Kemarin tanggal 6, tepatnya 6 Juni 2006, atau kalau disingkat, 06-06-06 (666). Beberapa hari menjelang kemarin, sebagian orang memprediksi akan adanya musibah besar, entah apa, yang akan terjadi di tanggal itu. Mereka menganggap tanggal tersebut “sial” karena berkaitan dengan angka “iblis” seperti tertulis di kitab suci.
Gw tidak mempermasalahkan benar tidaknya apa yang tertulis, tapi yang gw tahu Dia tidak menciptakan penanggalan. Manusia yang melakukannya. Dan jika kita menganggap apa yang tertulis merupakan sabda, secara logika tentu kurang cocok menghubungkannya dengan apa yang diciptakan oleh manusia. Bagaimana kita tahu bahwa tanggal 6 Juni 2006 (yang “kita ketahui”) adalah tanggal 6 Juni 2006 (yang “sebenarnya”)?
Yang pasti, sampai hari ini, 7 Juni 2006 (satu hari setelah tanggal “sial” tersebut), gw dan kebanyakan orang masih menjalani hari seperti hari-hari sebelumnya. Dan kalaupun ada sesuatu yang buruk terjadi pada hari itu, menurut gw bukan “karena hari itu maka demikian”, namun karena “ orang-orang bersugesti mengenai hari itu sehingga demikian”.
Dan, oh ya, ngomong-ngomong soal hari “sial”—Tahukah kalian hari ini pun didesas-desuskan orang akan terjadi gempa hebat di Jakarta? Rumor itu bahkan dikabarkan berasal dari CNN. Sempat kuatir juga, meski tidak mengambil tindakan apa-apa (karena bingung?) :-) Namun setelah memikirkan kata-kata Epikurus, seorang filsuf Yunani kuno, bahwa manusia harus memandang kematian dengan sebelah mata (bukan karena kematian itu ada atau tidak, tapi karena yang ada dan berarti hanyalah hidup ini), gw menjadi lebih tenang. Mungkin karena gw sok religius dan percaya semua yang terbaik akan diberikan, mungkin karena gw terlalu sibuk dengan hidup gw sebagai programmer payah, atau mungkin karena gw terlalu cuek, tapi yang pasti gw tidak ambil pusing dengan rumor itu. Dan kita masih disini kan ?
Turut berduka atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
No comments:
Post a Comment