yg biasa bikin rumah2 BTN? interesting.

    btw, gw ga menyalahkan pengelola (gw cuma sedih karena mereka nutup tembok yg jebol pake seng doang). tapi developernya. kalau developernya mengelak, "lha gw udah saranin bikin yg strong, tapi kagak diterima". ya udah, salahkan juga yg nyuruh ngirit (btw, developernya juga salah, soalnya dia mau aja melakukan sesuatu yg bertentangan dengan nurani dan code of conduct dia).

    cheers,
    Thomas Wiradikusuma

    ReplyDelete
  3. mestinya yg disalahkan ya pemerintah.

    ada gak standar pemerintah yg menetapkan tembok msti pake ini itu?

    kalo gak ada, bwat apaan developer buat gituan? mereka kan profit oriented firm.

    lagian ngapaen juga tuh orang gak hati2? kan jelas2 salah dy (human error) yang gak bisa mengendalikan mobilnya sampe lwat batas yang gak boleh disentuh ato dilalui..

    kalo mengenai statement anda tentang honda jazz gak cukup cepat melewati tembok pembatas, sbnernya gak perlu cepat. melainkan momentumnya. besarnya tumbukan or tekanan ke tembok.

    terus apakah anda bisa menjamin tembok beton udah pasti bisa mencegah korban baru?

    ReplyDelete
  4. human error? tentu. developer, driver, building management, government, semua human ;-)

    > terus apakah anda bisa menjamin tembok beton udah pasti bisa mencegah korban baru?

    saya bisa menjamin saya ga akan menyalahkan developernya.

    idenya bro, bikinlah barang dengan kualitas yg bagus, paling ga sesuai standar (atau professional code of conduct/ethics, kalau standar yg beneran mmg ga ada).

    btw, maaf kalau ada kata2 gw di blog/komentar yg nyolot. me myself is a (software) developer.

    seorang developer harusnya tetap mengutamakan integritasnya, meskipun hidup di dunia kapitalisme global yg menuntut semua serba cepat dan murah. gw ga bilang suruh idealis, tapi punya integritas.

    ReplyDelete
  5. then siapa lagi yg mo anda salahkan?heheh..emank manusia gak mnk puas, pasti maunya nyalahin orang..kesalahan sndri gak diliat..

    lagi, mank developer yang ngendaliin mobilnya? tha??? dari mana aja mas? kan gw bilang human error dalam konteks pengendara mobil.. kalo dy gak nabrakin tuh mobil dan bisa ngendaliin tuh mobil dengan baik gak bkal sampe gitu donk..

    intinya, ada gak standar dari pemerintah tentang tembok?

    hahahaha..

    software? hahahha.. is it affiliated with the building developer/contractor? i think its a bit faaar away from your field.

    best regards,
    bladibla kaskus.

    ReplyDelete
  6. > then siapa lagi yg mo anda salahkan?
    developer. lo ga akan tanya ini kalau baca blog gw dengan seksama ;-)

    > kesalahan sndri gak diliat..
    well, for one thing, i didn't involved in the crash thing. how can i blame myself?

    > mank developer yang ngendaliin mobilnya?
    jalanan macet, siapa yg lo salahin? orang2 yg bawa mobil? get real. harusnya pemerintah (atau pemerintah daerah) yg disalahin, ngaturnya ga becus (termasuk ngatur orang2 yg *punya* mobil supaya ga *pakai* mobilnya kalau ga perlu banget).
    contoh yg lebih cocok: jalan tol jakarta-bandung yg banyak masalah, siapa yg lo salahin? mobil2 yg terlalu banyak jumlahnya/bebannya terlalu berat? get real.

    > kalo dy gak nabrakin tuh mobil
    pertanyaan gw, di area parkir ditulis ga, "dilarang nabrak tembok." kalo ga ada berarti suka2 dia buat ngapain aja (dengan konsekuensinya tentu aja--didenda, kecelakaan, meninggal). tugas developerlah yg membuat area parkir yg cukup "kuat" untuk berbagai skenario yg mungkin terjadi (developer juga manusia, ga harus sempurna2 amat, yg penting safety first lah).
    please think ouf ot the box.

    > ada gak standar dari pemerintah tentang tembok?
    mana gw tau emangnya gw tukang bangunan.

    > software? hahahha..
    secara praktis memang beda, tapi secara code of conduct (profesionalism-wise) sama. mereka harus bikin produk yg berkualitas yg mampu menghadapi "tingkah2 aneh" (up to certain degree) pengguna produknya.
    please, again, think out of the box.

    ReplyDelete
  7. hmm... gue rasa yang "goblok" sih gak lain gak bukan yah si Pak Topan nya.

    tanpa mengurangi rasa hormat buat dia yang telah meninggal, gue bilang dia "goblok" adalah karena terlalu berani lah ngajarin orang yang baru nyetir 1 atau 2 bulan di tempat parkir yang melingkar2 gitu

    apalagi mobilnya matic pula, kalo manual, paling juga mesinnya mati, tapi kalo matic yah bablas deh

    developer bangunan bisa juga sih kalo mau disalahin, tapi akan terkesan "maksa", karena dua hal:

    [1] pemerintah kita emang ga konsisten dalam nerapin peraturan; baik itu soal SIM maupun soal konstruksi bangunan, dan
    [2] asumsi dasar bahwa ga akan ada orang yang akan ngebut di jalan yang melingkar2 itu; kalo naek pasti pelan2, sedang kalo turun harusnya sembari ngerem.


    just my 2 cents...

    ReplyDelete

Looking for my geek side?