Barusan gw baca sebuah artikel berjudul "Bos Pengemis Tinggal Nikmati Hidup". Gw senang sekaligus sedih. Senang karena... well, siapa sih yang ga bahagia melihat orang lain sukses?
Tapi gw juga sedih, hal ini menjadi pengakuan bahwa "pengemis adalah profesi." Banggakah Anda jika orang lain berinteraksi dengan Anda hanya karena kasihan?
"Yang penting halal," ujarnya mantap.
Yeah right. People give you money because they think you need it (to sustain your life). Ini namanya memanfaatkan belas kasihan orang.
Kalau kata orang, "Di kota, kalau gengsi ga makan." Tapi menurut gw, gengsi (baca: harga diri) tetap diperlukan. Gengsi, bila diarahkan dengan baik, bisa menjadi pemacu untuk mencapai kesuksesan. Gengsi dong jalan kaki, sehingga Anda membanting tulang untuk membeli motor. Gengsi dong naik motor, sehingga Anda berusaha lebih keras lagi agar punya mobil.
Kembali ke soal mengemis. You can give them a job (sehingga mereka tidak mengemis lagi), tapi yang tak kalah penting adalah menanamkan paham bahwa mengemis itu "tidak baik". Perubahan harusnya dari dalam ke luar.
No comments:
Post a Comment