Monday, June 30, 2008

Tentang Menolong Sesama

Beberapa waktu lalu gw membaca email di suatu mailing list, isinya ajakan berpartisipasi untuk suatu acara sosial. I can't tell the details yet, yang pasti, Sabtu minggu lalu gw hadir di briefing-nya. Disitu gw menawarkan diri untuk ikut mencari dana.

Mekanisme pencarian dananya sebagai berikut: Gw diberikan sebuah buku "kuitansi" (looks like one). Setiap lembar bernilai sepuluh ribu Rupiah. Gw hanya minta 50 lembar, terus terang gw agak skeptis.

Beberapa hari kemudian gw mulai mencari dana ke teman-teman di kantor. To my surprise, mereka semua SANGAT BERSEMANGAT UNTUK MEMBANTU, beberapa bahkan "membeli" lebih dari selembar. Gw sangat terharu. Bahkan teman yang biasanya pelit kali ini sangat pemurah. Hanya dalam dua hari, seluruh lembar habis.

Saat itu gw berpikir soal orang yang suka memanfaatkan kebaikan orang lain. Bagi kalian yang bekerja di daerah Sudirman, pernah dimintai uang oleh wanita muda yang mengaku kecopetan atau lupa bawa uang? Menurut gw perbuatan seperti itu sangat hina. Seorang pelacur lebih baik karena dia (secara teknis) bertransaksi "sah"--supply and demand, sedangkan penipu-penipu seperti wanita muda itu memanfaatkan kebaikan orang lain untuk kepentingannya sendiri.

Gw hanya berharap orang-orang seperti itu sadar. Oh ya, ini termasuk kalian yang "menjual" gelandangan, pengungsi dan korban bencana dengan kedok pengumpulan dana dan LSM. Please don't give NGOs a bad name.

Tuesday, June 24, 2008

Teaser for my upcoming book

Beberapa waktu lalu gw pernah mengatakan bahwa gw sedang menulis buku. Untuk memotivasi diri gw sendiri supaya bukunya cepat selesai (dan kalian supaya mau beli, hehe). Mulai hari ini sampai beberapa waktu ke depan gw akan memberikan snippet dari isi bukunya. Ini yang pertama:
Terlalu banyak pilihan di Java
NetBeans atau Eclipse? JBoss, Glassfish atau Geronimo? JSF, Wicket, Struts, RIFE atau bla-bla-bla? Phyew, banyak sekali. Tenang saja, dengan banyaknya pilihan, proses kreatif Anda tidak terbatas. Buku ini ditulis untuk membantu Anda memutuskan teknologi yang tepat. Proses memilih di Java sedikit lebih baik ketimbang memilih wakil di parlemen yang tidak Anda kenal.

Sunday, June 22, 2008

Mengarang itu mudah, tapi menulis tidak

Pernah dengar buku berjudul "Mengarang Itu Gampang" karya Arswendo Atmowiloto? Gw setuju, mengarang memang gampang. Dari bangun tidur sampai tidur lagi kita sudah terbiasa mengarang.

Telat masuk kantor, mengarang ketika ditanya alasannya. Ditelpon teman tapi malas ngobrol, mengarang lagi. Ketemu klien, masih mengarang. Nonton film bersama pacar tapi duit lagi cekak, mengarang lagi. Jika mengarang begitu gampang, begitu alamiah, mengapa sulit sekali mengungkapkannya dalam tulisan?

Saat ini gw sedang menulis buku. Belum tau mau dijuduli apa, belum tau kapan selesai. Bagaimana mau selesai, wong hanya menulis sehari dalam seminggu, dan seharian itu baru jadi dua halaman!

Benar kata orang. Menulis buku technical itu sulit, lebih sulit lagi kalau target audience-nya pemula, karena harus hati-hati dalam menyampaikan konsep.

Saturday, June 21, 2008

Standar Hidup dan Cewek Bensin

Biasanya setiap Jumat begitu pulang kantor gw langsung ke Bekasi. Semenjak ikut fitness, gw suka pulang Sabtu siang (seharusnya pagi, tapi gw telat bangun) karena Jumatnya workout. So it's either go home or workout in Friday. Nah, kemarin gw pulang ke Bekasi setelah workout (dan beres-beres kamar kos), jadinya gw pulang malam.

To my surprise, susah banget mendapat bisnya. Sempat berpikir untuk naik taksi (there were plenty of them at that time), tapi sayang juga seratus ribu untuk pulang doang. Akhirnya gw sampai ke rumah dengan waktu molor dari perkiraan, dan dengan pindah-pindah angkutan umum. Salah satu yang gw naiki adalah bis Transitas (not that Trans the busway). Kalian yang berbau-bau Depok-Bekasi pasti akrab dengan bis ini :-)

Dulu waktu kuliah (dan awal-awal kerja, sebelum kos) gw sering naik bis seperti ini, tapi sekarang gw syok banget. Bisnya penuh, kebanyakan berdiri berdesak-desakan, bau pula (ada bau kotoran, WTF?), pokoknya menderita banget deh. Gw sedih, kok standar hidup kita bisa serendah ini ya? Kok kita mau ya (menerima) standar hidup seperti ini?

Kemudian gw ingat soal obrolan mengenai cewek bensin, cewek yang (hanya) pacaran dengan cowok yang punya (dan bawa) kendaraan (motor, mobil, bajaj juga?). Dulu gw berpikir, “Murahan banget tuh cewek.” Tapi setelah pengalaman kemarin, gw jadi berpikir, “Kalo gw jadi cewek, gw juga akan nyari cowok yang punya mobil.” Hehe..

No wonder gw jomblo, soalnya gw ga punya mobil, hehe (dad's car doesn't count). Ini dilema juga. Gw ga mau beli karena “sayang duit”. For various reasons, gw memilih kos ketimbang jalan dari rumah (even if I'm driving my own car) sehingga utilisasi kendaraan yang gw beli akan rendah. Hanya dua jenis orang yang membeli barang mahal namun jarang digunakan: either he's very rich or very stupid. I'm not very rich and I don't want to be stupid.

So, no car, no woman? Sounds fair to me. Lagipula, gw ga harus beli kambing untuk makan sate kambing kan? :-)

Untuk cewek: Gw ga menyarankan kalian jadi "cewek bensin". Hanya saja, kalian harus mencari cowok dengan "standar yang lebih tinggi". Kamu ga bisa hidup hanya dengan cinta. Love is something and money is not everything, but without money, you can't buy anything and might make your love nothing.

Thursday, June 19, 2008

Firefox 3

Quoted from an article in detikcom: “Sampai sejauh ini, Mozila Firefox masih terus menguntit Internet Explorer sebagai browser paling favorit.” (translation: So far, Mozila Firefox is still catching up with Internet Explorer as the most favorite browser.)

Yeah right. IE comes preinstalled in every Windows, which is installed in more than 90% PC (I consider Mac a PC). You don't favor IE, you take it for granted.

Anyway, just downloaded and installed a copy of FF3 yesterday. It rocks! I had used the Beta version for a while yet still surprised to the cool features it has. Oh, and it's Leopard-friendly too.

Can't wait to see the 64-bit version for Mac.

Wednesday, June 18, 2008

Telur Ayam, Kos dan Fitness

Ada apa dengan telur ayam, kos dan fitness? Bagi gw mereka berhubungan. Baru-baru ini gw ikut fitness, otomatis nafsu makan bertambah. Sayangnya gw kos, sehingga ga ada makanan gratis dan bergizi dari mama tercinta, padahal jatah makan gw seperti kuli. Karena workout, jatah makan gw seperti kuli yang workout, dobel.

Untuk mencegah kanker*, gw berinisiatif untuk makan telur ayam. Karena gw ga bisa bertelur dan ibu kos ga mengijinkan gw bertelur ayam, eh, memelihara ayam petelur, maka gw membawa selusin telur ayam dari rumah (mumpung diantar ke kos pakai mobil).

Rencananya, telur-telur itu akan gw rebus di kos, menggunakan kompor bersama yang merupakan fasilitas kos. FYI, kos-kosan gw terdiri dari empat tower (halah, kayak apartemen aja), dimana masing-masing dapat jatah satu kompor. Sialnya, gasnya habis, dan anak-anak kos hanya mau patungan refill di akhir bulan. Jadilah telur-telur itu menganggur di kamar. Itu sejak seminggu yang lalu.

Kuatir telur-telur itu menetas karena suhu kamar yang panas, gw berpikir untuk ke kos teman gw yang berbeda tower. Ide gw, gw akan masak di tower dia pura-puranya in behalf of her. Sebenarnya gw ga begitu kenal dia, hanya kebetulan teman satu kantor tapi lain divisi. Demi misi sosial mencegah lahirnya ayam-ayam yatim piatu, gw akhirnya ke kos dia.

Better than my plan, dia meminjami gw kompor listrik. Akhirnya gw rebus deh beberapa telur di kamar kos, sambil memikirkan alasan kalau-kalau listrik satu kos mati karena gw. Untungnya hal itu ga terjadi.

Trims ya Anggi, besok pinjam lagi ya kompornya!

*Kanker n. [kan.ker] Dalam pengertian sebenarnya: makanan di luar bisa jadi menggunakan minyak jelantah campur oli (sedang hangat dikupas di media massa), ini sangat membahayakan kesehatan. Dalam pengertian konotatif juga: Kantong Kering alias cekak.

Tuesday, June 17, 2008

L-Men

If you've been following my posts, you know that I recently joined a gym near my office. It's been two weeks since my enrollment, and I'm happy to say I've seen some improvements in my biceps :-)

To boost my progress, yesterday I bought a huge pack of L-Men Gain Mass. Not that I'm too skinny, but another 5-10kg won't hurt, will it? I need bigger muscle to build.

Anybody willing to share their experience with L-Men? I will update my blog bi-weekly regarding my progress, don't worry ;-)

Monday, June 16, 2008

Pameran Komputer: SPG, t-cash, MORE

Sabtu kemarin gw datang ke pameran komputer di Jakarta Convention Center. Seperti tren belakangan ini, pamerannya bersebelahan dengan pameran ponsel (Indonesia Cellular Show).

Meskipun gw seorang geek, sebenarnya gw malas datang ke pameran komputer. Judulnya sih "pameran" (expo/exhibition), tapi mayoritas diisi dengan jualan, padahal masuknya bayar. Makanya gw hanya datang kalau mau beli sesuatu :D

Anyway, gw kesana karena diajak seorang kolega di kantor lama, yah hitung-hitung nostalgia. Sayangnya yang datang hanya seorang. Weks, jadi gw keluar lima ribu (excluding transportation costs) hanya untuk melihat SPG? I usually get more for free ;-)

Untungnya gw melihat beberapa barang bagus (bukan SPG-nya, meski mereka juga bagus). Salah satunya, gw berkesempatan melihat t-cash, produk mobile payment dari Telkomsel.

Seperti biasa, SPG-nya ga mengerti apa-apa soal produknya, so I ended up asking to their superordinate. Esensinya, t-cash memungkinkan kita mendepositkan uang di Telkomsel, lalu menggunakan ponsel (dengan kartu Telkomsel) untuk melakukan pembayaran di merchant rekanan mereka. Saat ini partnernya baru Indomaret (dan beberapa entitas lain yang ga signifikan).

Teknologinya pure SMS, nothing rocket science. Sayangnya, menurut gw, t-cash memiliki paling ga dua cacat:
  • You have to reveal your cellphone number to the cashier. Lots of people don't want to share their number to strangers.
  • The transaction flow involves user typing some cryptic numbers given by the cashier, send it using SMS/USSD, waiting for the response AND showing the reponse back to the cashier. It's quite a long duration (and have lots of people waiting behind you). What if the SMS is pending?
Asumsi gw dibangun berdasarkan informasi yang diberikan waktu itu. Oh ya, deposit yang gw maksud berbeda dengan pulsa lho.

Selain itu gw juga melihat MORE (Mobile Rewards Exchange), sebuah produk dari inTouch. Esensinya, MORE adalah sebuah sistem poin dan program yang di-install di ponsel (cool application, Symbian-based). Poin yang terkumpul dapat ditukar dengan produk dan layanan dari berbagai perusahaan yang tergabung dalam MORE Alliance.

Poinnya didapat dari transaksi dengan rekanan MORE, misalnya Nokia Indonesia (you get points when you buy cellphone). Konsepnya mirip dengan sebuah produk yang dulu pernah gw lihat (di Indonesia juga), tapi tidak menggunakan SMS. Entah bagaimana kabar produk itu sekarang.

Gw juga melihat SMS Sempro, sebuah aplikasi SMS Center. Sangat menarik jika dilihat dari harga, sayang Windows-based. Hmm... peluang bisnis nih untuk membuat aplikasi yang versi Web dan berjalan ga hanya di Windows :-) Oh ya, related to bulk SMS, gw sempat bertanya di booth XL soal Corporate Solutions mereka. Sekali lagi SPG-nya ga mengerti apa-apa. Payahnya lagi, manajer marketingnya juga bingung ketika gw tanya detil produknya (I didn't go technical).

Disitu juga ada pembagian brosur "Professional JAVA Programming" dari sebuah lembaga pelatihan. Sangat menarik. Ada juga carihp.com, sebuah website baru untuk panduan membeli ponsel. Website-nya lumayan cantik, namun lebih baik lagi kalau Ajax-enabled dan ditambah beberapa enhancements. Gw juga melihat brosur sebuah website a'la PayPal, yang sayangnya ga sempat gw lihat produknya (couldn't find the booth).

Gw ga lama berada di pameran, sehingga ga banyak yang bisa dikomentari. Yang membuat gw penasaran, kenapa ada Satria Baja Hitam di pameran?

Friday, June 13, 2008

Bos Pengemis

Barusan gw baca sebuah artikel berjudul "Bos Pengemis Tinggal Nikmati Hidup". Gw senang sekaligus sedih. Senang karena... well, siapa sih yang ga bahagia melihat orang lain sukses?

Tapi gw juga sedih, hal ini menjadi pengakuan bahwa "pengemis adalah profesi." Banggakah Anda jika orang lain berinteraksi dengan Anda hanya karena kasihan?

"Yang penting halal," ujarnya mantap.
Yeah right. People give you money because they think you need it (to sustain your life). Ini namanya memanfaatkan belas kasihan orang.

Kalau kata orang, "Di kota, kalau gengsi ga makan." Tapi menurut gw, gengsi (baca: harga diri) tetap diperlukan. Gengsi, bila diarahkan dengan baik, bisa menjadi pemacu untuk mencapai kesuksesan. Gengsi dong jalan kaki, sehingga Anda membanting tulang untuk membeli motor. Gengsi dong naik motor, sehingga Anda berusaha lebih keras lagi agar punya mobil.

Kembali ke soal mengemis. You can give them a job (sehingga mereka tidak mengemis lagi), tapi yang tak kalah penting adalah menanamkan paham bahwa mengemis itu "tidak baik". Perubahan harusnya dari dalam ke luar.

Tuesday, June 10, 2008

Membahasaindonesiakan istilah

Seseorang, mungkin Anda, dari alamat IP xxx.xxx.xxx.xxx, telah mendaftarkan akun "xxx" dengan alamat surat-e ini di xxx.

Untuk mengkonfirmasikan bahwa akun ini benar dimiliki oleh Anda sekaligus mengaktifkan fitur surat-e di xxx, ikuti pranala berikut pada penjelajah web Anda:

Barusan adalah kutipan e-mail konfirmasi dari suatu website. Gw cinta Bahasa Indonesia (mama gw wartawan dan gw hobi menulis, butuh penjelasan?), tapi please deh, rasanya ga nyaman suatu content diterjemahkan mentah-mentah seperti itu.

Pendekatan yang lebih baik adalah paraphrasing, menulis ulang dengan kalimat yang berbeda namun intinya sama. Kalau itu sulit dilakukan, kenapa ga ditulis as is? Maksud gw, semua orang tau "download" kan (ketimbang "unduh")?

Monday, June 09, 2008

Sandra Dewi Official Blog

Barusan gw liat iklan seleb.tv di KOMPAS, disitu tercantum "Sandra Dewi Official Blog". IMO, Sandra Dewi bagaikan "barang baru" di dunia selebritis Indonesia yang penuh muka bule dan timur tengah (aneh ya, padahal kita orang Asia dan mayoritas Melayu, mengapa "memuja" wajah non-native?).

Penasaran, gw buka websitenya. Arrgh, merah jambu! Anyway, no comment on this. Color selection is highly subjective. Gw baca sekilas beberapa entry, looks like most of them were written by someone by the name -Admin SD-, apparently the one administering the blog.

Sayang sekali, tadinya gw pikir the blog is pure hers. It can be good to promote blogging. But then again, she's an actress, might not have time to do this. If I were her, I would buy a Blackberry so I can blog-by-email during shooting break.

Saturday, June 07, 2008

Mac. Just works. Damn expensive.

A Mac is designed to let you spend more time doing what you love and less time trying to get it to work -- http://www.apple.com/mac.

Gw setuju dengan itu, tapi.. let me give you an illustration. Punya Mac itu seperti punya cewek yang cantik dan seksi. Bikin bangga, bikin tambah semangat, enak dilihat dan dipegang ;-) Tapi..
  • Takut direbut/dicolong orang
  • Ga tega melihatnya "diperlakukan semena-mena"
  • Butuh perawatan ekstra (kadang berlebihan)
  • Aksesorisnya mahal
Tadi siang gw ke Mangga Dua memasang screen protector untuk MacBook gw. Alamak harganya Rp.200ribu (non-Mac dibawah 150). Trus gw beli "pelapis" untuk keyboard (supaya ga 'nyeplak'), harganya segitu juga. Untung gw masih bisa pakai mouse USB lima belas ribuan instead of that Mighty Mouse.

Thursday, June 05, 2008

Hati-hati cetak brosur di Rawamangun

Jika Anda hendak mencetak brosur, hati-hati dengan SUBUR JAYA (not that famous Subur) yang berlokasi di Rawamangun. Beberapa waktu lalu gw mencetak brosur untuk kepentingan komunitas. Awalnya mereka meminta Rp. 2.000/lembar, namun besoknya (mereka ga bisa buka .PDF sehingga gw datang lagi dengan .JPG) naik jadi Rp. 3.000/lembar, alasannya BBM naik. WTF? BBM baru naik hari itu dan harganya langsung naik? Karena waktunya mendesak, terpaksa gw ambil juga. Mereka mensyaratkan pencetakan minimal 1 rim.

Setelah brosurnya jadi, ada beberapa puluh lembar yang kualitasnya jelek. Mau gimana lagi, we never signed any SLA (Service Level Agreement)—like they have any.

Yang menarik, ketika gw datang terlalu awal untuk menjemput brosur, PIC-nya (Person In Charge) belum datang. Dari hasil ngobrol-ngobrol dengan seseorang disitu, ternyata sang PIC sedang mencetak brosur gw di Pramuka. Damn, lain kali gw harus cek ke situ.

Note: Kalau Anda berkepentingan dengan SUBUR JAYA dan keberatan dengan entry ini, let’s talk.

Wednesday, June 04, 2008

Fitness

“Masa sih lo ga pernah fitness?” pertanyaan itu yang biasanya diucapkan orang ketika berdiskusi dengan gw soal kebugaran tubuh. Gw memang belum pernah fitness (orang-orang salah kaprah, seharusnya disebut “workout”), tapi kadang-kadang gw berenang (not good at it, ask my friend). Terakhir satu bulan yang lalu, setelah “absen” bertahun-tahun :-D

Gw beruntung dikaruniai tubuh yang “mudah diatur” when it goes to maintaining weight. Tapi itu ga berarti gw ga butuh olahraga lho. Karena itu, Kamis kemarin gw bergabung di sebuah tempat fitness di daerah Kemang.

Satu juta untuk 3 bulan. Lumayan mahal untuk ukuran gw, tapi tetap lebih murah ketimbang Fitness First atau Celebrity Fitness. Yang menarik, tempatnya diantara kantor dan kos gw, sehingga (idealnya) gw bisa mampir pagi dan malam. Jarak kantor-kos gw hanya 10 menit berjalan kaki :-)

Anyway, Senin malam kemarin adalah hari pertama gw workout. Tempatnya nyaman, peralatannya lengkap (alatnya banyak, gw berasumsi itu artinya lengkap, hehe) dan yang terpenting, ga crowded.

Since it’s my first day ever (I was completely blank), gw sangat butuh bantuan instruktur. Sayangnya instrukturnya agak ogah-ogahan. Untung ga lama kemudian temen kos gw datang sehingga bisa gw tanya-tanyain, hehe... Hari itu gw latihan otot dada dan lengan, sampai sekarang masih pegel :-(

Selesai latihan gw mandi sauna. Weks, PANAS!!! (gw memang kampungan) Selanjutnya gw mandi, lalu makan. Makan… ehm… nasi dua porsi, ikan+ayam+tahu goreng, telur mata sapi dan es the manis. Kenyang!

Tuesday, June 03, 2008

Bye-bye Matrix

Disclaimer: Entry ini ga bertujuan untuk mendiskreditkan produk/perusahaan tertentu. Sudah pengetahuan umum hal ini dialami oleh banyak orang. If you work for the mentioned product/company and disagree with my opinion, I would say, “Do something with the f*ck*ng issue first, then let’s have a talk.”

Beberapa bulan ini gw kecewa dengan quality of service Matrix dan “ketimpangan ekonomi” yang dialaminya.

Pengguna pra-bayar sering dimanjakan dengan berbagai macam diskon dan bonus, sedangkan pasca-bayar tarifnya segitu-segitu aja (mahal). Insentif tarif pada pra-bayar membuat penggunaan meningkat sehingga sering terjadi network traffic overload. Pasca-bayar tentu ikut kena getahnya.

Privilege apa yang gw terima sebagai pengguna pasca-bayar? Kualitas yang lebih baik? Dude, we’re in the same network, you go down, so do I! Prioritas dalam pelayanan? Hell no, untuk setting GPRS aja gw lebih cepat googling ketimbang menghubungi 111 atau 222. Damn it, I’ve been loyal for 5 years straight and what do I get? Total disappointment.

The only thing that kept me from abandoning Matrix is I was under contract with Indosat, yang membuat gw dapat “jatah pulsa” yang jumlahnya lumayan.

Bulan ini kontrak gw sebagai konsultan freelance sudah selesai. Bye bye Matrix, I’m leaving you for good. Gw masih pakai Matrix untuk tujuan dihubungi (dan membalas sms), tapi sekarang gw mulai mencari nomor lain.

Monday, June 02, 2008

Tentang Berterima Kasih

Teman gw pernah bertanya, kenapa ucapan terima kasih (kepada sponsor) dalam setiap announcement gw cenderung melebih-lebihkan. Gw suruh dia baca ulang pelan-pelan, akhirnya dia mengakui bahwa “secara literal ga ada yang salah”, namun dia tetap menganggap gw seperti mempromosikan mereka (pihak yang gw beri ucapan terima kasih).

Gw jelaskan bahwa gw ga ada hubungan dengan mereka (not paid by, not associated with), semua itu murni “wujud terima kasih”. Apa yang salah dengan memberi kredit yang baik?

Acknowledgement adalah harta yang ga akan habis. Just because you “give” someone n amount of credits, doesn’t mean you will “loose” that n amount of credits. Sebaliknya, dengan memberikan acknowledgement yang baik, kita menunjukkan kesungguhan kita dalam menghargai kontribusinya.

“Ya, tapi dia untung dong dapat promosi gratis,” kata teman gw. Gw bilang, “What’s wrong with doing a favor for people? Selama dia layak mendapatkannya, dia layak mendapatkannya.”

Tentu aja, kurang bijaksana juga kalau terlalu “menghamburkan” ucapan terima kasih. Anda tetap ingin setiap ucapan Anda bernilai kan?

Looking for my geek side?