Sunday, November 29, 2009

A week or so in KL, and counting

Setiap ada yang bertanya, "Merantau kemana Thom?" Gw selalu menjawab, "Jadi TKW di Malaysia." Lho, kok TKW? Kenapa bukan expatriate atau paling ga TKI (Tenaga Kerja Indonesia)? Ya, TKW kan Tenaga Kerja Wiradikusuma. Hehe.. OK, jayus.

To be honest, Malaysia bukanlah target "impian kerja di luar negri" gw. Bukan juga Singapur, bukan juga Australia. Mereka terlalu dekat untuk jadi tujuan merantau. Arif Rachim, teman gw yang menawarkan kerja disini juga pasti ingat awalnya gw setengah-setengah menanggapi tawarannya.

Namun kemudian gw berubah pikiran. Gw tiba-tiba sadar umur (I'm getting 27 next January!), dan kesempatan mungkin ga datang dua kali. Gw menjadi antusias dengan tawaran teman gw, took the interview with his boss via YM. Dan... ga ada kabar selama beberapa bulan.

Suddenly I felt very useless. Gw hampir ga pernah ditolak karena kemampuan gw, biasanya gw gagal karena "harganya ga cocok". Gw bahkan sampai menulis blog tentang topik yang diragukan oleh calon bos gw, sekedar menunjukkan, "Hey, I can do that." (namun mungkin dia ga baca). Out of despair, tiba-tiba di suatu siang bolong dia mengirim YM, "Hey, still interested working here?" Of course!

OK, sang pangeran berangkat ke negeri antah berantah dengan kereta kuda dari emas, bekerja dengan gaji besar, bertemu putri impiannya lalu menikah. Cerita selesai. Not really. Life is not a fairy tale :)

Sebelumnya adik bungsu gw lulus S1 Keperawatan. Gw keluar duit. Ga lama kemudian adik gw yang paling tua dapat beasiswa S2 ke RRC, tapi tiket pesawat dan biaya hidup bulan pertama ditanggung sendiri. Keluar duit lagi. Pada awalnya gw berharap satu-dua invoice gw bisa cair menjelang gw berangkat, ternyata sampai sekarang belum cair. Di saat bersamaan, papa gw sakit dan butuh biaya berobat. Belum lagi kebutuhan sehari-hari keluarga gw. Waduh!

Kondisi finansial gw saat itu benar-benar ga mendukung. Sampai gw bilang ke teman gw, "Jika memang harus berkorban, biarlah gw ga jadi pergi. Maybe this is not my time." Untungnya seorang sahabat lama gw, Octavianus Hadi, bekerja di Malaysia dan dengan senang hati menampung gw. Lumayan hemat tempat tinggal :)

Oh ya, saat memesan tiket via Internet, teman gw sempat menyarankan untuk memilih kursi di samping kaca agar bisa memotret. Berhubung gw pelit mengeluarkan tambahan 15 ribu, gw pilih kursi acak. Akhirnya gw duduk di samping kaca juga :)

Tapi gw tetap ga bisa memotret, orang sebelah gw ngajak ngobrol dari berangkat sampai mendarat. Agak lucu juga, ternyata beliau juga orang Padang dan satu SMA dengan Mama tapi lebih muda 10 tahun. Dan konyolnya di bangku depan gw ada ibu-ibu (Padang juga!) yang jualan minyak penumbuh rambut :P Belum sampai KL udah dapat beberapa kenalan, lumayan. Oh ya, cucunya manis lho, gw sempat foto.



Sesampainya di bandara, BlackBerry gw ga berfungsi, gw lupa mengaktifkan international roaming! Untung gw tadi kenalan, jadi gw dipinjami ponsel lalu menghubungi Hadi. Gw dijemput lalu diajak ketemu teman-temannya, kebanyakan orang India Malaysia. Mereka lucu-lucu :)




Hadi tinggal di sekitar Shah Alam




Berhubung gw sampainya Sabtu dan kerjanya Senin, malamnya gw diajak jalan-jalan keliling KL sambil survei lokasi kantor. Ternyata di malam hari daerah kantor gw sangat happening, banyak banget tempat clubbing-nya (dan cewek-cewek cantik berkeliaran di jalan)! Tapi kita ga masuk karena paginya harus kesitu lagi naik kereta (supaya gw tau rutenya).




Hari Minggu kita kesana lagi. Jalan kaki dari apartemen, naik KTM (mirip kereta ekonomi Depok-Jakarta tapi ber-AC), jalan kaki, naik monorail, jalan kaki, sampai kantor. "Jalan kaki"-nya sengaja gw tulis karena LAMA. Setelah masuk gedung dan liat-liat sebentar, kita jalan-jalan ke.. duh gw lupa namanya, pokoknya ke beberapa tempat deh :D






Lagi difoto cowoknya, gw 'nebeng'



Candid camera



Oh ya, dari gw tiba sampai Senin, gw mencoba berbagai macam makanan (kebanyakan gw ga ingat namanya). Bagaimana dengan Senin sampai hari ini? Well, berhubung gw pergi sendiri (kan ke kantor), menunya itu-itu aja. Sarapan burger McD McMuffin di KL Sentral, makan siang chinese food bareng teman-teman kantor, makan malam nasi Kandar di samping stasiun monorail. Kalo libur? Pesan McD karena ga ada yang jualan di dekat sini. Haiyah, membosankan!!!

Kantor gw lumayan besar, perusahaan go public, tapi keliatannya hanya gw orang Indonesia disitu. Agak bete juga ga ada teman ngobrol. Orang lokalnya berbahasa Inggris kurang fluent dan saat santai mereka ngobrol dengan bahasa Kanton(?), dan gw praktis bengong.

Minggu depan gw harus cari tempat tinggal yang lebih dekat kantor, ga enak kelamaan disini soalnya ngerepotin, hahaha. Lagipula jarak kantor-apartemen juga jauh, gw harus bangun jam 5:30 pagi dan sampai rumah di atas jam 8 malam. Ini seperti kerja di Jakarta tapi rumahnya di Cikarang :D

Saturday, November 21, 2009

Thomas yang lebih baik

Apa yang memotivasi kita bekerja? Jawabannya mungkin ada pada Hierarchy of Human Needs dari Abraham Maslow. Alasan pertama adalah fisiologis: agar bisa makan enak dan tinggal di tempat yang nyaman, dan dapat tidur dengan nyenyak. Setelah diri sendiri aman, umumnya orang mulai memikirkan keluarga, pertemanan dan romantisme.

Berdasarkan teori Maslow pula, semakin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan di atas, manusia mulai memikirkan esteem dan self-actualization. Mereka ingin dihargai, mencapai prestasi, dan mulai memikirkan dunia secara menyeluruh.

Idealnya, semakin naik ke atas tentu semakin baik. Namun seperti halnya naik ke gunung yang tinggi, meniti piramida Maslow juga penuh dengan cobaan. Kadang, kita terlalu asyik melihat ke atas sehingga ga sadar bagian bawah kita mulai keropos.

Kita asyik mengejar yang kita inginkan namun melupakan yang udah kita punya. Kita punya uang banyak tapi ga bisa makan enak karena darah tinggi, ga bisa tidur nyenyak karena merasa was-was, dan menelantarkan keluarga—padahal merekalah alasan kita habis-habisan memeras keringat.

Gw menulis ini untuk mengingatkan diri gw sendiri, karena gw akan merantau. Salah satu alasan gw merantau tentu karena rumput tetangga lebih hijau. Alasan lainnya? Hmm... mungkin dengan gw pergi, gw bisa memulai hidup baru. Memulai dari kertas kosong.

Waktu SD, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Gambar. Gw hampir ga pernah dapat nilai di bawah delapan setiap pelajaran Menggambar. Gw juga ingat, saat itu pertama kalinya gw menyentuh tangan cewek yang gw suka, gw berkeringat dingin (beneran), padahal itu lagi rame-ramean sehingga mungkin si cewek ga sadar kalo gw pegang tangannya. Ceritanya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan tuh, hehe..

Waktu SMP, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Komputer. Gw berlangganan Internet sejak kelas 2 SMP, dan sejak itu hidup gw rusak, hehe.. Anyway, meski udah dapat pencerahan dari Internet soal pria-wanita, gw masih ingat betapa gw sering mandi keringat setiap nelpon cewek yang gw suka. Pokoknya katro banget!

Waktu SMA, teman-teman gw mengenal gw sebagai Tukang Gitar. Bukan tukang benerin gitar, tapi tukang main gitar. Seperti umumnya cowok-cowok berseragam putih abu-abu, gw suka nge-band. Saat SMA juga gw pertama kalinya benar-benar pacaran. OK, actually ini pacaran keempat gw, tapi tiga sebelumnya hanya "status" tanpa actually do anything significant.

Waktu kuliah, teman-teman mengenal gw sebagai.. well, actually, gw ga dikenal. Gw orang desa masuk kota. Suddenly I felt nobody. Di kampus, selalu ada orang yang lebih kaya, lebih ganteng, lebih menyenangkan untuk diajak bicara, lebih cerdas. Kalau pun ada hal yang gw syukuri sewaktu kuliah, itu adalah pertama kalinya gw mengenal "the real world".

Menjelang skripsi, sebagian besar teman-teman gw mulai bekerja. Gw panik. Gw "kecurian start" dan kuatir "ga kebagian kue". David Limanus, seorang teman baik gw di kampus, berkata, "Lo tuh kayak kupu-kupu Thom. Sekarang lo masih dalam kepompong dan telat keluarnya. Tapi begitu keluar dari kepompong, lo akan menjadi kupu-kupu yang warnanya bagus banget, Full Color deh!"

Sekarang gw udah bekerja. Dan gw ingin merantau untuk menjadi lebih baik lagi. Mungkin karena gw mengikuti piramida Maslow. Mungkin karena keluarga gw begitu mengandalkan gw sebagai pencari nafkah. Mungkin karena gw ga menemukan yang gw cari disini. Mungkin karena sebagai kupu-kupu, gw ingin terbang tinggi untuk melihat dunia yang luas..


Sunday, November 15, 2009

Gelas setengah kosong.. atau setengah penuh?

Ada satu gelas terisi air setengah, dilihat oleh dua orang yang berbeda. Yang satu memandang, "Wah, masih kurang setengah nih," sementara yang lain berpendapat, "Masih ada setengah kok." Mana yang benar? Dua-duanya. Bedanya? Orang yang terakhir memandangnya secara positif.

Anggaplah seorang teman sedang marahan sama gw. Kalau dia memandang gw setengah kosong, apapun yang gw lakukan pasti salah, meski niat gw baik. Apa yang bisa gw lakukan? Well, mungkin gw bisa mengambil obeng dan membuka kepalanya untuk mengubah pola pikirnya. Or maybe not.

OK, seorang teman memang sedang marahan sama gw dan sekarang diem-dieman. Apa yang gw lakukan? Currently I do nothing. Gw ga berusaha berpura-pura "semua baik-baik aja", karena kenyataannya memang "ga baik" dan makin lama itu terlihat manipulatif (which is not true, tapi ini persepsi yang muncul ketika seseorang memandangmu setengah kosong). Gw juga ga mendiskusikannya karena kuatir memperkeruh suasana.

Jika kalian mengalami hal seperti ini, having a problem with someone you care, tunjukkan blog ini ke dia agar dia tau bahwa kalian ingin berdamai namun ga tau caranya. I think I will do that too.

Btw, gw dapat ini dari Internet (repost sih), beda cowok cakep sama cowok jelek:

Kalau cowok ganteng berbuat jahat
Cewek-cewek bilang: nobody's perfect

Kalau cowok jelek berbuat jahat
Cewek-cewek bilang: pantes... tampangnya kriminal

Kalau cowok ganteng menolong cewek yang diganggu preman
Cewek-cewek bilang: wuih jantan... kayak di film

Kalau cowok jelek menolong cewek yang diganggu preman
Cewek-cewek bilang: pasti premannya temennya dia

Kalau cowok ganteng pendiam
Cewek-cewek bilang: wow, cool banget...

Kalau cowok jelek pendiam
Cewek-cewek bilang: ih kuper...

Kalau cowok ganteng jomblo
Cewek-cewek bilang: pasti dia perfeksionis

Kalau cowok jelek jomblo
Cewek-cewek bilang: sudah jelas... ga laku

Kalau cowok ganteng dapat cewek cantik
Cewek-cewek bilang: klop... serasi banget

Kalau cowok jelek dapat cewek cantik
Cewek-cewek bilang: pasti main dukun atau ceweknya matre

Kalau cowok ganteng diputusin cewek
Cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan masih ada aku...

Kalau cowok jelek diputusin cewek
Cewek-cewek bilang: (terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke bawah, liat dulu dong bentuknya)

Kalau cowok ganteng ngaku indo
Cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip bule sih

Kalau cowok jelek ngaku indo
Cewek-cewek bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot

Kalau cowok ganteng penyayang binatang
Cewek-cewek bilang: perasaannya halus... penuh cinta kasih

Kalau cowok jelek penyayang binatang
Cewek-cewek bilang: sesama keluarga emang harus menyayangi

Kalau cowok ganteng bawa BMW
Cewek-cewek bilang: matching... keren luar dalam

Kalau cowok jelek bawa BMW
Cewek-cewek bilang: mas majikannya mana?

Kalau cowok ganteng males difoto
Cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya kesebar-sebar

Kalau cowok jelek males difoto
Cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?

Cwok ganteng naek motor gede
Cewek-cewek bilang: wah kayak Lorenzo Lamas di film Renegade, bikin lemas...

Kalau cowok jelek naek motor gede
Cewek-cewek bilang: awas! Mandragade lewat...

Kalau cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek
Cewek-cewek bilang: ini baru cowok gentleman

Kalau cowok jelek nuangin air ke gelas cewek
Cewek-cewek bilang: naluri pembantu emang gitu

Kalau cowok ganteng bersedih hati
Cewek-cewek bilang: let me be your shoulder to cry on

Kalau cowok jelek bersedih hati
Cewek-cewek bilang: cengeng amat! laki-laki bukan sih?

Kalau cowok ganteng baca tulisan ini
tersenyum-senyum kecil lalu berkata "life is beautiful"

Kalau cowok jelek baca tulisan ini
frustasi, ngambil tali jemuran, trus teriak sekeras-kerasnya "HIDUP INI KEJAAAMMM...!!!"

Saturday, November 14, 2009

Dongeng itu.. hanya dongeng :)



Let me tell you a secret (setelah gw cerita ini, berarti ga secret lagi dong ya?). Waktu SD, gw pernah membaca dongeng berjudul Sleeping Beauty (Putri Tidur). Pernah mendengar? Ceritanya tentang seorang putri yang dikutuk penyihir sehingga tertidur ratusan tahun, sampai akhirnya dibangunkan lewat ciuman seorang pangeran.

Katro banget ya? Ga masuk akal pula. (Ratusan tahun dan tetap cantik? Please.) Yah, namanya juga dongeng. Tapi kisah Sang Pangeran dan Sang Putri itu membentuk karakter gw sampai SMP, dan secara subconscious sampai sekarang.

Dan karena bukunya bergambar, gw bisa melihat betapa cantiknya Sang Putri, dan sepertinya itu membentuk "kriteria" gw dalam memilih cewek. Gw suka cewek yang rambutnya bergelombang, beralis tebal seperti bulan sabit, bermata besar dan berpakaian anggun. Yeah, that princess was my first love.

Dan Sang Pangeran menjadi role model gw. Ganteng, atletis, dan karena bisa membangunkan seorang putri dengan ciumannya, he must be a good kisser. Ini membuat gw hidup dengan asumsi, "Gw harus seperti seorang pangeran, yang menjadi knight in shinning armor bagi wanita idaman gw." Huam... gw mulai ngantuk. Prett!!! Pangeran my ass.

Dunia nyata sama sekali berbeda dengan yang di buku. Putri-putri cantik sibuk "mengobral" dirinya, atau sebaliknya, bersikap sok ga butuh. Pangeran-pangeran ganteng menggunakan kelebihannya untuk mempermainkan perasaan cewek. Ga heran film Shrek laku keras, orang-orang muak dengan putri cantik yang sombong (atau justru murahan) dan pangeran yang brengsek.

Konyolnya, gw kadang masih terbius dengan sentimen "dongeng" ini. Seperti kata penelitian yang pernah gw baca, cowok sulit berpikir jernih kalau berurusan dengan cewek cantik. Disadari atau ga, ketika berhadapan dengan cewek yang atraktif, cowok sibuk membuat dirinya terlihat menarik dan melupakan hal lain yang sebenarnya lebih penting. Untungnya gw pelit, hehe, jadi ada safety net-nya dalam mengeluarkan duit. Gw juga seorang geek yang gila kerja.

Anyway, gw menulis ini untuk mengingatkan diri sendiri untuk ga terlalu mengikuti perasaan.

Kalau ada cewek yang over excited dengan kamu, ya jangan terbawa-bawa. Nanti malah ceweknya yang bosan.

Kalau ada cewek yang under excited (misalnya pikirannya sedang galau) dengan kamu, ya ga usah sok repot. Kalau dia benar-benar sayang, pasti dia akan membuka dirinya sendiri pada akhirnya. Kalau justru ditinggaln? Ya berarti dia ga sayang kamu :)

Welcome to the real world :)

Friday, November 13, 2009

Berbagi susah



Apa ini, susah kok dibagi-bagi? Hehe, ini cerita tentang teman gw. Gw punya seorang teman, secara fisik dia menarik, secara ekonomi sangat berkecukupan, cerdas, supel, pokoknya komplit deh. Oh ya, dia juga sudah punya peliharaan (beberapa kebudayaan menyebutnya: pasangan).

Dia sangat mandiri, malah agak sedikit "ini cara gw, ikuti gw atau stay away." Dari luar dia juga terlihat selalu ceria. But I know her quite well that I know, deep inside, she is fragile. (Kaum feminis akan protes: Lo pikir semua cewek rapuh! Jawaban gw: Shut up and continue reading.)

Sayangnya dia sangat tertutup untuk membicarakan masalahnya. Semua disimpan sendiri. Gw jadi simpati sama dia (meski gw pakai Matrix, ga nyambung ya?). Ember aja kalau diisi air terus lama kelamaan akan tumpah (bener kan? embeeerrrr!). Dalam perancangan software, terlalu banyak menyimpan data di session juga menyulitkan scalability. Anjing tetangga gw kemarin mati gara-gara bengong (ini ga nyambung).

At least, di dunia ini pasti ada 1-2 orang yang sangat kita percayai. Jika kalian bilang "Ga ada" berarti kalian bajingan banget (sehingga selalu curiga orang lain akan gantian menjahati kalian) atau ga serius menemukan "orang kepercayaan" itu. Orang itu bisa pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, sahabat kita, bahkan (kalau kepepet) orang yang memang dibayar untuk itu (psikiater?).

Dan ketika kita menemukan orang itu, for heaven's sake, buang deh sampah-sampah di pikiranmu ke dia! Dia mungkin ga bisa membantu apa-apa, but at least dia sudah jadi tempat berbagi susah! To be frank, kadang yang kita butuhkan memang itu: sahabat dengan sepasang telinga yang baik (dan mulut yang diplester).

Sampah aja lama-kelamaan bisa busuk kalau dibiarkan, apalagi pikiran kita yang buruk-buruk. Very bad for your health. Not good. Don't let it corrupt your body and soul.

Saturday, November 07, 2009

Gw vs Nyamuk (ga penting)

Beberapa hari ini kamar gw banyak banget nyamuknya. Gw udah setel AC ke 18 Celcius, mereka tetap aja santai bermanuver di udara. Justru gw yang kedinginan dan bolak-balik ke toilet.

Gw mendadak autis kalau sedang bekerja, tapi nyamuk-nyamuk kurang ajar itu sungguh membuat gw sulit berkonsentrasi. Biasanya gw meneplak(?) nyamuk yang beterbangan dekat gw atau yang sedang landing di kulit gw. Nah, dua hari kemarin, just for fun, I decided to collect their dead bodies and sort them (so I can count them).

Yah, kadang gw suka melakukan hal-hal yang ga penting, seperti sekarang ini. Berikut ini bukti kekejaman gw:



Exhibit 1

Seperti terlihat di Exhibit 1, ada 26 nyamuk yang menjadi korban keganasan gw. Ini dalam waktu kurang dari satu jam (dan gw ga mencari mereka, hanya duduk sambil bekerja)! Bisa saudara bayangkan betapa masifnya invasi nyamuk di kamar gw!

Besoknya, gw iseng nyemprot kamar gw. Sejam kemudian gw kembali dan mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan. Penasaran aja gw, berapa banyak sih yang gugur. Berikut ini hasilnya:



Exhibit 2

Tiga puluh dua nyamuk! Dan gw belum mencari ke sudut-sudut, what a record! Gw penasaran, ada ga ya orang yang iseng seperti ini? Bagaimana dengan kamu?

Tuesday, November 03, 2009

Bidadari malam dan pikiran menjurus

Tadi malam, gw dan beberapa kolega di kantor lama gw bergadang melakukan migrasi sistem interkoneksi SMS untuk salah satu operator di Indonesia. Gw tiba di kantor sekitar jam 8 malam dan keluar kantor sekitar jam 12 siang keesokan harinya (which is today). Sungguh, gw capek banget. Oh ya, posting ini murni curhat. Kalau kalian keberatan dengan gw ngalor ngidul dan whining kayak banci, feel free to skip this post :)

Seperti kebanyakan kuli komputer, gw terbiasa bekerja malam. Lebih dingin, lebih tenang, pokoknya lebih afdol. Tapi kali ini kami bekerja malam bukan karena kerajinan, tapi karena pihak operator menghendaki demikian, karena traffic SMS di malam hari jauh lebih sedikit.

Dan biasanya, dingin-dingin dan malam-malam lebih mantab kalo ditemani cewek cantik. Apalagi kalau sang bidadari menunjukkan perhatian dengan menanyakan kabar. Wuih, wenak tenan! Dan biasanya saat seperti itu muncul pikiran-pikiran menjurus. Bukan jurus Kungfu atau Silat, tapi menjurus ke Sekwilda dan zona terlarang lain.

Kalau gayung bersambut, ya bagus. Otak jadi memanas, kerja jadi semangat. Seperti lokomotif tua yang dicecoki batu bara kualitas wahid, jadi jos jos jos! Tapi kalau sang bidadari tersinggung, waduh keadaan sungguh runyam. Ini namanya miscommunication.

Lho, opo iki? Katanya di kantor, kok ada bidadari segala? Kan gw bilang posting-an ini ngalor ngidul :)

Itu sebabnya kita butuh seseorang yang menerima kita apa adanya. Ada saatnya kita menjadi good guy, ada saatnya kita menjadi smart guy, dan ada saatnya kita naughty naughty bitchy bitchy. "Sédéng" guy. We can't be perfect at all times right?

I really need to get some sleep.

Monday, November 02, 2009

Emosi dan produktivitas

Udah nonton Star Trek? Gw baru nonton kemarin di DVD :D Filmnya bagus, dan ga seperti film Hollywood pada umumnya, kisah asmara yang ditonjolkan justru bukan mengenai tokoh utamanya (Capt. Kirk), tapi mengenai seorang Vulcan bernama Spock.

Vulcan digambarkan sebagai spesies humanoid (mirip manusia) yang dikenal mengutamakan logika dan reasoning. Sebenarnya mereka makhluk yang sangat emosional (catatan: "emosi" bukan hanya "marah"), namun karena emosi mereka sering merugikan, sejak kecil mereka dilatih untuk "memadamkannya".

Pada dasarnya gw juga mudah terbawa emosi. Wajah gw seperti cermin hati gw. Kalau lagi sedih, kelihatan. Kalau lagi kesal, kelihatan. Jadi kalau sedang jalan sama cewek dan wajah gw terlihat ceria berarti gw sedang senang banget :)

Ga hanya itu. Suasana hati gw juga berpengaruh terhadap kinerja gw. Baru-baru ini gw ditanya, "Tumben sekarang lo rajin nulis blog. Ada apa nih?" Hoho, jelas ada udang dibalik batu :)

Sayangnya kisah cinta gw kebanyakan ga berjalan baik. Gw agak mudah cemburu. Akibatnya kinerja gw ikut-ikutan "so-so". Saat ini, alternatif yang gw pilih adalah mencintai bidadari. Gw ga bisa memiliki bidadari, sehingga ga (bisa) cemburu. Dan seorang bidadari selalu menjaga hati gw. Oh ya, bidadari itu nyata lho ;-)

Mungkin, pada akhirnya, gw akan menemukan solusi terbaik untuk masalah ini. Mungkin gw bisa seperti Vulcan yang melatih emosi lewat meditasi. Tapi sementara itu, bercumbu dengan bidadari adalah pilihan yang produktif, mutual dan menyenangkan :)

Looking for my geek side?