Detik-detik Prokla, eh, Pergantian Tahun
31 Desember 2005Beberapa jam lagi, tepat setelah pukul 00:00, tahun berganti. Beberapa hal rutin setiap tahun baru:
- tiup trompet, mungkin trompet gratisan yang dibagi ketika menghadiri suatu acara
- salam-salaman, peluk-pelukan, siapa tau berkesempatan mencium/dicium gebetan
- kirim SMS (pasti banyak yang pending), biasanya nunggu satu SMS greeting masuk (daripada bikin sendiri, blom tentu bagus), trus di-forward to many
- menelpon, meski biasanya jarang banget (entah pulsanya seret, atau malah nunggu telpon masuk)
- ganti kalender-kalender di dinding, kemungkinan dari promo-promo perusahaan
- berdoa, bagi yang religius, punya banyak harapan di tahun yang baru, atau sekedar sadar karena di tahun yang lama punya banyak dosa
- teriak-teriak ga penting
- lompat-lompat ga penting
- tidur, keburu ngantuk atau salah ngitung tanggal
- dan lain sebagainya
meledakkan petasan, takut disangka teroris
Apapun kegiatannya, rasanya pergantian tahun kok bikin merinding yah. Mungkin karena perasaan takut, “Tahun depan gw dapet kerja ga ya?” atau menyesal, “Sial, sampai sekarang gw blom punya cewe!” atau.. entahlah.
Tapi terus terang, tahun 2006 akan menjadi tahun dimana gw banyak menggantungkan harapan. Ya, banyak harapan. Apalagi sekarang gw udah kerja.. dapet duit rutin tiap bulan (meski kayaknya blom setengah bulan kok udah lenyap ya?).. udah dewasa.
Wah, dewasa, what a strong word. Tapi.. apa iya gw dewasa? Apa sih kriteria menjadi dewasa itu? Apa untung ruginya menjadi dewasa?
Gw ga bisa menemukannya di kamus, gw juga ga bisa mencarinya di Google (bukannya ga ada, tapi gw males, hehe). Yang gw tau, sekarang gw udah kerja, kedua orang tua gw kesehatannya udah mulai menurun, sedangkan ade2 gw masih kuliah. Gw ga akan mendiskusikan makna kedewasaaan disini. Gw akan membuktikannya.
No comments:
Post a Comment