Apa ini, susah kok dibagi-bagi? Hehe, ini cerita tentang teman gw. Gw punya seorang teman, secara fisik dia menarik, secara ekonomi sangat berkecukupan, cerdas, supel, pokoknya komplit deh. Oh ya, dia juga sudah punya peliharaan (beberapa kebudayaan menyebutnya: pasangan).
Dia sangat mandiri, malah agak sedikit "ini cara gw, ikuti gw atau stay away." Dari luar dia juga terlihat selalu ceria. But I know her quite well that I know, deep inside, she is fragile. (Kaum feminis akan protes: Lo pikir semua cewek rapuh! Jawaban gw: Shut up and continue reading.)
Sayangnya dia sangat tertutup untuk membicarakan masalahnya. Semua disimpan sendiri. Gw jadi simpati sama dia (meski gw pakai Matrix, ga nyambung ya?). Ember aja kalau diisi air terus lama kelamaan akan tumpah (bener kan? embeeerrrr!). Dalam perancangan software, terlalu banyak menyimpan data di session juga menyulitkan scalability. Anjing tetangga gw kemarin mati gara-gara bengong (ini ga nyambung).
At least, di dunia ini pasti ada 1-2 orang yang sangat kita percayai. Jika kalian bilang "Ga ada" berarti kalian bajingan banget (sehingga selalu curiga orang lain akan gantian menjahati kalian) atau ga serius menemukan "orang kepercayaan" itu. Orang itu bisa pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, sahabat kita, bahkan (kalau kepepet) orang yang memang dibayar untuk itu (psikiater?).
Dan ketika kita menemukan orang itu, for heaven's sake, buang deh sampah-sampah di pikiranmu ke dia! Dia mungkin ga bisa membantu apa-apa, but at least dia sudah jadi tempat berbagi susah! To be frank, kadang yang kita butuhkan memang itu: sahabat dengan sepasang telinga yang baik (dan mulut yang diplester).
Sampah aja lama-kelamaan bisa busuk kalau dibiarkan, apalagi pikiran kita yang buruk-buruk. Very bad for your health. Not good. Don't let it corrupt your body and soul.
Friday, November 13, 2009
Berbagi susah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kalo yg jahatin justru orang yg kita sayangin bgt (baca : peliharaan) gmana?
ReplyDeleteSometimes..pny 2 telinga yg cukup baik dan 1 mulut terplester ga cukup..karena klo hal itu ga diterima, TOLERATING is the best win win solution for both.
ReplyDelete@dessy itu sebabnya aku tulis "Orang itu bisa pasangan kita, orang tua kita, saudara kita, sahabat kita..." :)
ReplyDelete@Anonymous mungkin maksudmu, "pengertian"? ya, tentu. trims sudah menambahkan :)